❝Bos, alat pelacak milik Baekhyun menyala.❞
Setelah mendapatkan pesan singkat dari anak buahnya yang bertugas memantau pergerakan dari setiap anggota. Bukan tanpa alasan kenapa Chanyeol menanamkan alat pelacak pada kalung yang dulu ia berikan pada Baekhyun dan memintanya untuk tidak melepaskannya apapun yang terjadi, itu dikarenakan Chanyeol sudah bisa menduga jika Baekhyun akan menjadi salah satu senjata oleh para pesaingnya untuk menyingkirkannya. Dengan langkah besar, ia menuju ke ruang kontrol untuk memantau setiap pergerakannya. Tidak lupa juga Chen dan Jongin ikut tidak jauh di belakangnya, masing-masing dari mereka telah memberikan perintah pada anak buah utamanya untuk berkumpul di ruang kontrol.
Setelah sampai di sana, ia bisa melihat beberapa anggota IT telah berkumpul, begitu juga dengan anggota taktis utamanya. ❝Mereka berada dimana?❞
Melihat Sang Phoenix berada di ruangan bersamanya, mereka semua menundukkan kepalanya sedikit sebagai salam. Sedangkan Key —ketua dari anggota IT mulai berkata, ❝mereka membawa Baekhyun ke suatu tempat di bagian selatan kota. Dilihat dari konturnya, itu seperti tempat proyek penggalian batu bara.❞ Ucapnya tanpa melepas pandangan pada layar di hadapannya dengan jemari yang tidak berhenti menari di atas keyboardnya.
❝Loey, kami sudah siap berangkat.❞ Kata Chen setelah beberapa saat Chanyeol memandang ke arah layar besar di depannya. Chen tau jika bosnya itu sudah pasti menyusun beberapa skenario terburuk untuk membalaskan dendamnya kepada siapapun yang telah mengganggu pria kesayangannya itu.
Chanyeol membalikkan badannya menghadap para bawahannya, ❝kali ini, jangan sisakan satupun dari mereka untuk menikmati dunia ini lagi. Aku ingin kepala Pak Tua Keparat itu berada di atas meja kerjaku setelah ini.❞ Ucap Chanyeol mutlak membuat para bawahannya tahu apa yang harus mereka lakukan.
Pembasmian secara merata.
★★★
"❝Ayah, liat Chan mendapatkan nilai terbaik di kelas!❞ Chanyeol kecil itu dengan girang memperlihatkan sebuah kertas dengan nilai tertinggi itu kepada pria yang sedang sibuk dengan laptop di meja kerjanya.
Melihat tidak ada respon dari ayahnya itu, Chanyeol kecil berinisiatif untuk lebih mendekatkan dirinya, ❝lihat, Ayah!❞
❝BERISIK! PERGI DARI SINI, ANAK SIALAN!❞ Teriakan dari ayahnya itu membuatnya terdiam dengan tubuh yang gemetar. Dengan mata berkaca-kaca ia berkata, ❝ma-maaf, Ayah.❞
Karena tidak digubris akhirnya Chanyeol kecil beranjak pergi dari sana tetapi saat langkah kakinya hampir sampai di mulut pintu, ia melihat adiknya memasuki ruangan ayahnya dengan wajah sumringah.
❝AYAH, TEO MAU BELI MAINAN!❞ Teriak saudaranya yang berbeda satu tahun darinya itu pada ayahnya. Dan yang membuat Chanyeol merasa sakit pada dadanya adalah ketika melihat raut wajah ayahnya berubah dan memberikan senyum teduh pada saudara kandungnya itu.
Ya, bagaimanapun Chanyeol bersikap, entah ia berusaha menjadi anak terpintar di sekolahnya ataupun menjadi penurut, ia tetap tidak akan pernah dianggap oleh ayahnya itu. Semenjak ibunya meninggal dunia karena tidak tahan dengan perlakuan dari ayahnya yang selalu bermain tangan, bahkan bukan rahasia lagi jika Chanyeol kecil selalu melihat ayahnya membawa beberapa wanita bayaran ke rumahnya dan bercinta di kamar yang ditempati oleh kedua orangtuanya itu. Ibunya jelas selalu merasa tidak tahan dengan sikap semena-mena suaminya itu tetapi bukannya merasa bersalah, ayahnya itu dengan bangsatnya menodongkan pistol dan menembak kepala ibunya di hadapan bocah berumur 6 tahun itu.
Sejak saat itu Chanyeol kecil bersumpah tidak akan memaafkan ayahnya tersebut dan di usia 16 tahun akhirnya ia keluar dari rumah dan belenggu dari ayahnya tersebut. Ia tidak akan repot-repot memikirkan bagaimana nasib adiknya itu karena ia tahu jika adik dan ayahnya sama saja bejatnya.
❝Aku tidak akan memaafkanmu kali ini.❞
★★★
DOR!
DOR!
Terdengar letusan bertubi-tubi dari senjata semi-automatic yang dipakainya untuk menghabisi pada musuhnya. Tak khayal beberapa dari anggotanya seperti sengaja bermain-main dengan para korbannya itu hanya untuk kesenangan pribadi, ia tidak akan keberatan dengan hal itu.
❝Willy, cover me up!❞ Teriak Kai yang sejak semula memaksa untuk ikut tetapi lihatlah sekarang, ia merengek.
❝Menyebalkan sekali. Untuk apa kau memaksa ikut tetapi berakhir merengek padaku, huh?❞ Rutuk Archie sedikit kesal dengan partnernya tersebut.
❝Kau tidak ingin membantuku, huh? Iya?❞ Tanya Kai dengan nada sewotnya membuat pria berkulit pucat yang mempunyai nama kode Willy itu memutar matanya dengan jengah sebelum memposisikan dirinya untuk melindungi pria berkulit tan tersebut.
Chanyeol, Chen, Willy dan Kai telah sampai di depan pintu dimana anggotanya memberitahu jika disana Baekhyun dan kawan-kawannya disekap. Tanpa basa-basi, Chen langsung menembakkan senjatanya ke arah kenop pintu tersebut tetapi Kai yang mempunyai rencana lain langsung mengeluarkan benda bulat dengan ukuran kecil dari saku jaketnya. Melihat itu teman-teman langsung serentak memundurkan diri menjauh dari pintu tersebut sebelum Beruang itu melayangkan granat itu tepat di kaki mereka.
GYARR!!
Dengan tidak sabarnya, Kai menendang pintu yang telah rusak itu dan menembaki beberapa orang musuh di dalam ruangan itu. Tetapi entah suatu keberuntungan atau apa, tetapi setiap tembakan yang melesat tidak satupun mengenai kedua pria yang menjadi targetnya. Well, Baekhyun dan lainnya memang selamat. Beruntung mereka sudah menduga jika yang datang adalah Phoenix, jadi sejak suara ribut di depan pintu yang mengalihkan atensi para penculiknya itu dan melindungi diri di sudut ruangan yang tidak berhadapan langsung dengan pintu.
❝Wah, lihatlah siapa yang datang!❞ Sapa si Pria Tua yang terdengar ceria, membuat Chanyeol merasa muak. ❝Teo, apakah ini saudaramu yang menjijikan dulu?❞ Gelak tawa mengejek keduanya benar-benar membuat Chanyeol geram, tanpa berpikir panjang ia lalu menembakkan kaki kiri adiknya dan saat ayahnya ingin membalas menembak ternyata Willy lebih dulu melumpuhkan tangan kanannya.
❝Well, lihat sekarang siapa yang akan menjadi pecundang dan mati dalam keadaan menjijikan?❞ Ucap Chanyeol dengan senyuman sinisnya itu. Melihat kedua orang yang berbagi darah keturunan itu terpojok, membuatnya semakin ingin membuatnya menemui ajalnya dengan sedikit lama. Dengan begitu, ia menembakkan kembali empat peluru yang bersarang di kedua betis adik dan ayahnya agar mereka tidak bisa melarikan diri.
❝Bawa kedua bajingan ini, aku sepertinya berubah pikiran.❞ Ucap Chanyeol, ❝untuk kedua orang ini, dibunuh sekarang membuatnya tidak akan seru.❞
Setelah mengatakan tersebut, Chen dan Willy dengan kasar menyeret kedua orang itu menuju markas sedangkan Chanyeol mendatangi Baekhyun dan menggendong koala si mungil itu lalu Kai bertugas untuk membawa Kyungsoo dan Willy memeluk Luhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[𝟓] The Invincible Phoenix ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱
Fanfiction꒰selesai―tidak lengkap untuk kebutuhan percetakan꒱ 𝐓𝐇𝐄 𝐊𝐈𝐍𝐆𝐃𝐎𝐌 𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒 : 𝟏. 𝐓𝐇𝐄 𝐈𝐍𝐕𝐈𝐍𝐂𝐈𝐁𝐋𝐄 𝐏𝐇𝐎𝐄𝐍𝐈𝐗 Berawal dari insiden malang, berubah menjadi seorang yang tangguh. ⚠️BXB ⌞♛⌝ Chanbaek _______________ ©GALATEA VE...