Wonwoo berhenti di tengah jalan. Rasanya dia sudah berjalan cukup jauh. Dia menoleh ke belakang dan kembali meneteskan air matanya saat ia tidak melihat sosok Mingyu yang mengejarnya.
Wonwoo kembali melangkah tanpa tujuan sembari memeluk dirinya sendiri, merasa sedikit menyesal karena ia pergi tanpa memakai jaket di awal musim gugur ini. Hingga kemudian ia menabrak seseorang karena sedari tadi pandangannya tertuju pada trotoar. Dia membungkukkan tubuhnya meminta maaf lalu menatap orang yang ia tabrak.
"Oh?" Wonwoo mengenali wajah pria itu. "Apa kau.. Dokter Choi?"
Choi Seungcheol, dahi pria itu berkerut namun tetap tersenyum. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Wonwoo mengangguk. "Aku bertemu denganmu di rumah sakit beberapa hari lalu."
"Umm... Aku bertemu banyak orang di rumah sakit."
"Ah! Aku datang bersama Mingyu."
"Mingyu?" Seungcheol terdiam sejenak untuk mengingat. "Ah! Ah~ Jadi kau Wonwoo?"
Wonwoo mengangguk.
'Oh, jadi seperti ini rupa Wonwoo?' Seungcheol memindai tubuh Wonwoo. 'Yah.. sekarang aku mengerti kenapa Kim Mingyu tidak ingin memperlihatkannya padaku. Bagaimana bisa dia terlihat seksi dan menggemaskan di saat yang bersamaan? Wah... Pasti Kim Mingyu sering memakai tubuh ramping ini.'
"Kenapa kau di sini? Kau sendirian? Di mana tuanmu?" Tanya Seungcheol.
"Ah.. itu.." Wonwoo menundukkan kepalanya sembari menggulung kesepuluh jemarinya. "Mingyu membuangku."
"Huh? Dia membuangmu? Ada apa?"
Wonwoo menjebikkan bibirnya, air matanya kembali menetes. "M-Mingyu punya hybrid lain.. hiks.. dia sudah tidak membutuhkanku.."
"Hey, kenapa kau menangis?" Seungcheol mengusap rambut Wonwoo. "Ah, sekarang kita masuk ke mobilku lebih dulu. Di sini dingin.. kau juga tidak memakai pakaian yang hangat. Ayo." Seungcheol merangkul bahu Wonwoo dan membawanya masuk ke mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Dia kembali ke kafe yang ia kunjungi tadi dan membeli minuman hangat untuk Wonwoo.
Setelah bermenit-menit keheningan di dalam mobil Seungcheol, Wonwoo pun selesai menghabiskan minumannya dan memberikan gelas bekasnya pada Seungcheol, membuat Seungcheol tersenyum gemas.
"Nah, sekarang ayo pulang. Aku akan mengantarmu. Kau tahu di mana rumahmu, 'kan?" Seungcheol menyalakan mesin mobilnya.
Wonwoo menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau pulang ke rumah Mingyu. Itu... Itu bukan rumahku lagi sekarang."
"Lalu? Kau ingin aku membawamu ke mana?"
Wonwoo berpikir keras. Dia tahu alamat rumah Soonyoung, tapi dia tidak mungkin pergi ke sana. Apalagi ke tempat penangkaran yang dulu merawatnya yang mungkin saja sudah melupakannya sekarang. Wonwoo menatap Seungcheol ragu-ragu.
"Apa di rumahmu ada hybrid?"
***
"Nah, selamat datang di rumahku." Kata Seungcheol sesaat setelah ia membuka pintu apartemennya.
Wonwoo melangkah masuk dengan perlahan dan ragu-ragu. Matanya memindai sekeliling dan hidungnya mengendus bau yang ada. "Rumah Mingyu lebih besar."
Seungcheol tertohok. "M-maaf karena rumahku tidak bisa lebih besar daripada rumah Mingyu."
"Aku tidak menghina rumahmu."
"Yah.. hanya saja harga diriku tetap terluka. Duduk di sana, aku akan menyiapkan kamar untukmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/275163793-288-k374507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Master, I Love You [✓]
Fanfiction🔞[MEANIE]🔞 Soonyoung memiliki dua hybrid kucing di rumahnya, namanya Wonwoo dan Jihoon. Dia berniat memberikan salah satu hybridnya karena kedua hybrid spesial itu selalu bertengkar jika ada kesempatan. Lalu bagaimana keseharian Wonwoo yang memper...