D u a

849 149 24
                                    

Geng Touman itu adalah geng yang tadinya sangat ditakuti di wilayah Kanto. Iya, tadinya. Masa kejayaannya telah sirna, yang berarti seluruh anggota sepakat untuk membubarkan geng barbar tenar itu karena kegiatan yang berlebihan berpengaruh terhadap pelajaran. Nakal boleh, tapi melawan perintah orang tua itu tidak boleh. Begitulah prinsip mereka.

Alasannya termasuk klise sih. Sebagian besar pendirinya yang terdiri dari anak SMA kenes dinyatakan tidak lulus sekolah. Kasihan, padahal tahun terakhir sekolah mereka habiskan untuk belajar mati-matian menyusul materi yang tertinggal, tapi berakhir sia-sia karena kebanyakan mencari ribut sama anak sekolah lain, adu kekuatan katanya. Tidak jarang juga geng sekolah lain ingin mengajak baku hantam hanya karena ingin menaikan status sosialnya supaya melejit. Numpang tenar, karena geng manapun yang berani mengajak duel Touman bakalan naik namanya dan menjadi buah bibir para berandalan pemuja Touman.

Tapi itu dulu, sekarang ini mereka semua sudah insyaf kok. Perubahan besar pun nampak dari penampilan tiap individu meski cara berbicaranya masih sama. Contohnya saja Si Ryuguji Ken, si mantan ketua, rambut pirang noraknya yang dulu sempat menjadi kebanggaan kini telah disemir warna hitam. Tato di kulit kepalanya pun rajin di tutupi concealer. Tidak mau dihapus katanya, sayang. Nilai minusnya hanya pemeliharaan rambut gondrong setengah-setengah nya itu yang cukup merusak mata, mana panjang lagi.

Sama seperti Keisuke yang masih mempertahankan rambut panjangnya, begitulah alasan si Draken, nama kerennya si Ken. Pokoknya seluruh anggota yang memiliki warna rambut norak serentak disemir hitam, biar kompak katanya. Walau sudah bercerai, setidaknya harus sehati, begitulah kata mantan ketua Touman. Sano Manjirou, atau kerap di sapa Mikey.

Eh, tidak semua. Keisuke melupakan Chifuyu yang masih mempertahankan rambut pirang yang katanya menjadikan image Chifuyu menjadi menawan, huek. Sebetulnya Keisuke ingin muntah dengan kenarsisan si pirang itu.

"Jadi, bisa jelaskan maksud dari perkumpulan para mantan ini dilakukan?" Mitsuya Takashi, sosok yang paling kalem di geng tiba-tiba saja melancarkan protesan dengan sangat garang. Oh, ada apa ini?

Di bangunan kosong yang terbengkalai di depan sekolah--yang merupakan markas mereka dulu, Takashi melemparkan soda kalengan yang masih utuh segelnya ke arah kaca jendela yang copot hingga pecah  menjadi beberapa kepingan. Mikey yang menyaksikannya bergumam mubazir.

"Aku memiliki kabar baik!" ungkap Keisuke riang.

Lima orang di sana selain dirinya memandang curiga Keisuke. Apalagi ini? Batin mereka serempak.

"Kau sedang tidak mengulah 'kan? Entah itu mengganggu perempuan dari sekolah putri sebelah atau sejenisnya?" tanya Draken curiga. Keisuke sontak menggeleng sembari mengibaskan tangan kasar.

"Ah, Baji-san ingin memberitahu kalian bahwa dia di hukum sensei tadi." maaf Chifuyu, garam mu tidak berhasil menyulutkan emosi kali ini. Keisuke masih bertahan dengan wajah merona penuh hati melayang saat ini. Tangannya merogoh saku celana sekolahnya, menunjukan segepok uang yang entah didapatkan dari mana. Semua mata memandang curiga, sementara yang ditatap tidak peka.

"Aku akan mentraktir kalian sepuasnya." ucapnya yang disambut sorak penuh kebahagiaan. Baji Keisuke itu terkenal karena kikir, dan tiba-tiba berbaik hati seperti saat ini merupakan keajaiban dunia.

Merasa janggal, Takemichi menginterupsi kesenangan mereka, "Tunggu dulu, dalam rangka apa Baji-san mentraktir kami? Aku tidak bisa terlalu lama pergi, ada bimbel yang harus ku ikuti hari ini." ujarnya segan.

"Sama seperti mu, Aku harus menjaga adik-adik manis ku agar tidak di goda remaja congkak di sekitar rumah." timpal Takashi. Dasar brother complex!

𝐋𝐈𝐌𝐄𝐑𝐄𝐍𝐂𝐄  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang