6✈️ Mengambil Keputusan

56 38 270
                                    


Sambil memainkan jemari, Mody duduk di atas kasur mengarahkan pandangan ke jendela. Air jatuh berkali-kali dari langit, bunyi air yang membasahi jendela kamarnya membuat Mody merenung. Hatinya masih merasa gelisah dan tak karuan, kakinya masih ragu untuk melangkah kemana. Tak lama, terdengar suara ketukan, Mody menoleh ke arah pintu.

"Kenapa, Pa?" tanya Mody dengan nada ringan.

"Papa boleh masuk, nggak?"

"Boleh, Pa."

Melihat papanya tersenyum, Mody pun ikut membalas senyuman papanya dengan tipis.
"Papa dengar dari mama. Katanya Mody ambil cuti kerja dan mau liburan ke rumah Tante Monic, ya?" tanya Arya sambil merangkul bahu anak sulungnya.

"Iya, Pa. Tapi, kayaknya mama gak beri izin, deh." Mody menunduk sambil memainkan kedua kuku jempolnya.

Arya tersenyum melihat Mody tampak murung. "Siapa bilang gak boleh?"

Mody menegakkan kepalanya dan melihat serius wajah Arya.

"Iya, papa udah bicara kan ini sama mama. Kamu, papa beri izin pergi. Tapi, ingat! Setelah kamu pulang ke sini, kamu harus ceria lagi seperti Mody yang papa kenal."

Senyum ceria Mody pun terbit dibibirnya. "Iya, Pa. Mody janji," jawab Mody dengan semangat.

"Iya, papa tahu kamu butuh liburan dan papa yakin sebelum kamu mengambil keputusan ini, pasti kamu udah memikirkannya dengan sangat matang." Arya tertawa tipis.

"Makasih ya, Pa. Papa paling ngerti keadaan Mody." Mody memeluk papanya dengan erat.

"Eh, tapi ..., Hary gimana? Dia udah ngasih izin?"

Senyum itu memudar, Mody terdiam dan melepaskan pelukannya. Benaknya mengarah pada Hary. "Iya, nanti Mody mau ketemu sama Hary bicarakan tentang ini."

"Iya, harus dong. Dia kan calon suami kamu. Iya, udah. Papa ke kamar dulu ya. Kasian mama kamu, kelihatannya dia sedih karena kamu mau pergi ninggalin dia." Arya tersenyum lebar.

Mody tertawa, lalu mengangguk.
Melihat papanya sudah keluar dari kamar yang bercat warna merah muda itu, Mody bergegas mengambil ponsel dan menelepon Hary untuk mengajak kekasihnya itu untuk berjumpa.

***

Apabila wisata pantai lainnya memberikan keindahan berupa pemandangan birunya air lautan, namun untuk Palm Spring Nongsa berbeda. Tempat yang berlokasikan di Kabupaten Nongsa, Singapura ini menyuguhkan panorama yang berkombinasi antara lautan dengan view city dari Singapura.

Lokasinya yang paling dekat dengan pusat kota Singapura membuat Palm Spring Nongsa menjadi destinasi yang selalu ramai oleh pengunjung. Mody memilih tempat ini untuk bertemu dengan Hary. Sambil memandang indahnya langit yang berwarna biru, Mody menunggu Hary.

Lima belas menit kemudian, mata Mody mengarah ke samping kanannya. Seorang pria tinggi dengan memakai kemeja warna biru muda berlengan panjang berjalan ke arahnya. Mody tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.

Hary berlari menghampiri Mody. Mereka saling menatap, lalu Hary menggenggam tangan gadis itu sambil berjalan mengelilingi pantai. Udara yang begitu segar, angin yang bertiup pelan membuat Hary merasa bahagia berada di sana.

Tak lama mereka berjalan, Mody menghentikan langkahnya dan sorotnya mengarah pada air pantai yang jernih. Perlahan, mata Mody menatap Hary sembari menghela napas pelan. "Hary," panggilnya.
Hary menaikkan alis sembari tersenyum menatap gadis itu.

"Kamu kenapa pura-pura gak tahu tentang masalah aku?" tanya Mody ragu-ragu.

"Karena kamu gak mau cerita. Dan yang bisa aku lakukan hanya menghibur dan memahami kamu. Aku tahu kamu bukan tipe orang yang mau berbagi masalah ke orang lain." Hary tersenyum tipis.

12 Pertanyaan BeeBae #EPIPHANY 2 [SUDAH TERBIT✈️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang