part. 2

646 109 18
                                    

"Nona.. bangunlah, ini sudah larut malam." Ucap hani sambil menepuk pelan pundakku. Hani pergi meninggalkanku.
   Aku membuka mataku sedikit demi sedikit. Punggungku terasa pegal, aku tertidur dengan posisi duduk di cafe dengan lengan kanan sebagai bantal.  Aku duduk tegap dan melemaskan otot-otot ku yang terasa kaku.
   Aku berdiri dan melakukan gerakan pemanasan. Dan pada saat itulah aku kembali tersadar jika 7 laki-laki itu juga belum meninggalkan cafe. Aku mengusap wajahku kasar untuk menghilangkan rasa kantuk yang sangat menyiksa, mataku terasa sangat berat untuk dibuka.

  Aku memaksa mataku untuk terus terbuka dan mengemas semua peralatan kuliahku.
  Hoamm... Aku menguap kecil dan memakai jaket tebal untuk menepis udara dingin musim salju dan memeluk tas kecil yang berisi laptop dan alat lain di dada. Aku melihat jam tangan 12:30. Astaga... Mana ada taksi di jam ini saat salju sudah turun ?

  Aku mendengus pasrah...
 
"Yeonjun, taehyun, beomgyu, kai, soobin, hani, mina,. Aku pulang.." ucapku berpamitan kepada beberapa pegawai yang ku miliki.
   
"Hati-hati noona. Apa mau di hantar ? Ini sudah larut malam." Ucap kai sambil melepas celemek yang ia kenakan.
   
"Tidak.. aku akan pulang sendiri saja." Ucapku karna tak ingin merepotkan para pegawai ku.

    Aku menghembuskan nafas panjang. Bersiap berjalan kaki menuju rumahku yang memang lumayan jauh dari letak cafe.
   
"Baik.. aku pulang semuanya..." Pamitku lagi dan berjalan menjauh dari cafe.
    Aku mempererat pelukanku pada tas yang berisi barang-barang kuliahku. Udara malam ini sudah semakin dingin dan aku sudah sangat mengantuk. Beberapa kali aku mengerjapkan mataku untuk tetap terbuka, tapi mataku selalu saja ingin menutup sendiri.
    Aku berhenti berjalan dan duduk di kursi kayu yang berada di pinggiran jalan. Perlahan aku mulai menutup mataku, tapi bunyi klakson mobil mengagetkanku. Aku langsung terjaga dan otomatis berdiri. Sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di sebeh kursi yang kududuki. Aku menatap mobil itu kesal. Lalu seorang pria tinggi keluar dari kursi di sebelah sopir. Pria berpakaian dingin serba hitam itu mengampiriku. Ia mengenakan sebuah topi Hoodie yang hampir menutup sebagian kepalanya. Sebuah syal hitam melilit di lehernya sampai menutupi hidung pria itu. Aku hanya dapat melihat kedua matanya yang jernih.
 
  "Kau mau kemana ?" Tanya pria itu yang suaranya seperti tidak asing bagiku.
   
"Tidak kemana-mana.. aku hanya sedikit mengantuk."
 
  "Rumahmu jauh kan ? Apa kau tidak ingin pulang ? Ayo biar ku hantar sampai rumah.."
 
  "Tidak apa-apa.. aku bisa berjalan sendiri..." Tolaku dengan halus. Aku sebenarnya sangat ingin sampai rumah dengan cepat dan langsung tidur, tapi aku tidak mengenal pria ini. Sejujurnya aku takut karena belakangan ini banyak sekali kasus pembunuhan dan penculikan di korea.
 
  "Rumahmu sangat jauh.. aku akan mengantarmu. Aku mengenal kedua orang tuamu.." ucap pria itu meyakinkanku.
   
"Siapa kau ?" Tanyaku karena masih meragukan pria itu, lalu pria itu melepas topi dan syal yang ia kenakan.
 
  "Aku kim namjoon." Ucapnya singkat tapi mampu memperlihatkan lesung pipinya. Tunggu-tunggu... Dia kan pria yang memesan 7 cokelat di cafe tadi... Baik, sepertinya pria ini tidak bermaksud jahat.
 
  "Ayo pulang.." ucap pria itu sambil menarik tangan kananku dan memasukanku di kursi sebelah sopir. Di mobil ini sudah ada 7 laki-laki. Sekarang 8 ditambah aku.
 
  "Apa ini tidak merepotkan ?" Tanyaku pada namjoon yang duduk tepat di kursi belakangku.
 
  "Tentu saja tidak... Raein noona..." Ucap pria yang mulai menghidupkan mobil. Heyy !! Dari mana ia tau namaku ?
    Saat mobil mulai berjalan, hidungku mencium aroma yang aneh.. aromanya seperti.. darah.. benar, ini aroma darah.
    Aku gugup... Apakah aku sedang menstruasi ? Tapi menurut perhitungan, aku akan mens pada 4 hari kedepan.

    "Jungkook.. kau tidak membuangnya ya ?" Tanya seorang pria di samping namjoon. Itu adalah pria yang tadi menatapku dengan tatapan tajam di cafe, aku dapat melihat mereka dari kaca kecil di atasku.

    "B-belum hyung.." jawab seorang pria manis yang duduk di kursi belakang bersama 2 orang lainnya.
   
"Aishh jinjja..." Pria di samping namjoon berucap kesal, mendadak mobil terasa canggung dan sunyi. Pria yang menyopir menghidupkan lagu berjudul dope. Lagu itu serasa menghidupkan suasana mobil.
 
  "Rumahmu yang berpagar hitam kan noona." Tanya pria yang menyopir mobil. Aku sudah dapat melihat rumahku dari sini.
 
  "Bagimana kalian tau rumahku ?" Tanyaku penasaran.
 
  "Kami mengenal ayahmu..." Ucap sopir itu sambil tersenyum. Tampan sekali... Bahu lebarnya menambah seberapa tampan dirinya. Dalam diam, aku memuji ciptaan tuhan yang satu ini.
 
  "Noona.. apa kau akan terus menatapku ?" Tanyanya yang langsung membuatku tersadar dari lamunan.
 
  "I-iya.. terimakasih.." ucapku sambil membuka pintu dan cepat keluar mobil. Di luar aku sedikit membungkukkan badan.. kaca di samping namjoon terbuka.
 
  "Sampai nanti..." Ucap namjoon sambil tersenyum manis. Aku membalas senyumnya. Astaga demi apapun, seluruh pria di dalam mobil itu sangat tampan.
    Bunyi mobil menderu meninggalkanku. Aku melangkahkan kakiku untuk meletakan sidik jari ke pengunci gerbang. Secara otomatis gerbang terbuka dan aku langsung masuk. Saat sudah 2 langkah masuk halaman, gerbang besar itu secara otomatis menutup kembali.

    "Buka pintunya.." ucapku pada speaker monitor di samping pintu besar rumah utama.
 
  "Suara dikenali... Ting!" Suara dari speaker terdengar dan pintu terbuka dengan sendirinya. Aku langsung masuk rumah dan berlari ke kamarku. Sesampainya di kamar, aku langsung menghempaskan tubuhku di atas tempat tidur.
    Saat hendah menutup mata, aku teringat sesuatu.. aku langsung berdiri dan memeriksa celana yang kupakai. Tidak ada warna dan aroma darah. Aku belum menstruasi..
    Tapi, darah apa yang tercium di dalam mobil itu ?

BTS Physco [TAMAT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang