𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟓

302 31 0
                                    

Matanya mengerjap perlahan, kepalanya masih terlalu pusing semenjak penciumannya terkontaminasi dengan obat bius. Dirinya tidak bodoh jika saat ini situasinya sama persis dengan kejadian sebelumnya, tetapi saat ini ia tidak bisa bergerak bebas karena kaki dan tangannya diikat dengan seutas tali yang erat. Setelah penglihatannya sudah bisa menyesuaikan, akhirnya ia bisa melihat di sekitar dan betapa terkejutnya ternyata bukan hanya dia disekap oleh para pria berbadan besar tadi tetapi juga teman-temannya.

❝Lu.❞ Panggilnya pada temannya yang berada di sampingnya, ia berusaha menyenggol tubuh temannya itu hingga Luhan tersadar dari pingsannya. Sedangkan Kyungsoo masih tak sadarkan diri yang tidak jauh di seberangnya.

❝Baek, kita dimana?❞ Tanya Luhan dengan raut wajah terkejutnya.

❝Baek, Lu..❞ Keduanya menolehkan kepala saat Kyungsoo tersadar dan memanggilnya.

❝Ki-kita diculik?!❞ Kata Kyungsoo yang langsung mengerti dengan posisi mereka.

❝Dicu—KITA DICULIK?!❞ Teriak Luhan membuat seseorang yang berjaga di depan pintu langsung membuatnya menggedor pintu besi itu dan berteriak, ❝diam atau kalian kutembak saat ini juga!❞

Sontak itu membuat ketiganya langsung terdiam. ❛Sensi banget sih, sial!❜

Mereka bertiga mulai saling mendekatkan, ❝Ini seriusan kita diculik? Gue belum pernah diculik lho.❞ Kyungsoo maupun Baekhyun sempat menoleh pada Luhan dengan terheran-heran.

❝FYI aja nih ya, gue kan belum pernah diculik jadi mukanya gak usah gitu!❞ Kata Luhan dengan cemberut saat sahabatnya itu melihatnya seperti tak menyangka dengan ucapannya.

❝Si rusa ternyata sudah benar-benar gila.❞ Kata Kyungsoo sambil menggerakkan pandangannya ke sekitar.

❝Kira-kira, Chanyeol bakal tau gak ya kalau lu diculik?❞Tanya Luhan pada Baekhyun.

❝Aku ga—❞

❝Bodoh banget kalau lu berpikir dia gak tau tentang ini.❞ Kata Kyungsoo memotong ucapan Baekhyun.

★★★

Di tempat lainnya, terlihat sekumpulan orang-orang yang sedang melakukan pelatihan di sebuah gedung indoor. Terlihat juga beberapa orang yang memakai setelan PDL yang senada berwarna hitam sedang memperhatikan para anak didikannya yang sedang berlatih.

❝PERHATIKAN KUDA-KUDA SEBELUM MENYERANG LAWAN!❞ Terlihat satu pria dengan postur tubuh yang atletis itu dengan berkeliling di antara para anak didiknya dan melihat setiap ancang-ancang sebelum masing-masing dari mereka harus melakukan sparing berpasangan.

Jackson Wong —pria yang mempunyai tugas sebagai ketua pelatih untuk hari ini terlihat lebih serius daripada biasanya. Tanpa alat pengeras suara, teriakannya itu sudah cukup membuat siapapun dengan patuh mendengarkan. Bahkan para anak didik perempuan yang awalnya dengan niat memberikan impresif untuk menarik pria berdarah Hongkong itu tetapi niatan mereka semua pupus saat melihat wajah dingin Jackson seperti tidak bisa disentuh.

Dengan aba-aba darinya, latihan berpasangan itupun akhirnya dimulai. Semua para pelatih yang mempunyai level sama dengan Jackson itu memperhatikan semua anak didiknya dan menilai beberapa spesifikasi yang telah ditentukan untuk lulus dalam pelatihan dasar sebelum menjadi anggota. Ya, kelompok Phoenix memang menerima siapapun terlepas dari kalangan manapun untuk menjadi anggotanya dengan catatan mempunyai kemampuan yang telah ditentukan. Untuk kali ini, para anak didik yang berhasil diterima itu sekitar 70 orang dan untuk bisa sampai ke tahap akhir, para pelatih juga penguji hanya akan meloloskan 15 orang untuk menjadi anggota resminya, sedangkan yang tidak lolos nanti hanya akan diberikan pekerjaan ataupun kompensasi sesuai dengan kemampuannya.

Di saat mereka semua sedang fokus dengan pelatihan ini, ada seorang pria yang masuk dan langsung menghampiri Jackson dan pelatih lainnya. Pria itu mendekatkan diri pada mereka, seperti dengan memberitahukan sesuatu sehingga Jackson menghentikan latihan.

❝Latihan hari ini selesai, kalian akan melanjutkan latihan bersama dengan Yugyeom.❞ Ucap Jacksoon membuat para anak didik melihatnya dengan kebingungan tetapi tanpa menunggu lama, Jackson, Jay B, Mark dan BamBam pergi meninggalkan tempat latihan itu dengan tergesa-gesa.

❝Kuberi waktu 15 menit untuk beristirahat sebelum latihan menembak dimulai.❞ Ucap Yugyeom dengan tegas membuat para anak didiknya mengambil sikap istirahat dan memberikan hormat sebelum membalikkan badan dan beristirahat.

❝Cari tau berapa orang yang tersisa disini, Jin.❞ Ucap Yongjae pada Jinyoung dan langsung pergi.

❝Apa menurutmu ini perbuatan mereka?❞ Tanya Yugyeom tetapi Yongjae tidak memberikan jawaban karena ia sendiripun masih belum tau dengan informasi tersebut benar atau hanya kemungkinan saja.

★★★

❝Mereka kok lama banget sih datangnya?❞ Tanya Luhan dengan nada menggerutu, membuat Kyungsoo jengah. Bagaimana tidak, pendengarannya sudah sangat bosan saat Luhan terus menerus bertanya kapan Chanyeol menyelamatkan mereka dari sini padahal Baekhyun dari tadi hanya diam saja.

❝Apa Chanyeol yang gak mau nolongin aku kali ini ya?❞ Tanya Baekhyun dengan suara sendu membuat Kyungsoo melotot pada Luhan.

Kyungsoo mendekati dirinya pada Baekhyun sambil merangkul tubuh mungil itu, ❝jangan mikir yang aneh-aneh. Chanyeol udah janji kan sama lu kalau dia bakal ngejagain lu apapun yang terjadi?❞ Tanya Kyungsoo dengan nada tenang membuat Baekhyun menganggukkan kepalanya.

❝Kalau gitu, sekarang jangan mikir yang aneh-aneh. Kita tunggu aja mereka datang ya.❞ Kata Kyungsoo membuat Baekhyun menyandarkan tubuhnya diikuti oleh Luhan yang juga tidak mau kalah, membuat tubuhnya ikut berpelukan.

Tidak berapa lama terdengar suara pintu yang terbuka dengan paksa, menampilkan seorang pria paruh baya dengan seseorang lagi di belakangnya menyeringai.

Well, well. Lihat tiga anak manis ini! What a view, ternyata anak-anak di bawah perlindungan Phoenix memang benar-benar sangat menggiurkan.❞ Ucap Pria Tua itu dengan nada yang sangat menjijikan membuat Luhan mendelik dengan tajam tetapi sepertinya itu tidak mempengaruhi kedua orang yang sedang tertawa itu.

❝Bangsat! Siapa lu, hah? Berani-beraninya menyekap kita disini.❞ Kata Luhan dengan garang, ❝wow, sepertinya kalian punya banyak nyawa ya jika berani berurusan dengan Phoenix.❞ Lanjutnya lagi membuat Baekhyun meremas tangannya berniat untuk membuat Luhan tenang tetapi sepertinya itu tidak berpengaruh sama sekali.

❝Hahaha, kita lihat bagaimana Phoenix memperlakukan kalian. Aku yakin jika pria brengsek itu tidak akan mau susah payah mengerahkan pasukannya untuk menyelamatkan kalian.❞ Pria Tua itu tertawa kembali membuat mereka bertiga menahan marah.

❝Tetapi tenang saja,❞ ucap pria yang lebih muda —mungkin seumuran dengan mereka berkata, ❝jika memang Phoenix tidak memungut kalian kembali, kami akan senang hati memberikan tempat terindah dengan kalian bertugas menghangatkan ranjang kami setiap malam.❞

In your dream, asshole!

❝Yeah, kami mungkin akan membakar ranjang juga tubuh kalian jika perlu.❞ Kata Kyungsoo meneruskan ucapan Luhan.

Well, we'll see soon, dear.❞ Ucap pria muda itu membuat Luhan maupun Kyungsoo membuat gesture mual sedangkan Baekhyun hanya diam saja sedari tadi.

Tetapi tidak berapa mereka berlima mendengar suara letusan dengan teriakan yang sampai di ruangan bawah tempat dimana Baekhyun dan kawan-kawan disekap.

Well, kita lihat, siapa yang lebih dulu hancur. Kalian atau kami.❞ Ucap Luhan dengan menyeringai.

Shit!❞ Umpat di Pria Muda itu, dirinya tidak menyangka jika Sang Phoenix akan mengejar mereka secepat ini.

❝Tenang saja, son. Mereka tidak akan berani berbuat apa-apa jika kita memegang permata yang dijaga olehnya.❞ Kata Pria Tua itu menenangkan anaknya itu.

Yah, kita lihat saja apakah mereka berdua akan selamat dari amukan Sang Phoenix.

[𝟓] The Invincible Phoenix ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang