Wonwoo membuka matanya perlahan. Dia merenggangkan tubuhnya lalu duduk. Matanya mengedar melihat sekeliling. Dan ia sadar kalau ia berada di kamarnya. Padahal seingatnya ia berada di ruang tengah selagi menunggu majikannya pulang.
"Apa aku melindur? Atau Tuan Mingyu yang membawaku ke sini?" Gumam Wonwoo.
Kemudian Wonwoo melihat ke luar—ke arah balkon. Belakangan ini Wonwoo tidak pernah melihat burung-burung bertengger di sana. Entah ke mana perginya hewan berbulu yang bisa terbang itu.
"Ah... Aku ingin melihat burung.."
"Wonwoo?" Terdengar suara Mingyu dari luar sana diiringi suara ketukan pintu. "Kau sudah bangun?"
"Ya, Tuan!" Wonwoo meloncat dari ranjangnya dan bergegas membuka pintu.
Di sana Wonwoo melihat Mingyu yang sudah rapi dengan setelan jasnya.
"Oh, aku kira kau sudah berubah ke wujud kucingmu. Sarapanlah, aku sudah membuatkan nasi goreng kimchi untukmu. Ah, atau kau ingin makan makanan kucing?"
Wonwoo menggeleng pelan. "Terima kasih, Tuan. Aku akan memakan masakanmu saja."
"Bagus. Kalau begitu aku berangkat dulu." Mingyu mengusap pucuk kepala Wonwoo.
"Eh? Kau tidak ikut sarapan bersamaku?"
"Aku membawanya ke kantor." Mingyu menunjukkan sebuah tas kecil berisi wadah masakannya di tangan. "Aku ada rapat pagi, jadi aku harus berangkat sekarang. Ah, mungkin aku juga akan pulang tengah malam nanti, jadi jangan tunggu aku dan tidurlah lebih dulu. Jangan tidur di sofa."
"Ah.." Wonwoo mengangguk-angguk. "Kalau begitu, hati-hati di jalan, Tuan."
Wonwoo maju selangkah mendekati Mingyu, hendak memberikan ciumannya. Tapi Mingyu lebih dulu berbalik dan pergi ke arah tangga. Dan itu membuat Wonwoo terdiam.
"Apa.. Tuan Mingyu baru saja menghindariku?"
Wonwoo mulai menggigiti jemarinya. Raut wajahnya berubah khawatir sekaligus ketakutan.
"Apa aku membuat kesalahan? Tuan Mingyu tidak akan membuangku, 'kan?"
***
Setibanya di kantor, di tempat parkir basement lebih tepatnya, Mingyu tak kunjung keluar dari mobilnya. Dia menyandarkan kepalanya pada setir, sesekali menjedotkan kepalanya di sana.
"Apa ini? Kenapa perasaanku seperti ini? Kenapa aku malah berbalik dan tidak membiarkan dia menciumku?"
"Kenapa aku harus berbohong padanya?"
"Kenapa aku menghindarinya?"
"Akh... Sialan."
"Apa yang harus kulakukan?"
Sementara itu di sisi lain, Wonwoo baru saja selesai mencuci piring bekas sarapannya. Dia pergi ke ruang tengah dan menyalakan televisi. Kemudian ia duduk di sofa. Tetapi, bukannya menonton televisi, Wonwoo malah melamun di tempatnya.
Wonwoo masih memikirkan sikap Mingyu padanya beberapa saat lalu. Dipikirkan berkali-kali pun Wonwoo masih belum mengetahui di mata letak kesalahannya.
"Apa? Kenapa? Bagaimana?"
Wonwoo mengangkat kedua kakinya ke atas sofa lalu memeluknya. Dia menenggelamkan kepalanya di antara lututnya.
"Oh!" Wonwoo kembali mengangkat kepalanya.
"Apa ini karena wujud manusiaku?"
"Atau Tuan Mingyu tidak ingin aku menciumnya lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Master, I Love You [✓]
Fanfiction🔞[MEANIE]🔞 Soonyoung memiliki dua hybrid kucing di rumahnya, namanya Wonwoo dan Jihoon. Dia berniat memberikan salah satu hybridnya karena kedua hybrid spesial itu selalu bertengkar jika ada kesempatan. Lalu bagaimana keseharian Wonwoo yang memper...