Kala itu, bel istirahat baru saja berbunyi. Fukada [Name] mengerang sebal saat menyadari bekal yang ia siapkan tidak terbawa saat berangkat. Padahal sudah susah payah menata makanan imut-imut, niat hati sih ingin makan berdua dengan pujaan hati. Tapi sepertinya sang penguasa alam semesta tidak merestui.
Sebetulnya bisa saja ia membeli makanan di kantin sekolah, tapi apalah daya uang saku pun tidak terbawa juga. Akibat jam tidur berkurang ya gini, pikiran jadi tidak fokus. Alhasil [Name] meringis malu. Ingin menemui Baji Keisuke, si gondrong kesayangan pun serasa tak memiliki muka. Padahal sebelumnya ia sudah berjanji akan memasak bekal buat Keisuke. Mengingat anggukan antusiasme lelaki itu membuatnya semakin dilanda keresahan.
Duh, ingin menangis rasanya.
Hatinya dilanda kegundahan, dilema pun turut merecoki dan semakin memperparah keadaan. [Name] menggigit kuku jarinya. Apakah ia akan tetap menemui Keisuke dalam keadaan tangan kosong? Bagaimana jika lelaki itu kecewa terhadap dirinya yang teledor ini?
Kepalanya menggeleng keras, menyingkirkan angan kegagalan yang kotor. Tidak boleh! Pikirannya harus tetap optimis!
Di raihnya botol air mineral miliknya yang masih terisi penuh. Lalu berjalan keluar kelas. Melangkahkan tungkai kaki menuju rooftop. Tempat dimana Keisuke akan menunggu kehadirannya.
Keningnya berkerut heran kala berpapasan dengan seorang siswa yang menuruni tangga terbirit-birit dengan pipi yang lebam kebiruan. [Name] meringis dalam hati, pasti ulah si Baji. Dan benar saja, ketika tangannya membuka kenop pintu bagian teratas gedung sekolah, ia mendapati Keisuke tengah uring-uringan dengan menenteng satu plastik besar makanan ringan yang sedang memberikan komando kepada lelaki berambut pirang.
Ah, [Name] mengenalinya, Kurokawa pernah berceloteh tentang si pirang bawahan Baji Keisuke yang paling setia sebelum ia memasuki sekolah ini dulu. Namanya Matsuno Chifuyu, si pirang yang jago membelah jalanan malam. Singkatnya, sosok yang mengalahkan seluruh bawahan Kurokawa dalam lomba balap mengelilingi distrik 7 yang rutenya merupakan kekuasaan Touman dulu, hasil kemenangan setelah melawan banyak berandalan tengik.[Name] tahu sebab ia selalu menjadi samsak curhatannya Kurokawa selama ini.
Dan yang paling sering lelaki Izana itu keluhkan adalah Baji Keisuke, si emosional yang maniak adu jotos. [Name] sampai nekat masuk ke sekolah yang sama dengan Keisuke sangking penasarannya dengan orang yang dijuluki sebagai alat tempur garis terdepan kepunyaan Touman. [Name] itu menyukai lelaki tampan bertubuh kekar tinggi, jadi wajar saja saat pertama kali melihat visualisasi Baji Keisuke hatinya langsung cenat-cenut ngeri. Eh, ternyata memiliki ketertarikan sejak pandangan pertama. Dan untungnya lelaki garang itu tidak sesulit yang ia bayangkan untuk mendapatkan hatinya.
“Baji-kun? Kau menghajar orang lagi.”
[Name] menahan senyuman canggung saat melihat Keisuke terperanjat dan melatahkan umpatan kotor.
“Eh? Deer, sudah berapa lama di sana?” Keisuke mengusap rambutnya panik.
“Rusa? Sepertinya Baji-san salah dalam melontarkan panggilan sayang. Mungkin yang kau maksud itu Dear.” Niat baik Chifuyu dalam mengoreksi malah di hadiahi lemparan sapu tangan usang yang entah punya siapa, ada kerak kuningnya, pasti bekas ingus. Dia sontak mengelak, dan menyebabkan Keisuke semakin berang salah tingkah.
“Hehe, panggil sayang saja tidak apa kok.” [Name] menggaruk tengkuknya malu ketika mengusulkan.
Keisuke merona, padahal ia ingin terlihat pintar karena mampu menciptakan panggilan unyu dari bahasa Inggris, “Bagaimana dengan baby?”
![](https://img.wattpad.com/cover/279614349-288-k817333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐈𝐌𝐄𝐑𝐄𝐍𝐂𝐄
Fanfiction𝐁𝐚𝐣𝐢 𝐊𝐞𝐢𝐬𝐮𝐤𝐞 𝐗 𝐅𝐞𝐦!𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 (Tidak dilanjutkan) Kondisi dimana cinta menimbulkan gairah untuk menanamkan paham kepemilikan yang membelit, justru melilit kedua insan yang saling mencinta dengan jalan yang cukup nyentrik. Di awali...