𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟏

391 39 0
                                    

Ngghh~

Suara desahan mendominasi di dalam kamar hotel mewah itu. Baekhyun tidak tau bagaimana awalnya mereka bisa di sini ―dalam posisi seperti ini. Tetapi yang pasti, ia merasa nyaman dan percaya pada pria tinggi yang sekarang berada di atas tubuhnya.

Seingatnya setelah mereka menutup acara jalan-jalannya hari itu di destinasi wisata hingga akhirnya mereka makan malam terakhir sebelum besok pagi pulang ke Korea. Ingatannya memudar bertepatan dengan bibir tebal dari pria tinggi itu menempel di bibir tipisnya. Semua emosi meluap entah kemana, yang hanya ia rasakan sensasi asing dari permukaan kulitnya dan juga hawa panas yang berasal dari badannya sendiri.

Keduanya baru saja selesai menikmati makan malam romantis di hotel tempat mereka menginap karena Chanyeol pikir jika Baekhyun kelelahan dan ingin setelah makan bisa langsung istirahat. Kini mereka menikmati makanan penutup dan Baekhyun memandang wajah Chanyeol yang terpahat dengan sempurna sambil bilang, ❝Chan, makasih ya sudah membawaku liburan kesini.❞ Kata Baekhyun.

❝Kau senang?❞ Tanya Chanyeol sambil memainkan gelas anggurnya.

❝Hmm, terimakasih ya.❞ Katanya lagi sambil tersenyum Pepsodent.

Setelah selesai, mereka akhirnya beranjak pergi menuju kamar untuk beristirahat. Entah mengapa, Baekhyun merasakan jika suasananya berbeda dari malam-malam sebelumnya ―sedikit lebih gugup saja rasanya.

Sesampainya mereka di kamar, Baekhyun langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum mengistirahatkan tubuhnya. Ia sekarang sedang berselancar di sosial media untuk memberitahukan kepada para sahabatnya jika mereka berdua akan kembali ke Seoul dengan penerbangan pagi, bertepatan dengan Chanyeol yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya saja.

❝Belum tidur, hm?❞ Tanya Chanyeol yang bukannya berpakaian malah menaiki kasur masih dengan handuknya yang bertengger dengan sombong di pinggang kokohnya membuat Baekhyun merona malu saat melirik bagian bawahnya itu.

Bukannya malu, Chanyeol malah dengan santainya memposisikan tidurnya di samping Baekhyun dengan menghadap ke arah Baekhyun. Tangannya dengan perlahan mengelus wajah Baekhyun, ❝Cantik.❞

Entah kenapa Baekhyun tidak bisa ―atau bisa dibilang tidak mau, bergerak dan malah kedua matanya dipejamkan, merasakan sentuhan dari pria tinggi itu. Dalam sekejap, indera pengecapnya dengan lembut merasakan kecupan dari bibir tebal Chanyeol. Awalnya hanya mengecup dan lama-lama ia merasakan lumatan yang ringan dan lembut.

Chanyeol dengan tidak sabar memeluk pinggang rampingnya dan memposisikan tubuhnya di atas si kecil sambil masih melancarkan ciumannya dengan tidak sabaran dan menuntut. Baekhyun pun dengan tidak sadar mengalungkan tangannya di sekitar leher dominannya sambil mengeluarkan suara-suara erangan kecil yang menjadi bahan bakar untuk Chanyeol.

Aah..❞ Selancar itu desahan Baekhyun sesaat Chanyeol melepaskan lumatannya tetapi ia masih sibuk di leher si kecil dengan memberikan jilatan dan meninggalkan warna merah sebagai tanda kepemilikannya.

❝Chan—❞ Mata Baekhyun terbuka, menatap lurus ke arahnya dengan wajah yang memerah, bibir yang membengkak. Sungguh pemandangan yang membuatnya sangat menggoda. Dengan tangannya yang masih berada di leher Chanyeol, Baekhyun menarik tengkuknya dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Dengan respon Baekhyun tersebut, Chanyeol langsung meraih kaki pria mungil itu dan menaruhnya di pinggangnya sebelum akhirnya ia membalas lumatan Baekhyun dengan lebih kasar.

Baekhyun hanya bisa merintih ketika tubuh mereka tersentuh, Chanyeol merobek dengan kasar bajunya dan membuka celana pendeknya, membuatnya mendesis ketika badannya yang polos bergesekkan dengan Chanyeol yang masih memakai handuk yang dengan sedikit tarikan saja sudah terlepas.

❝Ini gak cukup.❞ Gumam Chanyeol di leher Baekhyun, ❝aku menginginkanku menjadi milikku.❞

Baekhyun yang mendengar itu sontak merasakan panas di wajahnya yang memalu, dengan menggigit bibirnya kecil ia lalu menganggukkan kepalanya. Melihat itu Chanyeol langsung mencium bibirnya dan turun leher sampai ke perut mulus Baekhyun. Tanpa ragu, ia memposisikan kepalanya di depan kemaluan Baekhyun dan menjilati dengan pelan kepalanya membuat Baekhyun melenguh nikmat.

Setelah puas, ia bangkit dan memberikan tiga jarinya ke arah bibir Baekhyun dan disambut oleh si kecil dengan memasukkannya ke mulutnya, memberikan pelumas alami yang akan dipergunakan Chanyeol padanya nanti. Setelah dirasa cukup, Chanyeol menarik jari-jarinya dan memasukkan satu jari terlebih dahulu ke arah lubang Baekhyun.

Shhh...❞ Baekhyun mengerang kesakitan, merasakan tidak nyaman pada bagian bawahnya.

Dirasa Baekhyun sudah mulai terbiasa, akhirnya perlahan ia menambahkan jarinya lagi dan dengan gerakan menggunting ―untuk memudahkannya membuat lubang itu bisa menampung miliknya yang sudah membesar sedari tadi.

F-Fuck! Chan―ah!❞ Teriak Baekhyun yang kaget saat jari ketiga Chanyeol menginvasi bagian bawahnya.

Fuck, Bee. Aku gak tahan lagi.❞ Penis Chanyeol yang sedari tadi sudah membesar dan keras itu pun akhirnya bebas dari balutan handuknya.

Chanyeol mengerang ketika ia dengan cepat mengocok miliknya, memposisikannya di depan lubang Baekhyun yang sudah terbuka untuknya. Dengan gerakan yang tiba-tiba Chanyeol mulai mencoba memasukkan penisnya ke dalam lubangnya —pelan tapi pasti hingga penisnya masuk semua dan menyentuh prostat milik Baekhyun.

F-Fuck...❞ Chanyeol mengerang dan Baekhyun mendesah panjang saat penis besar itu masuk ke dalamnya. Baekhyun menutup matanya, mencoba menikmati setiap jengkal penis Chanyeol.

Membuat malam itu keduanya terus menerus mengerang dan merintih keenakan dengan aktifitas panas mereka.

[𝟓] The Invincible Phoenix ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang