"kalo gue jahat, Lo apa? Penghancur masa depan orang?"
"Aku capek. Kita putus aja" Giselle berjalan meninggalkan Yuta yang terdiam di kursi Alun alun kota. Dan memang terjadi lagi, ia tertangkap sedang mabuk bersama Tzuyu. Entah apa yang ada dipikiran Yuta hingga melakukan hal tak terduga, Yuta berubah 100% dari yang ia kenal dulu.
Giselle berjalan diatas trotoar menuju rumahnya, melihat jarak alun alun yang terbilang jauh dari rumahnya ia banyak menjadi sorotan karena tampilannya yang tak karuan. Mata sembab, rambut berantakan dan air mata yang terus mengalir. Ia memilih berjalan kaki daripada harus memesan ojol karena memang ingin menghabiskan tangis nya lebih lama.
Hingga saat ia lelah, ia memilih duduk sebentar dipinggir jalan sambil mengistirahatkan kakinya, tak lama ia menunduk ada seseorang yang menghampirinya dan duduk disebelahnya "lagi ada masalah sama Yuta?" Tanyanya
Giselle menatap mata yang sedang memandang nya tulus itu, "aku putus Kak" Giselle kembali terisak
Taeyong terkejut mendengar omongan adik kelasnya itu. "Dia kenapa lagi?"
"Aku capek"
"Aku muak sama sikap dia, aku benci sama dia kak" lanjutnya kembali terisak
Taeyong yang tidak tega melihatnya ia mencoba memberikan pelukan di pundaknya agar tidak ada yang tau bahwa dia sedang menangis. Giselle menceritakan semua yang dialaminya.
Bukan menganggap Giselle murahan, Taeyong hanya mencoba menenangkannya, wanita sebaik Giselle tak seharusnya disakiti seperti ini. Taeyong juga bingung dengan sikap Yuta, kenapa bisa separah itu?
"Oke, pertama aku minta maaf kalo kamu kaya gini karena temen aku, aku janji bakal bikin dia nyesel karena udah sia-siain kamu"
Giselle hanya mengangguk setuju dengan ucapan Taeyong.
"Aku lemah banget ya kak? Masalah gini doang udah nangis" tanyanya dengan sedikit tawa mengejek dirinya sendiri
"Enggak. Justru kamu kuat banget bisa bertahan selama ini meskipun tau kelakuan dia berkali kali. Aku salut sama kamu " sambil menepuk pundak Giselle dengan bangga
Giselle kembali dengan senyumannya, mereka pulang berboncengan, Taeyong tidak mungkin menyuruhnya jalan kaki lagi.
"Laper nggak?" Tanya Taeyong saat sudah mengendarai motornya
"Banget" jawab Giselle tanpa ragu
"Cari makan yaa?"
"Ngga usah kak malah makin ngerepotin"
"Dih kaya baru kenal aja" tanpa menunggu Jawaban Giselle, Taeyong membelokkan motornya ke arah yang berlawanan dengan rumah Giselle untuk mencari makan.
.
Mereka berdua sampai di tempat makan Favorite Giselle dan kawan-kawan, segera masuk dan mencari tempat duduk, saat selesai memesan makanan Giselle menoleh ke meja sebelah kanan yang hanya diisi oleh satu orang yang ternyata adalah Winter. Giselle pun menghampiri meja tersebut "Tumben Lo sendirian" sambil duduk di depannya
"Gue bingung Selle" jawabnya Dengan nada kurang semangat
"Kenapa lagi?"
"Itu.... Sungchan nembak gue"
"Lah? Bukannya Lo suka sama dia ya?" Tanyanya
"Iya sih"
"Terus apa yang harus dibingungin?"
Winter menghela nafas kasar "gatau, gue juga bingung"
"Serius amat" Taeyong langsung duduk di kursi kosong yang ada, mereka duduk di meja bulat berisi 4 kursi,
"Loh kok? Sama siapa kak?" Tanya Winter pada Taeyong
"Nih" jawabannya sambil menunjuk Giselle dengan dagunya
Winter mengalihkan pandangannya kearah Giselle dan meminta kejelasan untuk situasi yang sedang terjadi. Giselle yang mendapat tatapan mautnya hanya senyum Pepsodent.
.
Winter kembali ke rumahnya pukul 5 sore. Setelah bertemu dengan Giselle di warung makan tadi, mereka memang sering lupa waktu jika sudah ada di warung itu, Taeyong pulang lebih dulu karena ada urusan mendadak jadi Winter yang mengantar Giselle pulang.
Selesai memarkir motornya di garasi, ia berjalan menuju pintu utama rumahnya, sebenarnya ada pintu dari garasi menuju langsung ke ruang tamu, namun Winter lebih memilih untuk lewat depan.
"Astaghfirullah" Winter terjingkat ketika melihat Jaemin di ambang pintu garasi nya "Lo dari kapan disitu?"
"Darimana aja Lo? Maghrib gini baru pulang" katanya
"Lo sendiri ngapain Maghrib Maghrib dirumah orang? Mana kaya setan lagi muncul tiba-tiba" tanya Winter sedikit kesal dan berjalan mendekati Jaemin untuk keluar
Winter melihat sekeliling rumahnya mencari sesuatu, "Lo jalan kaki?" Tanya Winter
"Iya"
"Serius Lo anjir? Kangen gue apa gimana?" Goda Winter dengan tawa nya
"Iya....... Banget"
Tawanya berhenti, hatinya sakit entah kenapa jantungnya berdetak kencang.
"Ini Maghrib malah berduaan diteras. Masuk" Panggil Doyoung dari ambang pintu rumahnya
Mereka berdua pun menuruti perkataan orang dewasa itu.
Winter langsung menuju ke kamar mandi untuk memulai ritualnya. Sedangkan Jaemin duduk di sofa sambil menonton tv bersama Baekhyun. Mereka mengobrol layaknya seorang ayah dan anak yang sudah sangat dekat.
Kangen banget momen JaeWin tapi harus sabar hehehe. Vote dan coment yuk biar lebih semangat lagi update nyaa🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
What If [SLOW UPDATE]
Fanfiction"Lo tau apa yang lebih indah dari bintang? Senyuman Lo"