Pukul 04:16 dinihari.
Alunan musik dugem berdentum keras, seolah hendak memanggil siapapun untuk segera mengunjungi tempat itu. Aku duduk si salah satu sofa panjang. Di hadapanku sudah banyak botol minuman kosong yang isinya Sudah aku habiskan. Di tangan kananku, aku masih memegang satu botol minuman alkohol yang tinggal setengah. Tubuhku serasa lunglai. Aku tidak kuat berdiri karna terlalu pusing."Hai tuan.. ada yang bisa saya bantu ?" Ucap seorang jalang yang menghampiriku. Dia mulai melenggak-lenggok kan tubunya untuk menggodaku.
"Shit !!" Umpatku saat dia menyentuh bagian vital yang kumiliki. Aku menatapnya dengan tajam. Dia perlahan berhenti dari kegiatannya.
"Bawa aku ke ruangan 111." Ucapku pada jalang itu. Ia tersenyum puas lalu berusaha membantu membopong tubuhku agar dapat berdiri dan berjalan ke ruangan pribadiku. Yah, akulah pemilik bar dugem besar ini.
"Kata sandinya tuan ?" Tanya wanita itu.
"B4n974n." Ucapku dan ia mengetikan kata sandinya. Dapat kulihat senyumnya saat dia berhasil membuka pintunya.
"Tuan, apa ruangan ini milikmu ?" Tanyanya sambil terus membopong tubuhku ke atas ranjang. Dia membukakan sepatu dan setelan jas hitam yang ku kenakan, setelah itu ia mencoba melepas ikat pinggangku.
Aku kembali meneguk minuman yang masih ku genggam, Isinya tinggal beberapa tegukan kecil. Jalang itu sudah melepaa seluruh pakaian yang aku kenakan, dia memandangi tubuhku dengan takjub. Beberapa saat kemudian, ia membuka pakaiannya yang terlihat sangat pas di badannya yang sexy. Aku meminum tegukan terakhir saat jalang itu sudah full naked di hadapanku.
"Tuan, aku atau kau yang bermain... Aku bisa membuatmu sangat puas dengan kinerjaku.?" Tanya jalang itu sambil bergerak menduduki perut sixpack yang kumiliki sambil menggesekan tubuhnya di juniorku yang sudah berdiri menantang.
"Lakukan." Ucapku singkat sambil melempar botol minuman ke dinding hingga pecah berkeping-keping. Jalang itu sedikit tersentak kaget dan sedikit mengangguk. Perlahan tapi pasti, jalang itu mulai memasukan juniorku ke dalam miss v nya.
"Ahhh.." desahnya saat dia mulai menduduki selangkanganku. Juniorku masuk dengan sempurna. Ia menggigit kecil bibir bawahnya.
"Ahh tuan... Stttt...uhhh..." Jalang itu mulai menaik turunkan tubuhnya. Ia berusaha membuat mimik wajahnya agar terlihat sexy.
"Shit !!" Umpat ku karna muak melihat ekspresinya yang menjijikkan. Aku mendorong tubuhnya menjauh hingga peenyatuan kami terlepas. Ia hampir terjatuh dari ranjang karna kuatnya doronganku padanya.
"A-ada apa tuan ?" Ucapnya saat aku mulai memakai pakaianku lagi.
"Kau sebaiknya pergi dari sini jalang ! Kau berbohong. Kau bilang bisa memuaskanku !!" Teriaku padanya. Ia mulai terlihat ketakutan saat aku mengambil sebuah pistol dari saku jasku.
"Tu-tuan..."
"Aku benci pembohong !" Tegasku padanya dan mengarahkan ujung pistol ke betis mulusnya. Dapat kulihat tangannya yang gemetar dan tubuhnya yang berkeringat.
"Ma-maaf tu-tuan... Akhh !" Pekiknya saat aku menembak betisnya. Darah segar mengalir dari sana. Ia memegangi betisnya yang terluka.
"Aku akan memaafanmu jika kau benar-benar mampu membuatku puas." Ucapku sambil mendekat padanya. Ia menatapku sambil bercucuran air mata.
"Tu-tuan.. ma-maaf.. aku be-bersedia." Ucapnya dengan kegugupan tinggi.
"Kau yakin ?" Tanyaku dengan nada sedikit halus.
"Lakukan.. se-sesukamu tu-tuan..." Ucapnya sambil meringia menahan sakit di betisnya.
Aku menarik rambut panjangnya hingga ia berdiri dan membanting tubuhnya di atas ranjang. Aku membuatnya berbaring dengan nyaman. Darah segar mengotori ranjangku.
Aku berjalan ke arah lemari besar di sudut ruangan itu dan membukanya. Aku meletakan pistol dan mengambil sebuah pisau lipat dan tali tambang. Aku kembali menghampiri jalang itu dan mengikat kaki dan tangannya di pinggiran ranjang sampai tubuh jalang itu membentuk huruf x."Tu-tuan.. tolong lepaskan i-ini.." ucapnya dengan nada memohon.
"Akan aku lepas saat kau berhasil memuaskan ku." Ucapku sambil duduk di perut ratanya. "Apa kau bersedia cantik ?" Tanyaku dan ia mengangguk kecil.
Ctek.. suara dari pisau lipat yang sudah berdiri tegak mengagetkannya."A-apa yang he-hendak tuan la-lakukan dengan pi-pisau itu ?" Tanyanya dengan kebingungan. Aku menjilat ujung pisau itu dan mulai membuat goresan di pipinya.
"Akh !!" Pekiknya hingga membuat telingaku sakit. Karna marah, aku menancapkan pisau itu di pipinya. Darah muncrat hingga mengenai dadaku. Aku menarik pisau itu hingga tercabut dan membuat goresan besar di payudaranya.
"Ahh.. tuan.. sa-sakit..!!." Ucapnya dengan kuat. Aku memukul wajahnya dengan bogemanku dan mulai membuat beberapa lubang lagi dengan pisau yang ku genggam. Wajah nya sudah tertutup darah. Akhirnya ia sudah beehenti merengek. Aku memundurkan tubuhku dan kini aku duduk di paha kanannya. Aku dapat melihat perutnya yang masih bergerak, jalang ini masih hidup.
Aku menghujamkan pisau ke dadanya, tepat di antara kedua payudaranya dan menarik ke bawah hingga sampai pusar. Darahnya mengotori tangan dan tubuhku, beberapa cipratan juga ada di wajahku. Bau darah segar mulai menyambut penciuman. Ini adalah satu-satunya aroma yang aku sukai. Aroma darah."Setidaknya, saat ini kau sangat menggoda." Ucapku sambil menjilat darah di jari tangan kananku dan mencoba tersenyum semanis mungkin.
"Ahh.. terimakasih, sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang." Ucapku lalu memotong tali yang mengikat tangan dan kakinya, lalu memposisikan juniorku untuk menghujamnya.
Suga, kau tidak salah memilih malam ini.. nikmatilah !!
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Physco [TAMAT]✅
FanfictionC O M P L E T E D Sebuah keluarga yang berisi para psikopat. apa kau mampu hidup bersama mereka ? 💭 Apakah mafia itu menyeramkan ? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Tidak semua mafia itu menyeramkan. Kembali lagi bahwa mafia adalah manu...