11 : Waktu

26 3 0
                                    

Warning typo everywhere!!

DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!!!

-
Ada yang lebih berharga dari pada harta! Dan jawabannya adalah waktu!

🥀

Kedua insan anak manusia itu berjalan berdampingan keluar dari ruangan pelatih. Masih di tempat yang sama, Heliosren tempat belajar bela diri dan menembak. Dinar tak banyak bicara ia memilih diam dan sesekali bertanya pada sang pelatih sekiranya apa yang ia butuhkan nanti saat pelatihan dimulai.

Berbeda dengan Andreas yang bersikeras mengajak Dinar bicara lebih dari pembicaraan yang seharusnya, ia adalah lelaki yang keras kepala dan ambisius.

"Kau mau makan siang bersama?" Andreas masih kekeh mencari perhatian sang hawa.

"Tidak perlu tuan Andreas, karena masih banyak hal yang lebih penting dari pada  harus satu meja makan dengan anda." Dinar menjawab dengan ketus lantas menapakkan kakinya kearah laki-laki yang sejak tadi tengah menunggunya.

"Aku tidak akan kehilanganmu untuk kedua kalinya, Dinar!"

#

Sebenarnya masih banyak hal yang Dinar ragukan dari Andreas. Sebab menurutnya seorang musuh tak akan menawarkan dirinya sendiri tanpa alasan bukan? pasti ada alasan dibalik tawaran kelas menembak dan bela diri yang di tawarkan oleh Andreas.

"Apa yang lelaki brengsek itu rencanakan? awas saja jika ia berusaha merenggut semesta yang ku punya." Tanpa sadar Dinar bergumam saat ia tengah duduk di samping Devano yang sedang mengemudi. Mereka tengah terjebak macet sejak 15 menit yang lalu, entah ada apa di depan sana. Devano yang tak me

Dengan jelas Devano mendengar gumaman yang dilontarkan Dinar, membuat ia terkekeh lalu mengusap puncak kepala sang hawa dari samping.

"What are you doing honey?" Dinar menatap Devano saat sadar puncak kepalanya diusap oleh lelaki itu.

"Nope. Cuman sedang berpikir apa yang sedang direncanakan Andreas."

Devano hanya mengangguk lantas tangan yang tadinya mengusap puncak kepala Dinar beralih menggenggam tangan gadis itu, lalu tanpa syarat mengecup sayang punggung tangannya.

"Kamu tau kan harus lari kemana kalau ada masalah?"

Dinar beralih menatap Devano, ia paham betul arah pembicaraannya setelah ini akan kemana.

"Kamu cuman perlu lari ke aku, kamu nggak perlu takut sendirian karena kamu punya aku."

"Tapi kalau disaat aku datang ke kamu terus kamu malah lari aku harus apa?" Dinar menatap mata elang itu lekat, berusaha mencari letak kebohongan atas ucapan lelaki didepannya. Namun nihil ia tak menemukan sedikitpun,

"Mungkin suatu saat akak ada badai yang akan menerjang ke kapal kita, tugas kita hanya perlu saling menguatkan agar kapal tidak kandas oleh ombak bukan?"

"Mungkin nanti, sesuai berjalannya waktu kamu akan lebih tau dan paham bagaimana diriku. Aku berharap kamu tidak akan menurunkan jangka sendirian lalu pergi meninggalkanku."

Satu ciuman lembut dibibir mereka mengungkapkan bagaimana obrolan tadi adalah kata pembuka pada buku yang mereka tulis, di tatap oleh macetnya jalan raya dan mentari yang terang dengan teriknya.
  
TBC

Hai maaf lama tidak update karena banyak urusan huhuhu, kalian masih pada ingat devano sama Dinar ga nih?

Jangan kupa vote ya votement juga biar aku semangat update.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Devano - jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang