slh phm

3.6K 510 46
                                    

"sahi! lo-- yaelah. ternyata lo..."

senyum sirna begitu bukan asahi yang nyamperin gua di uks.

"yeu. bucin" cibir winter, "gimana keadaan lo? dah mendingan?" tanyanya

"masih agak pusing. tapi udah gapapa kok" senyum gua

winter menghela nafas, "syukurlah. lo tau gak sih? satu kelas pada khawatir waktu lo tiba-tiba pingsan tadi. gua panik banget tadi"

"jangan telat makan lagi! ngerti?" lanjut winter ngomel

"iye. bawel. lo kayak pacar gua aja" balas gua

"oh iya. btw, pacar gak kesini daritadi?" tanya winter

gua menggeleng kepala pelan.

"loh?! emangnya gak dikasih tau?" kaget winter

"udah gua coba telepon, tapi gak diangkat. chat juga gak di read"

winter mendecih, "dih. keterlaluan banget si asahi"

"mungkin dia lagi sibuk urusan osis"

"iya. gua tahu dia sibuk karena jadi panitia. tapi tetap aja. masa pacarnya dicuekin begini sih. bukan sekali dua kali loh lo diginiin sama dia" omel winter.

gua terdiam.

sejujurnya gua juga merasa omongan winter ada benarnya.

asahi suka terlalu sibuk dengan dunianya. les, futsal, osis.

gua ngerasa asahi kadang lupa kalau gua harusnya juga masuk ke dalam bagian dari dunianya itu.

gua juga sadar kalau gua bukanlah prioritasnya.

selalu gua yang kejar dia. selalu gua yang ikutin dia.

tapi ya mau gimana lagi. kan emang gua yang naksir asahi duluan.

"btw, lo pulang naik apa? mau nebeng sama sungchan aja gak?" tawar winter

gua nolak, "eh gak usah. gapapa. gua gak mau ganggu waktu kalian pacaran. nanti gua bisa bareng asahi kok"

winter menghela nafas, "yaudah kalau gitu, gua pulang dulu. lo hati-hati ya"

"iya. makasih winter"

winter memang sahabat gua yang terbaik. sungchan pasti beruntung punya pacar kayak dia.

tapi asahi... apa dia merasa beruntung punya gua?

ah sudahlah! overthinking kayak gini tuh bukan oh raeji banget!

yuk positif thinking dan mari nyamperin asahi!!!

di saat yang sama, asahi lagi sibuk nyari barang di gudang.

"asahi!"

bukan gua yang panggil

asahi menoleh ke sumber suara. "ryujin?"

"gua disuruh nyari terpal. dimana?" tanya cewek cantik tapi tomboy itu.

"atas lemari"

"ngokei", ryujin pun naik ke salah satu bangku berusaha meraih terpal itu.

"eh asahi! tolong gua dong! ini gede banget ogeb!"

asahi menoleh lalu membantu ryujin yang nampak susah ngambil benda berat itu.

terlalu banyak debu disana, membuat hidung asahi gak kuat sampai bersin-bersin.

tanpa sadar, hal itu membuat debu disana jadi terbang semua hingga mengenai mata ryujin.

"aakkkhhh!" teriak ryujin membuat asahi spontan menghampirinya, "napa?"

"kelilipan woi! perih..." ringis cewek itu sambil ngucek matanya.

"sini gua bantu tiupin".

asahi mendekatkan wajahnya lalu meniup mata ryujin pelan.

tepat saat itu juga, gua membuka pintu gudang. badan gua kaku seketika melihat apa yang ada di hadapan gua.

dari sudut penglihatan gua, asahi seperti sedang berciuman dengan gadis lain.

"s...sahi?"

oh tuhan. mau nangis rasanya pas cowok itu menoleh ke arah gua dengan wajah paniknya.

"oh raeji? kok lo bisa disini?"

dengan pikiran kalut, gua langsung lari dan pergi menjauh dari sana.

"raeji! tunggu!" panggil asahi yang berhasil mengejar dan memblokir jalan gua dengan badannya.

gua gak mau natap matanya, "napa?"

"lo mau pulang kan? sini gua antar--"

"gak usah. gua gak mau ganggu waktu lo sama dia" jawab gua

"dia? siapa? shin ryujin?" tanya asahi tanpa merasa bersalah.

"oh jadi namanya shin ryujin...", gua tersenyum tipis. "namanya cantik kayak orangnya. tipe lo banget ya?"

asahi mengusap wajahnya kasar, "lo jangan salah paham. dia kelilipan. gua tolongin"

"bisa ya perhatian ke cewek lain, tapi pacarnya sendiri dicuekin" sindir gua sambil ketawa renyah.

"huft. lo harus percaya sama gua" sahut asahi mulai frustasi

gua menyeringai, "gua gak tau harus percaya sama apa yang gua lihat atau apa yang gua dengar--"

"OH RAEJI!" potong asahi ngebentak, "lo bocah banget sumpah. kok bisa sih gak percaya sama pacar sendiri? gila sih jujur. gua capek banget sama tingkah lo yang kayak gini! AGH SIALAN."

deg.

seperti ada suara yang menghantam dada gua.

sakit. gua gak nyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut asahi.

capek katanya?

sialan? gila. bahkan dia sampai mengumpat gua...

pupil gua mulai bergetar. terasa air mata menumpuk dalam manik.

"eh. asahi." ucap gua memberi sedikit jeda untuk menarik nafas kuat. "lo pikir lo udah sesempurna itu?"

asahi mengerutkan dahinya, "maksud lo?"

gua menatap tajam matanya dan balik menyindirnya, "cewek lo maag terus pingsan di kelas dan lo gak tau sama sekali kan? gila. pacar idaman banget sih lo"

seketika wajah asahi berubah khawatir dan meraih tangan gua pelan, "a..apa? l-lo pingsan--"

tapi gua menepisnya kasar, "gak usah nyentuh gua, brengsek!"

•pacar•



buat putus kayaknya seru?

buat putus kayaknya seru?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pacar, asahi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang