𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒

728 69 4
                                    

❝Hei, apa kau mendengar desas-desus yang terjadi kemarin di Pelabuhan?❞

❝Loey Park membeli 2 budak dengan harga selangit itu?! Ya, itu berita besar, mana mungkin aku melewatkannya. Tetapi yang aku heran kenapa ia melakukan itu? I mean, itu hanya budak dan ia bisa mendapatkan siapa saja yang mau dengannya secara cuma-cuma karena harta juga tampangnya, bukan?❞

❝Berhentilah bergosip kalian! Lebih baik pergi dari sini jika kalian ingin bergosip, jangan di depan wajahku atau kesayanganku ini bisa membuat kalian bungkam selamanya.❞ Ucap Chanyeol tajam pada sahabat-sahabatnya sekaligus anak buahnya itu sedari tadi tidak berhenti untuk menyindirnya tentang pembelian budak semalam. Tetapi bukannya berhenti, mereka malah tertawa dengan puas saat melihat wajah Loey yang menahan kesal itu.

❝Tapi omong-omong, dua budak itu sekarang dimana?❞ Tanya Jackson yang sudah selesai menertawakan sahabatnya itu. Bukannya apa-apa, selama bertahun-tahun mereka bersama jelas tau bagaimana sifat dari pria tinggi yang dunia kenal sebagai pebisnis bernama Park Chanyeol itu. Park Chanyeol, pria yang dipuja oleh banyak orang, mempunyai kekayaan yang tidak mungkin bisa dibayangkan banyaknya dan terkenal dingin dan sifat kerasnya. Belum lagi jika orang-orang di ❛underground❜ yang lebih mengenalnya dengan sebagai Loey Park si ketua mafia yang tidak mengenal kata ampun dan sadis saat mengeksekusi para musuhnya itu, malah membeli dua budak di pelelangan manusia hanya karena permintaan dari Willy.

❝Berhentilah mengatakan mereka budak. Baekhyun dan Xiumin saat ini tinggal di Mansion utama, kalian bisa menemui mereka nanti. Sekarang, bagaimana perjanjian kita dengan kelompok perbatasan?❞ Tanya Chanyeol menginterupsi pembicaraan tentang Baekhyun dan Xiumin menjadi pembicaraan seputar urusan kelompok mereka dan mau tidak mau, suasana di ruangan itu berubah menjadi serius.

★★★

❝Tuan muda, tuan berdua sedang apa disini?❞

Terdengar teriakan histeris dari salah satu pelayan yang melihat Baekhyun maupun Minseok berada di dapur dengan bahan-bahan yang telah disiapkan di atas island kitchen tersebut. Bukan apa-apa, tetapi sebelum Tuan Besar Park berangkat bekerja, semua pelayan sudah diberitahu untuk tidak membuat kedua orang yang tengah malam tadi dibawanya pulang itu untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena mereka akan tinggal di sana bukan sebagai budak atau pelayan.

❝Ah, Nyonya. Maaf jika saya dan adik saya lancang menggunakan peralatan dapur, tetapi kami hanya ingin menyiapkan makan siang sebagai ucapan terima kasih kami terhadap tuan-tuan yang sudah membeli kami berdua, Nyonya.❞ Kata Minseok yang mulai menjelaskan karena Baekhyun sedari tadi gelisah dan menundukkan kepalanya saat suara ibu Jang terdengar.

❝Ti—tidak-tidak. Jangan panggil aku dengan sebutan Nyonya, aku juga seorang pelayan disini jadi kalian bisa memanggilku bibi Jang saja. Kalian tidak bisa menyiapkan makan siang untuk Tuan Besar Park dan Tuan Chen karena beliau tidak akan pulang sampai tengah malam nanti. Lebih baik kalian siapkan makanan untuk berdua saja, setelah itu kalian bisa beristirahat lagi hingga nanti tuan Park pulang.❞ Kata ibu Jang dengan penuh semangat. Entahlah, sejak ia dan para pelayan melihat tuan mereka pulang membawa kedua orang ini perasaannya mengatakan jika mereka harus memperlakukan keduanya dengan hati-hati. Bagaimana tidak, jarang sekali melihat tuannya menggendong seseorang yang tertidur pulas serta menyiapkan kamar tidur kosong yang berada di samping kamarnya. Yang mereka tau lantai dimana kamar tuannya berada itu adalah tempat terlarang untuk siapa saja tempati, walaupun masih ada 3 kamar lagi di sana tetapi tuan Park dengan tegas jika tidak ada seorangpun bisa memasuki tempat itu kecuali para pelayan yang bertugas saja. Sedangkan Minseok yang semalam ditunjukkan kamarnya oleh Chen berada di lantai 4 —di bawah lantai tempat Baekhyun, itu sudah pasti juga harus diperlakukan dengan baik.

❝Ah, baiklah kalau begitu, Bibi Jang. Setelah makan siang kami akan membantu untuk membereskan tempat besar ini ya.❞ Kata Baekhyun yang sudah bisa bernapas lega karena kedatangan wanita berumur itu bukan untuk memarahinya.

❝Tidak perlu, Tuan Muda. Kalian hanya perlu beristirahat saja dan mungkin nanti setelah tuan besar datang, kalian bisa memastikan keperluan mereka.❞ Jawab bibi Jang.

❝A—aku bukan Tuan Muda, bi. Bibi bisa panggil Baekkie dan Xiu saja.❞ Kata Baekhyun dengan memamerkan senyuman manisnya pada bibi Jang.

❝Baiklah-baiklah. Kalian bisa memasak dengan tenang dan makan siang dengan santai di sini, bibi akan meminta pelayan yang lain untuk menemani kalian jika butuh sesuatu, ya. Bibi tinggal dulu.❞ Bibi Jang pamit kepada kedua pria mungil dan cantik itu bermaksud untuk melanjutkan pekerjaannya di lantai atas sebelum tuan besar Park kembali ke Mansion kapan saja itu.

★★★

❝Kyung, bagaimana ini? Tidak ada kabar apapun dari kantor polisi ataupun dari Sehun.❞ Ujar Luhan yang melemas karena sudah lebih dari 2x24 jam pihak kepolisian tidak menemukan titik terang dimana sahabatnya berada.

❝Tenanglah, Han. Kita tidak boleh putus asa apalagi depresi, tenang dan kita tunggu kabar dari Sehun dulu setelah itu kita bisa mencari cara lain agar Baekhyun bisa ditemukan.❞ Ucap Kyungsoo dengan sabar. Ia sadar jika dalam situasi seperti ini dirinya maupun Luhan tidak boleh pesimis, pasti mereka akan mendapatkan sesuatu yang bisa menunjukkan dimana sahabatnya pergi.

Luhan mengambil ponselnya saat ada tanda panggilan dari kekasihnya itu.

❝Iya, sayang..❞

❝...❞

❝SUNGGUH, KAMU GAK BOHONG?! ANTARKAN AKU KESANA!❞

❝ Teriak Luhan dengan cepat saat mendengar berita yang disampaikan oleh kekasihnya itu.❞

❝...❞

❝Ta-tapi kenapa?❞

❝ Tiba-tiba raut wajahnya berubah saat mendapatkan tanggapan itu.❞

❝...❞

❝Ah baik, aku akan menunggumu disini. Cepatlah kemarin dan jika aku tau kau bohong, lihat saja Oh Sehun, aku akan memotong itumu dan akan kujadikan makanan penutup untuk Vivi!❞ Ancam Luhan yang langsung membuat Kyungsoo menatapnya bingung.

❝...❞

Setelah telepon itu terputus, Luhan melihat ke arah Kyungsoo.

❝Kata Sehun, ia tau Baekhyun dimana. Di—❞ Belum sempat Luhan memberitahu tiba-tiba meja kafe digebrak, siapa lagi kalau bukan oleh Kyungsoo.

❝TUNGGU APA LAGI?! DIMANA BAEKKI-KU! HUHU ANAKKU YANG MALANG. AYO HAN, KENAPA KAU MALAH DIAM?!❞

❝Bukannya kau yang menyuruh tenang? Kenapa sekarang malah berteriak seperti orang gila begitu?❞ Tanya Luhan yang memandang datar ke arah Kyungsoo yang telah membuat kegaduhan di kafenya itu.

❝Ekhem. Iya-iya, aku tenang. Jadi bagaimana?❞ Tanya Kyungsoo yang mencoba untuk tenang karena sadar diri jika saat ini ia menjadi tontonan oleh beberapa pelanggan yang sedang makan siang di kafe tempat ia bekerja.

❝Sehun akan kesini nanti dan ia akan menceritakan kepada kita Baekhyun ada dimana.❞ Jawab Luhan yang sudah lebih tenang saat mendapatkan kabar dari kekasihnya itu.

❝Baiklah, kalau begitu aku akan kembali bekerja saja.❞ Kata Kyungsoo yang langsung dijawab oleh Luhan dengan santainya, ❝Ya harus dong, jika tidak aku akan memotong gajimu.❞

❝Cih, lihat siapa yang kembali. Bukankah tadi kau menangis meraung-raung beberapa menit yang lalu?❞ Ejek Kyungsoo yang langsung dilempar Luhan dengan tisu bekas ingusnya itu.

[𝟓] The Invincible Phoenix ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang