𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟔

560 61 0
                                    

Hari ini Baekhyun akhirnya sudah melakukan kegiatan kuliah seperti biasa tetapi dengan beberapa syarat dari Chanyeol —yang menurutnya terlalu berlebihan, hanya saja Baekhyun terlalu takut untuk melawan perintahnya. Bagaimana tidak berlebihan jika Baekhyun diperbolehkan kuliah lagi dengan syarat ia harus dikawal dengan beberapa orang berjas hitam dan diantar-jemput oleh supir.

Hei, bukannya apa-apa tetapi Baekhyun hanya resah karena teman-teman kuliahnya jelas tau jika dirinya bukan dari orang yang mempunyai kekayaan jadi sudah dipastikan dirinya akan dijadikan buah bibir setelah kakinya keluar dari mobil mewah itu.

Dan bukan rahasia lagi jika Park Chanyeol —orang yang sekarang menampung hidupnya itu, adalah orang yang bisa dibantah begitu saja jadilah sekarang ia dengan berat hati mengikuti semua syarat itu. Setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya sih, toh yang terpenting kuliahnya tidak absensi berkepanjangan dan juga ia sedikit merasa lega jika ada orang-orang yang menjaganya karena menurut Chen jika orang-orang yang kemarin masih mengawasi dirinya juga Xiumin walaupun mereka telah ❛dibeli❜ oleh orang yang mempunyai kedudukan tinggi —ah, tentu saja Baekhyun belum tau siapa sebenarnya Park Chanyeol di dunia bawah.

Berbeda dengan dirinya, Xiumin memulai harinya dengan setelan pakaian rapi tidak lupa dengan jas berwarna gelap ditambah dengan kacamata yang membuat profil wajahnya terlihat serius. Hari ini merupakan hari pertamanya bekerja sebagai asisten sekretaris yang langsung di bawah pengawasan Chen. Perlu diketahui jika Chanyeol mempunyai beberapa orang kepercayaan yang juga dibagi dua yaitu dunia atas —bisnis legal dan juga dunia bawah —bisnis ilegal. Jika Kim Jongin adalah sekretarisnya di perusahaan legalnya, Kim Jongdae atau Chen ini adalah sekretarisnya di perusahaan ilegalnya yang bergerak dalam pemasokan senjata api juga kasino dan kegiatan ilegal lainnya. Xiumin ditempatkan di dunia bawahnya bukan tanpa alasan tak jelas, melainkan karena dirinya sudah hapal betul bagaimana bermain di dunia itu.

Kembali pada Baekhyun yang kini bisa merasakan beberapa pasang mata yang memandangnya setelah turun dari mobil mewah berwarna hitam tersebut. Bisa ia tebak jika mahasiswa yang berkumpul tidak jauh dari tempatnya itu sedang memandang dengan penuh keheranan bahkan dari gesturnya, mereka sedang membicarakannya. Tetapi Baekhyun memilih untuk menggubrisnya dan berjalan dengan diikuti oleh tiga orang berbadan tegap dengan setelan jas siapa lagi jika bukan pengawal pribadinya.

❝BAEKHYUUUNIIIIE!!❞ Teriakan menggema saat kakinya baru melewati pintu masuk di kelas pertamanya pagi ini. Siapa lagi kalau bukan teriakan cempreng dari Xi Luhan —sahabat laknat tetapi penyayang. Bukan hanya Baekhyun ataupun teman-teman sekelasnya saja yang terganggu, itu terlihat saat Luhan meringis kesakitan akibat pukulan pelan di kepalanya yang dilakukan oleh Kyungsoo.

❝Gak usah heboh, kemarin juga udah ketemu.❞ Kata Kyungsoo dengan cueknya tetapi sebenarnya dirinya pun lega karena pertemuan kemarin itu bukan mimpi dan Baekhyun baik-baik saja sekarang walaupun sahabatnya itu mengaku harus tinggal bersama dengan seseorang yang menolongnya dari penculikan itu untuk berjaga-jaga jika ada hal buruk lainnya.

Baekhyun hanya tersenyum sembari berjalan menuju bangku yang ditempati oleh kedua sahabatnya itu dan ia semakin cekikikan saat melihat wajah Luhan yang memelas saat diberikan tatapan tajam oleh Satansoo tersebut.

❝Baek, ngomong-ngomong mereka harus ya jaga di depan kelas?❞ Tanya Luhan yang ternyata menyadari keberadaan para pengawal yang berdiri di depan pintu kelasnya. Memang sih mereka sudah diceritakan oleh Baekhyun perihal syarat yang diberikan oleh Chanyeol tetapi ekspektasinya bukan dijaga sampai depan kelas juga.

❝Hmm, biarkan sajalah. Aku juga sudah bilang sama mereka tadi untuk nunggu di depan kampus saja tetapi merekanya maksa katanya sih udah perintah Tuan Chanyeol jadi ya gitu deh.❞ Jawab Baekhyun dengan wajah pasrahnya membuat Kyungsoo maupun Luhan gemas melihatnya.

Bahkan saat dosen mereka ingin memasuki kelas itu meragu akibat beberapa orang yang berjaga, dipikirnya ada anak konglomerat yang mengikuti kelasnya tetapi saat ia melihat ke sekeliling kelas, ia sama sekali tidak menemukan anak baru yang digadang-gadang sebagai anak konglomerat. Dengan wajah yang kebingungan dan penasaran ia bertanya di depan mahasiswanya dengan gerakan bibir mengatakan ❛Siapa?❜ dan isyarat tangan menunjuk ke arah para pengawal tersebut.

Tanpa komando beberapa orang bahkan sahabat-sahabatnya serempak menunjuk ke arah Baekhyun yang membuatnya malu sekaligus tidak enak hati pada dosennya tersebut.

★★★

Entah bagaimana ceritanya tetapi yang jelas saat ini Xiumin berdiri dengan tegangnya menyaksikan pemandangan mengerikan di hadapannya. Biasanya jika seseorang yang melamar pekerjaan pada jalur interview berkemungkinan ia akan diuji terlebih dahulu oleh perusahaan untuk melihat kinerjanya, tetapi ia merasa kalau ia sedang diuji untuk hidup mati seseorang.

Di hadapannya kini terlihat seorang pria berumur kisaran empat puluh tahun sedang duduk di sebuah kursi di tengah-tengah ruangan. Keadaannya benar-benar mengenaskan dengan kedua tangan terikat di belakang begitu juga kedua kakinya. Penampilannya pun tidak ubahnya seperti binatang yang disiksa dengan begitu kejam oleh pria yang resmi menjadi atasannya pagi ini. Sedangkan Chen —pria yang menyiksa itu masih bersemangat membuat orang yang duduk di hadapannya itu hingga tidak ada erangan kesakitan lagi keluar dari mulutnya, mungkin karena sudah terlalu lelah menahan pesakitannya hingga menjadikannya pasrah untuk menjelang kematiannya sendiri.

Bukan hanya mereka bertiga yang berada di ruangan yang Xiumin yakini sebagai ruang penyiksaan, tetapi ada juga orang. Tiga orang lainnya juga berada di posisi yang sama dengan pria tua itu tetapi masih dalam kondisi yang bisa dibilang tidak terlalu mengenaskan. Sedangkan dua orang lainnya berdiri di dekat Chen sebagai asistennya untuk menyiksa orang-orang itu.

Demi apapun itu, Xiumin benar-benar tegang ketakutan melihat kejadian ini. Hell, batin dan pikirannya benar-benar tidak bekerja dengan benar saat ini. Di satu sisi dirinya ingin berlari keluar dan segera mencari Baekhyun untuk menyelamatkan mereka berdua, tetapi di sisi lain ada suatu gejolak asing di bawah alam sadarnya yang menunggu alur selanjutnya yang akan dilakukan oleh Chen. Apakah itu normal?

❝Ini adalah bayaranmu karena telah berani-beraninya berkhianat pada Phoenix.❞ Ucap Chen sambil membalikkan badannya memunggungi pria tua tersebut.

❝Tapi aku benar-benar salut padamu, Pak Tua. Nyalimu patut diacungi jempol saat kau berniat untuk mengkhianati Phoenix dengan menjual barang-barang haram itu.❞ Sambungnya lagi tetapi sekarang ia mengeluarkan sebuah pistol semi-automatic dari saku dalam jasnya dan mengacungkannya tepat di depan wajah pria tua itu. ❝Jadi, katakan permintaan terakhirmu!❞

Tetapi belum sempat pria tua itu membuka mulutnya, Chen langsung menarik pelatuk pistolnya hingga suara letusan itu memecahkan keheningan. Jangankan orang-orang yang duduk di kursi menunggu giliran selanjutnya, Xiumin pun merasakan ketakutan dengan sangat saat bunyi letusan itu.

❝Well, sekarang giliran kalian. Jadi siapa duluan yang akan kita interogasi?❞ Tanya Chen dengan senyuman yang membuat bulu kuduk merinding.

Senyuman Malaikat Kematian dari Phoenix.

[𝟓] The Invincible Phoenix ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang