Warning typo everywhere!!
DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!!!
-
Perbandingan antara benci dan sayang itu sangat signifikan jauhnya, karena tetap dipastikan lebih banyak sayangnya...🥀
Pukul 12:20 . Dinar masih terjaga, duduk di depan meja belajar yang ada dipojok kamarnya. Baru saja ia dapat kabar Papa nya meminta dirinya pulang, entah apa yang ingin Papanya bicarakan jujur Dinar sudah tak mampu berhadapan dengan beliau.Terlebih ada bibi Morfin yang memang menjadi istri ayah nya sejak ibunya meninggal 10 tahun yang lalu, Dinar tak lagi bertemu ayahnya sejak pemakaman Kakaknya dan istrinya.
Dinar mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya membuat dirinya terkesiap karena sedang melamun. Dibukanya pintu bercat putih miliknya itu menampakkan sosok Gracia yang menatapnya sekarang, anak gadis dari kakaknya yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
"Bunda." Panggil gadis berusia 13 tahun itu lalu berjalan kearah Dinar dan memeluknya.
"Ada apa sayang? Kamu mimpi buruk lagi?" Tanya Dinar lembut, membawa anak gadisnya kedalam kamar dan di dudukkan di pinggir kasur.
"Aku nggak bisa tidur. Gangga udah tidur dari tadi, I'm scared." Jawab Gracia. Ia memang tidak suka gelap maka dari itu seharusnya ia sudah memisahkan kamar kedua anak kembar itu.
"Yaudah biarin Gangga tidur dikamar kalian, Gracia tidur sama bunda ya. Sekarang kita tidur."
Keduanya memutuskan untuk tidur secepatnya, dengan lembut dan telaten Dinar berusaha membuat Gracia tertidur dengan cepat. Ia tak mau jika anaknya harus punya jam tidur yang berantakan,
-
Mentari pagi melambai dan menyebarkan cahaya nya keseluruh bumi, seakan memberi perintah pada manusia yang masih hidup mereka harus segera beraktivitas. Dinar bangun pukul enam pagi, bangun dengan hati-hati karena Gracia yang masih terlelap.
Dinar memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke dapur, setelah itu ia baru memasak untuk sarapan. Spaghetti bolognese dan sosis goreng untuk mereka sarapan, sedang asik menyiapkan sarapan di meja makan. Ia mendengar bel rumah berbunyi menandakan ada tamu di jam sepagi ini, bertepatan dengan Anak sulungnya Gangga yang turun dari lantai dua. Sudah fresh karena sudah mandi pagi,
"Abang udah bangunin adek-adeknya belum?" Tanya Dinar pada anak laki-laki nya itu.
"Udah bun Gracia lagi mandiin Jo paling habis ini turun" jawab sisulung.
"Abang tolong bantu bunda siapin susunya ya, bunda mau lihat tuh ada tamu."
"Siap Bun."
Dinar beranjak dari meja makan digantikan Gangga yang tengah menuangkan susu ke gelas. Dinar membukakan pintu rumah dan mendapati sosok laki-laki yang jujur tak ingin lagi ia lihat wajahnya,
"Tolong jangan menghindari ku lagi." Perkataan itu membuat Dinar menghentikan geraknya untuk kembali menutup pintu.
"Dinar aku kesini untuk menebus semua dosa-dosa ku padamu." Imbuh lelaki itu lagi dengan memelas, sedangkan Dinar berusaha menelaah apakah lelaki didepannya ini hanya aka membohonginya atau tidak.
"Masuk."
Dinar menyuruh lelaki itu masuk dan kembali menutup pintu rumahnya, mempersilahkan si lelaki itu untuk ikut sarapan bersama.
"Yeayy uncle sarapan bersama kita." Jovan girang karena lelaki itu hadir bersama mereka untuk sarapan.
"Hai boy. Apa kabar kamu? Gembul ya sekarang." Sapa sang lelaki itu pada Jovan.
"Abang tolong susunya biar bunda ambil piring lagi."
Setelah semuanya siap mereka melakukan sarapan pagi dengan sedikit keadaan dimeja makan canggung karena hadirnya lelaki itu ditengah-tengah mereka. Sikembar yang diam saja dan si Jovan yang asik meminta disuapi oleh lelaki itu,
Andreas Nocean anak diluar nikah ayahnya dan bibi Morfin yang seumuran dengan kakak laki-lakinya yang juga lelaki itu bunuh. Dia adalah pembunuh kakaknya dan laki-laki yang hampir memberikan trauma besar bagi dirinya juga,
Setelah selesai dengan sarapan. Dinar dan Andreas memulai perbincangan mereka berdua,
"Ada apa kamu kesini?" Tanya Dinar to the point. Sekarang keduanya tengah berada di taman belakang, sedangkan anak-anak berada diruang tengah sedang bermain.
"Aku tau aku salah aku mengakuinya, kau boleh membunuhku jika menginginkan nya. Tapi ada satu hal yang harus kau tau Dinar," ucapan Andreas terjeda membuat Dinar kian menatapnya dengan intens.
"Benar jika aku yang membunuh kakakmu dan isterinya, tapi semua ini adalah ibuku dalangnya. Kumohon selamat kan papa Dinar,"
"Ada apa dengan Papa? Jangan macam-macam ya kalian dengan papaku." Dinar tersulut emosi mendengar Andreas meminta tolong agar ia menyelamatkan Papanya.
"Ibuku tau jika semua warisan ayah akan diatas namakan dirimu 70%, ibuku marah dan ia sedang menyuruh suruhannya untuk menyakitimu. Aku takut ia bisa saja sewaktu-waktu menyakiti papa."
"Aku tak segan-segan membunuh ibumu dan dirimu jika kalian masih mau menyakiti Papaku." Dinar mencengkram kerah baju Andreas dengan emosi.
"Aku tidak mungkin menyakiti Ayahku sendiri Dinar, jangan lupa jika dia juga Ayahku." Ucapan Andreas membuat Dinar melepaskan cengkraman nya.
"Lantas apa yang akan kau lakukan untuk papa?" Tanya Dinar.
"Sebelumnya kau harus belajar ilmu bela diri ataupun menembak aku yang akan ajarkan padamu. Itu untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu kau dapat serangan saat tak dalam pantauan ku."
Andreas menjelaskan apa yang harus Dinar lakukan untuk menyelamatkan Papanya, bibi Morfin memang wanita gila. Ia lahir dari keluarga yang teramat keras dan sering ia mendapat kan apa yang ia mau dengan cuma-cuma dan langsung, maka dari itu ketika ia menginginkan Papa Dinar ia menghalalkan segala cara dan membuat ibu Dinar meninggal dunia.
TBC...
Don't forget to vote and votement
Asik mood baik jadi aku update double hari ini semoga kalian suka ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Devano - jaehyun
Подростковая литература"kamu sendiri bilang , jangan mencintai orang yang belum tuntas dengan masalalunya. Lantas mengapa kamu meminta saya untuk mencintai kamu?" Dinar tersenyum lembut setelah mengatakan itu. "Jangan mempermainkan perasaan Devano, kamu sendiri yang akan...