"Hey !! Raein !!" Teriak yongmi saat melihatku di dalam kelas musik.
"Ada apa ?" Tanyaku saat wanita berambut sebahu itu sudah berada di sampingku.
"malam nanti kau mau ikut kelas dosen siwoon tidak ?"
"Iya, aku ikut.. mau berangkat bersama ?"
"Baiklah. Aku akan menunggumu di rumahku ya.. sekarang aku mau ke perpustakaan. Mau ikut ?"
"Tidak.. setelah ini aku akan ke kantin." Ucapku menolak ajakannya. Dia mengangguk dan berjalan menjauhiku.
Aku berdiri dan mengikutinya keluar kelas.
"Eunghh.." ucapku saat seseorang menumburku dengan tubuh bidangnya. Aku mendongak, melihat siapa pria yang menumburku.
"Maaf." Ucap pria itu datar sambil tetap berjalan ke dalam kelas musik.
Pria itu... Dia kan pria yang pernah menatapku dengan tatapan tajam saat di cafe. Dasar pria aneh !! Aku menatap pria berkemeja hitam itu yang sekarang duduk di depan piano.
Dengan jari lentiknya, ia mulai menekan tuts piano dengan lihai. Aku mendengar suara merdu piano yang ia mainkan. Aku setia menontonnya di ambang pintu. Saat aku asik menatapnya, seseorang menepuk pundakku. Refleks aku menghadap ke arahnya. Satu pasang lesung pipi menyambutku.
"Apa yang kau lakukan disini ?" Tanya pria tinggi berkemeja hitam abu-abu di hadapanku.
"Aku hanya ingin mendengar permainan pianonya saja kok.." ucapku tersenyum manis.
"Kau mau ikut aku masuk ?""Apakah boleh ?" Tanyaku dan ia langsung menarik tanganku untuk mengikutinya.
"Suga... Lihatlah siapa yang kubawa." Ucap pria berlesung pipi itu. Pria pemain piano itu menatapku sebentar lalu menghentikan permainannya.
"Ada apa ?" Tanyanya tanpa ekspresi. Dia ikut berdiri di depan kami. Aku mencoba melepas genggaman tangan pria lesung dari tangan kiriku.
"Eh.. maaf." Ucap pria lesung itu lalu melepaskan genggamannya.
"Raein noona ? Ada apa ? Bukankah aku sudah meminta maaf ?" Ucap pria manis dingin itu.
"Hmm.. iya, tapi aku hanya ingin mendengar permainan pianomu saja. Kau sangat berbakat.." ucapku memujinya dan hanya di jawab dengan anggukan kepala tanpa ekspresi."Ayo namjoon. Kita pulang.." ucap pria dingin itu kepada temannya.
"M-maaf.. apa kalian tinggal bersama ?" Tanyaku penasaran karna mereka selalu bersama-sama.
"Benar.. kami ber7 satu keluarga. Kau belum mengenal kami kan ? Aku namjoon, dan ini suga, ada satu lagi yang kuliah disini, namanya hoseok." Ucap pria berlesung, dan kini aku telah mengetahui nama mereka.
"Sampai jumpa..." Ucap namjoon sambil berjalan bersama suga keluar ruangan.___________
_________________
__________________________
"Suga. Kau jangan terlalu cuek pada Rae-in. Bukankah hoseok telah yakin bahwa gadis itu adalah jodohmu di masa depan ?" Tanyaku saat berjalan menuju mobil. Sore ini nampaknya akan turun hujan, Cuacanya sudah gelap karena mendung.
"Itu kan hanya ramalan... Aku tetap tidak mempercayainya." Suga menjawab dengan wajah datarnya. Kali ini ia yang akan mengemudikan mobil.
"Tapi ramalan hoseok selalu tepat. Aku juga yakin bahwa gadis itu adalah jodohmu.. kalian sama-sama cocok."
"Sudahlah. Jangan bicara omong kosong, dimana hoseok.. kenapa tidak keluar juga ?"
"Hyung !!!" Teriak 2 orang namja berseragam putih abu-abu dari jauh. Aku dan suga refleks menoleh. Ternyata itu adalah jimin dan taehyung. Beberapa orang yang berada di parkiran juga tampak penasaran dengan orang yang barusan berteriak.
Dua namja SMK itu berlari menghampiri kami.
"Kenapa teriak-teriak. Ga malu sama orang lain ? Dasar bocah." Suga berucap dengan sedikit kasar, jimin dan taehyung menunduk takut.
"Sudah. Masuk sana.. biar hyung cari hoseok dulu." Ucapku untuk menenangkan mereka. Memang hanya sugalah yang bisa membuat mereka dan jungkook takut. Mereka bahkan tidak takut denganku ataupun Seokjin hyung. Jimin dan taehyung mengangguk kecil dan langsung masuk kedalam mobil. Saat suga hendak memasuki mobil, Hoseok datang dengan senyum lebarnya.
"Kenapa senyum-senyum.." ucapku penasaran.
"Hyung.. kau ingat perjanjian taruhan kita tentang pak siwoon ?" Ucapnya semagat.
"Iya.. siapa yang menang ?" Tanyaku saat membuka pintu mobil de samping suga.
"Tentu saja aku.. dosen itu akan mengadakan kelas malam nanti." Ucapnya dengan senyum lebar. "Dan alasannya seperti tebakanku, dosen bodoh itu benar-benar akan mendapat tuntutan karna telah memperkosa beberapa mahasiswa disini. Malam nanti ia tidak akan mengajar, tapi ia akan mengadakan perpisahan karna ia tidak diperbolehkan mengajar lagi."
"Woah hyung... Dosenmu sangat keren." Celetuk jungkook di akhir cerita hoseok."Apa yang keren ? Dia kan dosen mesum. Kau mau seperti dia ?" Suga kembali buka suara. Seketika mobil mendadak sepi sampai kita sampai di rumah.
"Ya, Setidaknya jangan sampai mempermalukan diri sendiri pada akhirnya." Ucap suga saat ia menghentikan mobil di bagasi rumah."Seokjin Hyung.. kami pulang." Ucap hoseok saat kami memasuki rumah dan melihat Seokjin hyung dan jungkook duduk di sofa sambil menonton TV.
"Kalian lapar ?" Tanya Seokjin Hyung saat kami ikut duduk di sofa.
"Tidak... Kami makan di kampus tadi, bagaimana dengan kalian ?" Tanyaku pada Jimin dan taehyung.
"Kami juga sudah makan.." jawab taehyung.
"Baik. Bersihkan diri kalian dan istirahatlah... Aku dan jungkook juga sudah makan." Ucap Seokjin Hyung sambil menatap jungkook. Tatapannya seperti memberikan kode. Aku melihat pergelangan tangannya yang di bebat sebuah kain putih, aku juga yakin bahwa semuanya juga melihatnya.
"Baik.." ucapku lalu berjalan menuju kamar dan diikuti oleh yang lainnya.
"Hyung... Apa yang ter-"
"Kita akan membicarakannya nanti saja." Suga memotong ucapan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Physco [TAMAT]✅
FanficC O M P L E T E D Sebuah keluarga yang berisi para psikopat. apa kau mampu hidup bersama mereka ? 💭 Apakah mafia itu menyeramkan ? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Tidak semua mafia itu menyeramkan. Kembali lagi bahwa mafia adalah manu...