part. 8

257 73 1
                                    

  "Kau yakin ramalanmu benar ?" Tanyaku padanya. Aku menatap foto kami ber 7 yang ada di dinding kamarku.

  "Benar, aku belum mengatakan hal ini pada siapapun. Suga hyung, orang itu benar-benar berbahaya."
  
"Baiklah.. jangan beritahu hal ini pada siapapun." Ucapku dan langsung menuju kamar jungkook yang berada di atas kamarku.
   Cklek...  Pintunya terbuka, dia yang sedang berbaring langsung menatapku.

  "Ada ap-"

   "Stttt" ucapku memotong ucapannya. Memintanya agar diam.
   Aku duduk di sampingnya. Menatapnya dalam.
 
"Sudah berapa lama kau mengalami ini ?" Ucapku dengan lembut. Dia mengalihkan pandangannya, tak lagi menatapku.

   "Mengalami apa hyung. Aku tidak apa-apa..."

  "Jangan menutupi apapun. Katakan saja segalanya tentang taewon."
   Jungkook menatapku tak percaya. "Ba-bagaimana hyung tau ?" Tanyanya dengan tatapan takut. "Jangan lakukan apapun padanya hyung.. ak-aku takut.." ucapnya sambil menitikkan air mata. Aku mengepalkan tanganku kuat. Bisa-bisanya seorang anak SMP mendapat kekerasan seperti ini dari kakak kelasnya. Aku dapat merasakan ketakutan yang dirasakannya.

  "Kau percaya dengan para hyungmu kan ?" Tanyaku untuk meyakinkannya. Dia benar-benar bodoh, andai saja ia mengatakannya dari awal. Pasti ia tak akan tersakiti sejauh ini. "Katakan saja padaku, tak perlu memberi tahu yang lain.. sudah berapa lama kau mendapat perlakuan kasar itu darinya ?"
  
"Se-sejak aku mendapat juara kelas." Ucapnya sambil memeluk perutku dengan posisinya yang masih berbaring. (Mudeng ga ?)

  "Shit !! Kenapa kau tidak memberi tahu sejak awal ?" Tanyaku dengan mengelus rambutnya.

  "Ak-aku takut... Hiks..." Ucapnya dengan menangis sesenggukan.
 
"Jangan menangis kook. Mulai sekarang kau harus sekolah, jangan takut dengan siapapun. Aku akan pergi ke sekolah bersamamu."

  "Ap-apa yang akan hyung lakukan ? Jangan berbuat apapun hyung... Dia sangat berbahaya." Ucapnya dengan memelukku dengan erat.

  "Kau percaya padaku kan ? Aku tidak akan melakukan apapun..." Ucapku meyakinkannya. "Sekarang tidurlah dan bersiaplah untuk hari esok." Ucapku dan melepas pelukannya.
  
"Jangan beritahu ini dengan siapapun. Kau mengerti ?" Ucapku. Jungkook mengangguk kecil.
  
"Dan satu lagi... Besok di sekolah, bersikaplah biasa-biasa saja. Bersikaplah seperti orang yang sama sekali tak mengenalku. Kau mengerti ?" Ucapku. Ia mengangguk lagi dan aku berjalan keluar kamarnya.

______________________
___________________
_______________
_______________
___________________
______________________
_
_
_

    "Suga hyung.. kau yakin akan melakukan ini ?" Tanya hoseok saat aku menyimpan sebuah pisau lipat di dalam sepatuku.
  
"Tentu saja."

   "Hyung... Menurut penerawanganku, bocah itu selalu bersama 11 temannya yang selalu melindunginya. 11 temannya juga adalah anak-anak yang sudah di latih menjadi agen rahasia." Hoseok menatapku khawatir.
  
"Tenang saja.."
  
"Aish... Hyung, aku benar-benar tidak bisa tenang. Apalagi yang mengetahui rencana ini hanya kau dan aku."
  
"Sudah... Kau diam saja. Aku pergi sekarang." Ucapku meninggalkan hoseok di parkiran kampus. Aku mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang untuk menuju SMP jungkook. Aku mengganti kemeja hitam yang kukenakan dengan kemeja biru tua yang aku simpan di laci mobil. Aku mengambil tas ransel hitam yang berada di kursi belakang dan mengenakannya.
    Aku melangkahkan kakiku memasuki SMP besar ini. Sekolahnya luas dan bagus, kau tidak akan menyangka bahwa ada kasus pembullyan di sini.
   
"Maaf.. dimana ruang kepala sekolah ?" Ucapku dengan siswi yang sedang lewat. Ia menatapku tak berkedip.
 
  "Maaf..." Ucapku lagi dan ia terlihat salah tingkah. Dia membenarkan posisi poninya yang sudah rapi.
  
"Disana.. kau lurus saja kesana dan kau akan menemukan tulisan di atas pintunya." Ucapnya.

   "Baik. Terimakasih.." ucapku padanya. Saat aku hendak meninggalkannya, ia memanggilku.
   
"Tunggu.. apa kau adalah guru olahraga yang baru ?" Tanya siswi itu. Aku mengangguk kecil. Dia terkejut sampai membuka mulutnya.
  
"Baiklah.. aku pergi." Ucapku sambil meninggalkannya. Di belakangku, aku dapat merasakan bahwa dia sedang melompat lompat dan berlari menghampiri teman-teman wanitanya.
    Aku berjalan mengikuti arahan siswi tadi, di sepanjang jalan, para siswi disini tak hentinya menatapku.

BTS Physco [TAMAT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang