02 : smile

563 64 11
                                        

" kamu itu udah ganteng, ngapain murung? senyum dong ."

🥀

"Jo... Jangan lari-lari sayang" Seorang gadis berambut sebahu berteriak ke arah anak kecil yang sedang berlari ketika akan menyeberang.

Padahal dari arah timur terlihat sebuah motor melaju dengan kencang yang berakhir mengerem mendadak, menimbulkan dencitan yang keras sebab aspal dan ban yang bergesekan.

"Oh , shit!" Umpat sang pengendara motor yang terlihat baru saja pulang dari bekerja.

"Are you okay, honey? Sayang jangan gitu lagi ya bunda takut kamu ketabrak." Perempuan itu memeluk sang anak kecil yang terlihat diam masih dengan kekagetannya.

"Ada yang luka nggak?." Suara barinton mengalun menanyakan keadaan sang anak.

"Nggak papa kok, maaf ya biasa anak kecil suka susah dibilangin." Jawab sang perempuan dengan menggandeng sang anak erat.

"Eh... btw kamu yang kemarin ada di cafe kan?" Tanya laki-laki itu terlihat kaget melihat siapa perempuan didepannya sekarang.

"Eh...iya kamu yang kemarin anaknya saya tenangin kan? Astaga bisa kebetulan gini kita ketemu lagi"

"Kenalin saya Devano." Devano mengulurkan tangannya untuk berkenalan pada perempuan cantik didepannya ini.

"Dinar, bundanya Jovan." Perempuan itu tersenyum dengan lembut setelah melafalkan namanya.

"Jovan ayo minta maaf sama omnya karena kamu udah nyeberang sembarangan tadi." Dinar meminta Jovan meminta maaf kembali pada Devano dengan lembut.

"Om ganteng Jo minta maaf ya, Jo nggak dengerin kata bunda." Dengan logat anak umur 5 tahun Jovan meminta maaf kepada Devano yang membuat sang empu malah tertawa kecil.

"Iya nggak papa, lain kali harus nurut kata bundanya ya. Tapi om nggak mau maafin kalau Jovan nggak mau main sama om." Kata-kata Devano barusan sukses membuat Jovan menatap Dinar dengan mata berkaca-kaca.

"Eit jangan nangis, om maafin tapi kita main di taman itu gimana?." Devano menatap Jovan dan Dinar bergantian.

Dengan senyum lembut Dinar mengiyakan karena Jovan ikut menatapnya sekarang.

"Ayo kita main di taman itu om" ajak Jovan antusias sambil menarik tak sabaran tangan Devano.

"Kamu jalan dulu sama bunda ya, om parkirin motornya dulu."

Jovan mengangguk memberi tanda setuju, setelahnya menggeret tangan sang bunda untuk segera pergi ke taman.

---

Devano baru saja ingin memarahi siapa yang berani membiarkan anak kecil menyebrang sendirian dijalan seperti ini, tapi naas amarahnya langsung hilang begitu mengetahui siapa perempuan yang tengah memeluk anak kecil itu.

Otak tampannya pun memikirkan hal yang menguntungkan untuk dirinya, membuat ia tersenyum tanpa sang perempuan ketahui. Apa lagi jika tidak membuat kesempatan dengan mengajak si kecil Jovan bermain sebentar di taman diseberang jalan, dari pada ia sampai kerumah dengan muka kusut dan mood yang pastinya tidak baik nantinya.

" kamu nggak capek apa? habis pulang kerja, eh malah ngajak main Jovan." Tanya Dinar melihat Devano yang tengah menaruh waist bag yang ia bawa ke tempat Dinar duduk sekarang. Sedangkan Jovan sudah terlebih dahulu main prosotan sendiri,

" enggak. Lagian saya suka sama Jovan capek saya hilang liat dia. " Jawab Devano sok cuek dan langsung menyusul Jovan dan bermain bersama sekarang.

Ia tersenyum tipis, bagaimana bisa senyum Dinar secandu ini bagi-nya sekarang. Bahkan sekarang ia bertanya-tanya apakah Dinar pakai semar mesem? sehingga satu seyuman perempuan itu rasanya ia sudah jatuh cinta dengan sendirinya.

Devano sebenarnya penasaran, Dinar masih terlihat sangat muda tapi ia sudah mempunyai 3 anak dan yang paling bungsu adalah Jovanda Josefa umur 5 tahun yang sedang aktif-aktifnya dengan dunianya sendiri.

Devano sebenarnya penasaran, Dinar masih terlihat sangat muda tapi ia sudah mempunyai 3 anak dan yang paling bungsu adalah Jovanda Josefa umur 5 tahun yang sedang aktif-aktifnya dengan dunianya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan senyum mengembang di bibirnya, Devano diam-diam memfoto Dinar dari belakang. Pastinya dengan Dinar yang tengah asik melihat kearah danau yang ada disampingnya tanpa melihat kearah Devano.

TBC

gimana sama chapter ini? masih mau lanjut nggak nih?. Jangan lupa vote dan komen ya enjoy bacanya...

Komen disini buat lanjut ke chapter berikutnya...

Semangat puasanya, dan salam hangat Sasaa🌻🎈

Devano - jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang