skandal.

6.5K 766 4
                                    

Sudah sebulan mereka menjadi ayahnya Keiju. Kata si Jungwon sih gapapa angkat dia jadi anak, asalkan engga ketauan sama muka publik.

Tapi seperti apa yang kakeknya author bilangㅡ bangke kalo disembunyiin bakal tetep tercium (gatau si perkatanya beneran ada ato kaga). Jadi ya begini, mereka ketauan memiliki anak angkat.

Sekarang ke enam pemuda itu sedang stress dan sibuk banget. Ya jelas lah, anak mereka nyalahin dirinya sendiri.

"Baba, aku bikinin sandwich. Dimakan ya." Keiju lalu tersenyum tipis. Ya, engga dibales lagi sama Heeseung.

Keiju keluar dari kantornya Heeseung dengan berat hati. Dia pengen menangis, tapi dia gamau di cap cengeng. Cukup dia jadi beban sekali, dia gamau bikin ayah-ayahnya tambah pusing lagi gara-gara dia.

Untung aja publik blom tau anak mereka itu siapa, kalo iya, habislah Keiju.

Dia lalu memasuki kamarnya dan akhirnya menangis juga. Dia menutupi dirinya pakai selimut agar mereka gabisa dengar tangisannya.

Keiju memarahi dirinya karena dia sadar kalau waktu itu dia bego. Mau-mau aje nyuruh orang culik dia tanpa tau dia siapa orangnya.

"Kangen mama." Ucapnya dengan lirih dibalik selimut.

Dia mulai mengantuk, "Aku mau peluk mama lagi." Gumamnya sekali lagi sebelum tertidur.








Merasa terganggu dengan rambutnya yang terus dimaini, Keiju berdecak sebal dan membuka matanya paksa.

Padahal kan dia mimpinya lagi indah banget:(

"Loh? Papa?" Mata Keiju yang tadinya seperti orang putus asa sekarang berubah jadi mengkilap. Yang dipanggil papa pun tersenyum dan memeluknya erat.

"H- hiks, papa..." Lirih Keiju sambil memeluk balik sang pahlawan hidupnya.

"Papa kenapa tinggalin Keiju sama mama? Hiks mama sama p- papa jahat." Gagap Keiju yang menangis kencang di dada papanya.

"I'm sorry, love. Kalo aja papa engga pentingin kerjanya papa daripada kamu sama mama, pasti papa masih bisa peluk Keiju setiap hari kayak gini." Ujar Papanya dengan tulus,

Keiju merasa seperti bayi lagi, ia merasa seperti pas dia berumur tiga tahun lagi, dimana semuanya sempurna. Papanya ada disana untuk bermain dengannya, Mamanya yang ada disana untuk memanjakannya. Ia kangen.

Kenapa sih harus dia yang selamat? Kenapa dia engga ikut orang tuanya saja?

Tok tok tok

Sayangnya, dia harus kebangun sekali lagi.

Ia bengong, perasaan dia udah bangun dari mimpinya. Tapi kok dia bangun lagi? Apa yang tadi dia alami juga mimpi? Ya, engga mungkin papanya balik.

"Juju? Juju gapapa? Kenapa pintunya dikunci?" Ujar seseorang.

Keiju mulai menangis lagi, ia bergegas membuka pintunya dan langsung loncat untuk memeluk orang tersebut.

"Hey, hey, Juju kenapa? Engga cape nangis terus?" Lirih Jungwon sambil menggendong Keiju ala koala. Ya, dia mendengar Keiju menangis daritadi. Tapi sayangnya pintunya terkunci dan sang anak tidak terbangun-bangun.

"Aku kangen mama sama papaku." Gumam Keiju diantara cegukannya.

Jungwon hanya tersenyum sabar, dia tau rasanya ditinggal oleh orang tuanya entah karena di sengaja atau emang takdir.

"Iya... Appa tau kok, tapi mau bagaimana lagi kan? We can't turn back time."

Keiju hanya mengangguk-angguk saja, "Appa engga marah sama aku?" Tanyanya. Jungwon yang mendengar itu langsung grecep menatap kedua maniknya Keiju sambil memasang muka masam.

"Siapa juga yang marah sama Juju? Kok Juju mikirnya sampe begitu?" Ujar Jungwon dengan sedikit marah. Karena cara bicaranya, Keiju langsung menggeleng ribut.

Ia keinget sang uncle yang dulu sering membentaknya di panti asuhan.

"Engga kok."

MOMMA ! jakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang