PART 3

480 23 0
                                    

~ after Chemo ~

Setelah kondisi tubuhku dinilai fit oleh pihak dokter, aku akhirnya menjalani serangkaian sesi pra-kemo seperti cek gigi, dan lain sebagainya, thanks God ternyata gak ada masalah, di hari itu juga aku menjalankan prosedur kemoterapi Oral alias kemo pake obat. Ya hampir dua Minggu aku menjalani kemo oral itu... Setiap hari minum obat dan rasanya gak enak banget. Sometimes tubuhku ini menolak untuk dimasuki obat sampai terkadang muntah-muntah. Beberapa kali juga aku kesulitan untuk menelan obat itu, padahal jenis obat itu cair bulan obat padat ya mau gimana lagi, tetap saja obat itu gak bisa leluasa masuk ke tenggorokanku untuk makan apalagi, mungkin ini disebabkan oleh salah satu gejala Cancer otakku yang bisa bikin susah nelen mending sih, kadang kala aku bisa separah sampai gak bisa ngomong dan bahkan sampai kejang. Tapi semenjak berada di rumah sakit, dua Minggu terakhir bisa di kendalikan.

Baru satu Minggu menjalani kemo, reaksi obat keras itu pun mulai muncul... Semakin lama rambut panjangku makin berguguran, bahkan cuma ngelus rambut aja, rambutku ini sampai kebawa di selah jari. Ya sebenarnya adegan sinetron di tv yang ngeliatin adegan orang kena kanker langsung botak kayak Deddy Corbuzier sih sebenarnya salah, gak mungkin dia ngejalanin kemo baru sehari langsung cling ilang rambut... Gak juga, tapi kerontokan rambut biasanya dikit-dikit itu pun gak sehari, tapi ya berlangsung lama... Ada juga sebagian pasien yang sengaja di botakin mungkin tujuannya biar dia gak ke gangguan sama rambut yang gugur setiap hari.

Nah disaat itulah lifestyle baruku muncul, biasanya aku anti banget pake penutup kepala, terakhir kali pake topi paling jaman MOS kampus, tapi semenjak setelah kemo, keranjang Tokopedia-ku penuh sama kupluk beragam merek, dari mulai skymo, Champions, dan kawan-kawan. ya alasannya biar gak dingin aja ini kepala...

Sebenarnya agak malu juga dengan penampilan baru yang botak, udah botak gak rata pula, wah itu bikin kena mental banget, tapi berkat teman-teman aku bisa lepas dari rasa malu itu.

Teman-teman kampus juga mulai tau kondisiku sebenarnya, banyak dari mereka yang gak percaya dan ngangap semua ini hanya prank, karena dulu aku pernah ngeprank temen satu sirkel balik kampung dadakan dengan nunjukin tiket pesawat yang sebenarnya udah lama... Tapi aku menjelaskan kepada mereka apa adanya hingga mereka percaya. Beberapa diantara mereka banyak yang support dan bantu doa bahkan teman satu sirkel sampai minta Videocall cuma mau konfirmasi keadaanku, tapi sayangnya aku waktu itu lagi kurang memungkinkan untuk diajak komunikasi. Ya karena kalau sedang kambuh aku bisa sampai gak bisa denger, gak bisa ngomong, bahkan melihat pun bisa gak jelas alias burem... Ya itu semua karena sel kanker yang bermarkas di otak... Pusatnya segala kordinasi tubuh. Beruntung semua gejala wadidaw tadi cuma berlangsung sebentar.

Prosedur kemoterapi oral pun selesai, dokter pun melakukan observasi untuk mengevaluasi kinerja obat kemo itu, aku harus tetap tinggal sampai hasil evaluasi itu keluar, ternyata hasilnya kemo tipe oral tidak efektif dan harus melakukan metode kemo lainnya karena faktanya selama metode kemo banyak hal yang terjadi seperti muntah-muntah dan susah nelen itu tadi... Daripada kejadian ini malah menyiksa diriku sebagai pasien, dokter memutuskan agar next chemo aku mengunakan metode kemo Intravena, kemo yang paling sering dilakukan oleh pasien kanker. Ya konsekuensinya aku harus merasakan sakit ditusuk jarum infus ke pembuluh intravenaku selain itu juga aku harus bolak-balik dari rumah ke rumah sakit buat jalanin kemo itu kelak ketika aku bisa memungkinkan untuk menjalani rawat jalan.

Selagi menjalani rehabilitasi, aku juga menjalankan beberapa terapi. Seperti terapi syaraf, terapi respon, belajar jalan lagi, dan toilet training again... Karena kalian bayangin aja, selama sebulan cuma tiduran di ranjang, jadi ya apa-apa dilakukan di ranjang. Lucu juga, aku seperti kembali lagi ke masa balita, harus belajar jalan di treadmill selama 30 detik selama dua jam sekali, abis belajar jalan harus tidur dan kemudian di tes kadar oksigen dan lainnya. Gitu terus selama hampir dua Minggu.

Nah, setelah sebulanan di rumah sakit, aku diperbolehkan untuk balik ke rumah. Lega rasanya bisa melepas beberapa alat penunjang kehidupan, pegel juga beberapa alat itu terpasang di tubuh, apalagi alat pengukur detak jantung yang suaranya ganggu tidur banget, belum lagi infusan, kateter yang entah buat apa, selang oksigen di idung, dan oximeter yang menjepit jari. Sumpah lepas dari itu semua rasanya kayak bebas dari penjara, lega dan gak ada beban...

Pulang kerumah aku disambut beberapa sanak saudara, mereka juga gelar doa bersama untuk kesehatanku walaupun diantara kami berbeda keyakinan tapi gak ada gap diantara kami. Senang rasanya melihat keluarga, saudara, dan para sahabat selalu mendukungku sampai sejauh ini, perasaan takut akan resiko terbesar penyakit ini pun seolah sirna dan digantikan oleh energi positif yang bikin aku punya power untuk membumi hanguskan kanker yang ada di otakku ini.

I believe I can...

To be continued

Di Endors KankerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang