terungkap.

4.5K 648 74
                                    

Brakk..brakk!!

"Oi, Jake Sim. Ada yang ingin bertemu denganmu." Teriak salah satu polisi tersebut, mengetok keras sel penjaranya agar sang penghuni terbangun.

Mendengar suara ketukan yang sangat kencang yang diiringi dengan suara orang berteriak, Jake sontak terbangun dengan jantung yang berdebar cepat.

Setelah menyadari sekelilingnya, ia berdecak. Ternyata bocah itu lagi, bocah yang membuatnya terseret kembali kedalam penjara.

Dengan nyawa yang masih belum seratus persen terkumpul, Jake mendekati sang remaja dengan wajah yang kesal. Ingin rasanya ia mengumpat, tetapi ia tidak mau hukumannya diperpanjang hanya karena itu. Lagian, Keiju masih seorang bocah.

"Ngapain disini?" Tanya Jake, dengan nada yang gusar.

Keiju sedari tadi bengong setelah melihat diri Jake, entah memikirkan apa. Jake berdecak sekali lagi dan mengulurkan tangannya keluar dari selipan selnya, menyentil dahi milik Keiju.

Kedua polisi itu membeku, lalu menatap satu sama lain dengan raut wajah yang khawatir. "Dia disentil." Bisik yang satu, "Ya elu, engga hentiin!" Bisik lawan bicaranya. Mereka berdua pasrah. Dan jikalau ada bekas sentilannya, maka yasudah, pekerjaan mereka bisa berada didalam bahaya.

Yang dahinya disentil tersontak kembali ke dunia nyata, lalu menatap diri Jake dengan mata yang berbinar-binar.

"Jangan tatapin gua kayak gitu. Cepet bilang mau ngapain." Desis Jake. Sungguh, ia baru saja tertidur nyenyak, kenapa harus dibangunin coba? Kan bisa saja tentuin jam untuk besok, seperti pertemuan-pertemuan pada umumnya.

Keiju menelan ludahnya, lalu menoleh ke arah kedua polisi tersebut. "Boleh tinggalin kita berdua?" Tanyanya dengan raut wajah yang memohon. Mau tak mau, mereka harus turuti apa yang anak dari bos mereka inginkan.

Setelah mereka benar-benar pergi, Keiju langsung bergegas memasukan sesuatu kedalam lobang kunci selnya Jake. Aksinya membuat Jake terkejut dan heran, tetapi disamping semua reaksi kenegatifannya, ia menyengir bangga.

Kriiik...

Dengan pelan, Keiju membuka pintu sel dan langsung menarik lengan Jake. Mereka berlari menuju pintu exit secepatnya, mengangguri suara alarm yang menusuk indra pendengaran mereka.

Jake mendahului Keiju, dengan kedua tangan mereka masih memegang erat satu sama lain. Sepertinya Jake sudah kenal dimana jalan pintasan menuju exit, agar mereka keluar lebih cepat.

Keiju menatap diri Jake dengan kagum, seakan-akan ia terhipnotis dengan keindahan wajah lelaki itu. Merasa senang bahwa Mamanya mulai peduli dengannya... Lihat saja, cara Jake memegang tangan mungilnya sudah seperti mencekik seseorang saking eratnya.

Kedua anak adam itu menyadari bahwa mulai ada banyak hentakan kaki yang mengikuti mereka, Jake meraba-raba kantungnya sembari melari. Lalu setelah mendapatkan barangnya, ia mengoperinya kepada Keiju.

"Freshcare. Kalo mereka terlalu deket, olesin ke mata mereka." Perintah Jake yang langsung diangguki sama Keiju.

Tetapi kayaknya tidak usah, karena mereka sudah dekat dengan pintu exit. Duo Jake dan Keiju langsung mencoba membanting pintunya dengan segala cara, tetapi tidak berhasil sama sekali.

Jake mendesah kesal, tidak biasanya ia gagal mendobrak pintu exit tersebut.

Lalu ia menyadar bahwa ada sesuatu yang off dengan topi polisi yang tergantung didinding dari sisi kanannya. Jake mengambil dan terkekeh setelah merasakan bahwa topinya itu keras seperti kayu, dan bervolume.

"Kurang licik banget ngesembuyiinnya." Batin Jake.

Jake melihat dari segala sisi topi tersebut, ia yakin bahwa kuncinya berada didalam. "Ma, polisinya semakin deket." Lapor Keiju sembari menoel punggungnya.

Walaupun belum terbiasa dipanggil 'Mama'ㅡ ya bayangin saja, ia seorang lelaki masa dipanggil Mama? Tetapi Jake mengangguk lalu menyuruh Keiju untuk mendekat kedirinya.

Setelah semua teka-teki yang harus Jake selesaikan, akhirnya topi tersebut kebuka juga. Jake langsung memasuki kunci tersebut dan mendobrak pintu exitnya.

Senyuman tipis Jake langsung pudar sesudah melihat ke-6 wajah yang sangat familiar diotaknya.

"Ma!- Oh." Baru saja Keiju ingin memekik senang, tetapi sama seperti Jake reaksinya. Langsung pudar raut wajah cerianya.

Sunghoon menjalan mendekati Keiju, melewati Jake yang tengah menatapnya tidak suka. Lelaki jangkung itu meremas kuat bahu Keiju, membuat sang pemilik bahu meringis kesakitan.

Jake sungguh tidak menerima kelakuan Sunghoon kepada anaknya. Ia menarik lengan Sunghoon dan melemparnya ke tanah begitu saja.

"Gausah kasar sama bocah ini. Dia udah nyelamatin orang." Gerutu Jake.

Sang bermarga Park lalu terkekeh sinis, "Iya, tapi anak gua nyelamatin orang gila." Sahutnya sembari membangkitkan diri dari aspal yang kotor.

"Lu mending jauh-jauh dari masalah keluarga gua." Lanjut Sunghoon, tersenyum miring.

Ke-lima anak adam lainnya hanya terdiam menatap sepasang mantan kekasih sedang bertengkar. Sebab mereka sudah diberi tahu untuk tidak mengikut campur oleh sang hakim.

"Pfft- Keluarga? Bukannya keluarga lu ada ditanah ya?" Balas Jake.

Sunghoon menatap Jake tak percaya, ia memohon kepada Tuhan untuk memberinya kesabaran yang lebih banyak.

"Bangga ya sama kasus pembunuhan yang lu buat?" Geram Sunghoon sambil menarik rambutnya Jake yang membuat kepalanya menongak ke atas, atau lebih tepatnya kepada Sunghoon. Jake menyengir, "Kalo gua bilang iya, gimana?"

Hakim tersebut berdecih, melepaskan rambut Jake kasar, membuat tubuh lelaki pendek tersebut sedikit jatuh dengan tidak seimbang.

"Terserah, gua lagi ga mau stress malam ini. Silakan kalo mau nginep ditempat tinggal gua, gua bolehin." Ucap Sunghoon pasrah sambil berjalan kedalam mobil. Ia mungkin kejam, tetapi ia masih memiliki rasa tak tega untuk semua orang yang pernah ia cintai.

MOMMA ! jakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang