part. 1

1.3K 121 23
                                    

Namaku choi Rae-in. Aku adalah remaja wanita berumur 18 tahun yang di lahirkan di Indonesia. Kedua orang tuaku asli rakyat korea. Aku adalah anak tunggal. Kedua orang tuaku sangat menyayangi dan memanjakanku. Walaupun aku terlahir di keluarga yang mapan dan sejahtera, hal itu tidaklah menjadikan aku seorang anak yang tidak mau bekerja keras. Saat ini aku melanjutkan studyku di universitas seoyul dan aku bekerja di sebuah cafe yang murni ku rintis sejak aku masih duduk di bangku SMP.

    Hari ini adalah hari yang melelahkan. Aku duduk termenung di meja pojok yang langsung menghadap jalan raya di cafeku, ini adalah salah satu lokasi favorit ku saat hendak menghabiskan waktu di cafe.. di temani secangkir kopi panas dan laptop yang masih menyala.
    Salju mulai turun, tapi jalanan malam ini masih terlihat ramai. Aku menatap kopi ku yang tak lagi mengepulkan asap.

Krincing.. krincing.. krincing..
Suara beberapa bell kecil yang kuletakan di pintu masuk cafe terdengar. Kulihat ada 7 laki-laki yang baru memasuki cafe.
    Aku berdiri, sedikit membungkukkan badan untuk menyambut mereka yang berpakaian serba hitam.
   
"Annyeong haseo.. selamat datang di aestestic cafe. Ada yang bisa saya bantu ?" Ucapku saat mereka duduk di meja yang terdekat dengan tempat dudukku. Seorang pria berlesung pipi tersenyum padaku dan meminta dibuatkan 7 cangkir cokelat panas.
 
  "Hanya itu saja ? Cemilannya ??" Tanyaku lagi dan dia meminta 5 box pizza daging keju. Setelah pria itu tidak memesan lagi, aku melangkahkan kakiku ke dapur. Menyetor permintaan 7 pria itu ke koki yang aku pekerjakan.
 
  "Hani, nanti 7 cokelat panas dan 5 box pizza itu kau hantar ke meja di samping mejaku itu ya." Ucapku kepada seorang waiters.
   
"Baik nona.." ucapnya Patuh. Aku segera meninggalkannya dan duduk kembali di mejaku dan meminum habis kopi yang sudah berubah dingin.
     Aku melirik para pria yang asik mengobrol. Salah satu dari mereka ada yang memperhatikanku. Dia memalingkan wajahnya saat aku hendak menatapnya.  Tempat duduknya as seperti tepat di depanku. Jika ia menatap ke depan, maka ia akan langsung melihatku.  Saat aku memperhatikannya, seorang pria lain di sampingnya menatapku dengan tatapan tajam. Wajahnya tampan namun terlihat dingin. Aku sedikit tersenyum dan kembali menghidupkan laptopku yang ntah sejak kapan telah mati.
Dasar para pria aneh !

BTS Physco [TAMAT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang