10. Paling Muda jadi Tumbal

141 12 2
                                    

Warning typo everywhere!!

DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!!!

-

Yang terlihat keras dan berdiri kokoh belum tentu sekuat yang ditunjukkan

🥀

Sinar rembulan yang indah tergantikan oleh cerahnya sinar mentari pagi, burung-burung berkicau bagai musik pagi hari. Sinar ilahi masuk ke celah-celah jendela, ketika dua insan yang masih bergelut dengan pelukan hangat itu masih saling mendekap. Enggan melepas pelukan satu sama lain meski sudah terbangun dari rehat semalam.

Dinar terlebih dahulu membuka matanya. Kala dirinya menyadari lengan kekar nan hangat masih mendekapnya dengan erat, senyum sabit di wajahnya terbit begitu saja. Begitu mendapati lelaki yang ia cintai terlelap sambil memeluknya, tangan lentik perempuan itu menjamah wajah sang lelaki. Tanpa ragu menelusuri setiap inci wajah didepannya,

Tampak tenang dan terlihat tampan. Kedua manik kembar yang selalu mentap dengan lembut namun terkadang tajam itu masih terpejam, hidung nan mancung. Bibir ranum yang baru saja kemarin dipertemukan oleh miliknya itu ia usap perlahan dengan jari lentiknya. Dinar benar-benar tak membiarkan seinci pun terlewatkan dari jamahan jari lentiknya, seperti seakan-akan tengah memuja miliknya yang ada di depan mata sekarang.

"Aku memang menakjubkan, awas kau bisa gila oleh rupaku." Gumam Devano dengan suara serak khas bangun tidur. Tak membiarkan matanya terbuka tapi semakin mengeratkan pelukannya pada sang kekasih, seakan-akan jika dilepas ia bisa kehilangan perempuan didekapannya ini.

"Kau teramat percaya diri tuan Adderson." Jawab Dinar diakhiri pukulan kecil pada dada bidang Devano.

"Aku harus percaya diri dalam apapun nona Josefa. Agar aku bisa mendapatkan perempuan kuat sepertimu."

"Lepaskan pelukan mu aku akan mandi sekarang." Tukas Dinar, berusaha melepaskan dirinya dari lengan kekar Devano.

"Beri aku ciuman pagi dan aku akan melepaskanmu." Ucal sang lelaki diakhiri dengan kekehan.

Tanpa basa-basi Dinar mendaratkan kecupan ringan di bibir Devano, membuat sang empu tersenyum manis sambil membuka matanya. Dinar segera beranjak dari ranjang dan pergi ke kamar mandi, meninggalkan Devano yang kini tengah sibuk dengan Handphonenya.

Ada beberapa pesan masuk dari kakak nya dan beberapa pesan dari teman-temannya juga. Ia memutuskan membuka pesan dari kakaknya terlebih dahulu,

Devano hanya membaca pesan dari sang kakak, beralih membuka pesan group teman-temannya yang entah sudah berisik sepagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devano hanya membaca pesan dari sang kakak, beralih membuka pesan group teman-temannya yang entah sudah berisik sepagi ini.

Devano hanya membaca pesan dari sang kakak, beralih membuka pesan group teman-temannya yang entah sudah berisik sepagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devano - jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang