16. (Not) Officialy Become His

9.2K 787 68
                                    

Mingyu membuka matanya perlahan. Dia hendak meregangkan tubuhnya tapi ia merasakan sebuah beban menimpa lengan kanannya. Dia pun menoleh dan melihat Wonwoo yang masih tertidur pulas sembari memeluknya.

Dengan hati-hati, Mingyu menyingkirkan tangan Wonwoo dari perutnya lalu mengangkat kepala Wonwoo agar ia bisa menarik tangannya. Dia duduk di pinggir ranjang dan mengambil ponselnya. Dia melihat ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, dia juga melihat beberapa pesan dan beberapa panggilan tak terjawab dari Soonyoung.

Mingyu memilih untuk mengabaikan itu untuk sekarang dan pergi membersihkan tubuhnya. Tapi kemudian ia berdecak pelan sembari menggelengkan kepalanya saat melihat bekas kondom yang berserakan di lantai kamarnya. Mingyu memungut semua itu lalu membuangnya ke tempat sampah sebelum benar-benar pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan memakai pakaian santainya, Mingyu melihat Wonwoo masih saja tertidur. Maka Mingyu pun duduk di pinggir ranjang dan mengguncangkan tubuh Wonwoo pelan.

"Wonwoo, bangun. Ayo kita sara—.. makan siang."

Wonwoo merespon dengan gerungan pelan, persis seperti kucing yang diganggu tidurnya.

"Wonwoo." Mingyu sedikit meninggikan suaranya dan mencubit pipi Wonwoo.

Hingga akhirnya Wonwoo terbangun. Dia mengerjapkan matanya pelan lalu merenggangkan tubuhnya sebelum kemudian ia merasakan linu di sekujur tubuhnya.

"Ayo bangun, kucing." Mingyu menarik tangan Wonwoo hingga Wonwoo bangun duduk. "Cepat mandi dan turun ke bawah."

Wonwoo langsung menahan tangan Mingyu saat pria itu berdiri.

"Apa?" Tanya Mingyu.

"Cium."

"Kau masih heat?"

Wonwoo menyentuh kepalanya dan meraba telinga kucingnya lalu mengangguk sebagai jawaban. "Telinga kucingku masih ada.. berarti aku masih heat."

"Jadi telinga dan ekor kucingmu itu akan hilang kalau heat-mu sudah selesai?"

Wonwoo mengangguk. "Biasanya aku akan kembali ke wujud kucingku saat selesai."

"T-tapi kenapa kau tidak menyerangku seperti semalam?"

"Yah.. ada kalanya saat aku lebih tenang seperti sekarang ini."

"Kapan kau akan merasa bernafsu lagi?"

"Bukan aku yang menentukan itu, jadi aku juga tidak tahu."

Mingyu mengangguk-angguk lalu melangkah pergi. "Cepat bersihkan tubuhmu, kucing."

Mingyu pergi ke dapur dan mulai menyiapkan sarapan sekaligus makan siang mereka. Hingga beberapa menit kemudian Mingyu melihat Wonwoo menuruni tangga dan menghampirinya.

Wonwoo menyelinap ke antara lengan Mingyu yang sedang memindahkan nasi instan ke dalam mangkuk kecil untuk mereka berdua. Dia sedikit berjinjit dan mengecup bibir Mingyu.

"Oh? Kenapa kau menciumku?"

Wonwoo mengerucutkan bibirnya, telinga kucingnya menunduk. "T-tidak boleh?"

"B-bukan begitu, sih.." Mingyu menghindari tatapan Wonwoo.

Wonwoo tersenyum lebar dan semakin mengeratkan pelukannya pada Mingyu. "Jadi aku boleh terus menciummu?"

"Umm... Sewajarnya saja."

Maka Wonwoo pun mengerucutkan bibirnya dan memejamkan matanya. Tapi ia kembali membuka sebelah matanya karena Mingyu tak kunjung bertindak. "Cium~!"

Mingyu menghela napasnya lalu meraih sisi wajah Wonwoo. Dia sedikit memiringkan kepalanya ke kanan dan mempertemukan bibirnya dengan bibir Wonwoo. Wonwoo kembali memejamkan matanya, merasa bahagia ketika Mingyu memagut bibirnya lembut.

Master, I Love You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang