Warning typo everywhere!!
DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!!!
-
Mulut bisa berbohong tapi yang namanya perasaan tak pernah bisa untuk berdusta barang setitik...
🥀
Hari ke hari Devano dan Dinar semakin dekat, bahkan kadang kala mereka berdua pergi jalan-jalan berdua. Bahkan Devano sering menemani Dinar di toko bunga miliknya, seperti dihari ini Devano ada disana setelah berpamitan dengan sang bunda yang ada di cafe.
"Sibuk banget nih sicantik sampai nggak sadar ada orang ganteng yang dateng." Dinar kaget dengan suara Devano yang menyapa pendengaran nya tiba-tiba.
"Astaga kamu ini ngagetin aja." Dinar tinggalkan tangkai-tangkai mawar yang ia pegang lantas menghampiri Devano dengan senyum lembut lalu memeluknya.
Sedangkan sang empu dengan senang hati menerima pelukan dan mencium puncak kepala Dinar. Jika orang lain lihat mereka seperti sepasang kekasih yang sangat romantis walaupun kenyataannya hanya ada hubungan tanpa status yang jelas dari keduanya.
"Kamu bawa apa? " Dinar melepas pelukannya menatap Devano dan netranya tertuju pada plastik yang Devano bawa.
"Sandwich and vanilla latte untuk tuan Puteri ku yang cantik, dari bunda."
Devano berjalan kearah meja Dinar, meletakkan bawaannya disana dan menaruh jaketnya di gantungan jaket yang ada di toko Dinar.
"Kamu banyak pesenan?" Tanya Devano kala netranya menangkap banyak tangkai mawar yang menyinggahi meja bucketnya.
"Iya ada pesenan 10 bucket mawar buat anniversary gitu." Dinar kembali disibukkan dengan tangkai-tangkai mawarnya.
"Jam berapa kirimnya?"
"Jam 4 sore nanti, ada Dena kok yang kirim."
"Kamu makan dulu lah nanti sakit kalau nggak makan, kalau kamu sakit aku sedih." Kini Devano telah memeluk Dinar dari belakang.
Membiarkan dagunya bertumpu pada pundak Dinar sesekali mencium pundak sempit itu untuk menyalurkan rasa sayangnya pada sang perempuan.
Setelah mengenal Dinar lebih jauh, hidup Devano kembali berwarna karna sempat menjadi monokrom sebab kehilangan sang pujaan. Jujur ia tak mau kehilangan warna dihidupnya lagi ia ingin Dinar yang selalu menghapus lelah dirinya setiap hari, walaupun terkadang tak bisa dipungkiri bukit rindu yang kian tinggi itu selalu hadir untuk perempuan sebelum Dinar.
Lonceng dipintu toko Dinar berbunyi menandakan ada orang masuk ke toko Bunga itu, membuat Devano melepas pelukannya dari Dinar. Keduanya menoleh kearah pintu masuk mendapati Dena sang karyawan Dinar sedang cengar-cengir didepan pintu.
"Hehe maaf mbak aku kira tadi nggak lagi sama mas Dev." Gadis itu tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Santai Den, kamu tumben jam segini udah pulang kuliah?" Tanya Dinar pada sang karyawan.
"Cuman satu kelas mbak pagi tadi terus nggak ada urusan Hima juga makanya aku langsung kesini aja."
Dena menghampiri mereka berdua berniat membantu Dinar merangkai bunga,
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano - jaehyun
Fiksi Remaja"kamu sendiri bilang , jangan mencintai orang yang belum tuntas dengan masalalunya. Lantas mengapa kamu meminta saya untuk mencintai kamu?" Dinar tersenyum lembut setelah mengatakan itu. "Jangan mempermainkan perasaan Devano, kamu sendiri yang akan...