sampai pada bab dewasa
anak manusia merangkak merutuki nasib di tepi telaga
siang itu cukup terik membuat dahaga persis seperti keluhan para pendoa
pemimpi nafas lega masih mendaki dengan penuh asa
sementara pendosa yang paling tahu resiko itu mengajari anak kecil perihal maknasampai pada bab dewasa
harapan anak kecil yang kemarin itu kini tersesat di jalanan kota
ditengah lalu lalang mimpi berjuta jiwa
satu persatu mantra menjadi nyata
membayar seluruh waktu yang terburai begitu sajatanpa aba-aba
pendoa, pemimpi, pendosa , anak manusia yang dewasa, anak yang kemarin kecil tiba di selasar yang nyata
ratapan tepi telaga membayar lunas seluruh dahaga