𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟎

388 25 0
                                    

DOR! DOR!

Tembakan dilepaskan itu membuat mansion yang awalnya tenang menjadi tempat pembantaian. Kejadian itu begitu cepat sehingga menuntut semua anggota harus lebih ekstra karena musuh sudah datang dan mengepung mereka.

❝Damn!❞ Daniel memaki saat pelurunya habis sedangkan musuh di depannya itu masih terus menembakinya, akhirnya ia bersembunyi di balik meja kayu yang tebal.

❝Daniel, you in there?❞ Terdengar suara temannya dari in-earnya.

❝What? I'm kinda busy right now.❞ Kata Daniel sambil menarik salah satu mayat di sana dan mengambil senjatanya.

❝Finish that all and come here quickly.❞ Perintah kawannya itu membuat Daniel langsung menembakan ke arah musuhnya bertubi-tubi hingga di tidak ada musuh yang berdiri tegak. Daniel langsung beranjak pergi ke arah belakang mansion untuk pergi menemui kawannya itu.

❝Have you finish?❞ Sapa temannya itu terlihat menyiksa seseorang yang sudah terluka.

❝Yep. What did you get here?❞ Tanya Daniel sambil duduk di kursi panjang taman dan melihat orang yang disiksa itu.

❝Well, you will know.❞ Kata temannya bersiap kembali menyiksa orang yang mempunyai seragam yang sama dengannya.

BRUGH!

ARGHHH!

Daniel menyeringai saat melihat orang itu tengah dipukul dan dilempar oleh Bobby tanpa ampun hingga menghantam tembok.

❝What a pity. You should think a hundred times if you want to make a mistake like this.❞ Ucap Bobby yang menginjak kepala pria yang saat ini tengah telungkup di tanah.

❝Did you see those of your friends? They've already felt their punishment and now it's time you felt it yourself.❞ Ucap Bobby yang menendang kasar tubuh pria itu hingga kembali menghantam kaki kursi yang Daniel duduki.

❝Why? Does it hurt?❞ Tanya Daniel sambil menginjak kembali kepala orang itu. ❝That's what you get if you deal with us, The Phoenix.❞

❝Take those who are still alive to the dungeon. Let them all die and rot themselves!❞ Titah Bobby pada anak buahnya yang langsung dikerjakan.

Setelah selesai, Bobby dan Daniel duduk di kursi panjang itu sambil masing-masing dari mereka menghisap sepuntung rokok.

❝How should we tell Boss?❞ Tanya Daniel pada Bobby.

❝Well, tell the truth. Even though we may all get punished.❞

★★★

❝Bagaimana itu bisa terjadi?❞

Chanyeol berusaha menahan amarahnya saat mendengar kabar yang diterimanya. Ia murka dengan kabar tentang penyerangan yang terjadi di salah satu kota di London setelah beberapa jam sebelumnya ada kabar serupa di China.

❝Kembalilah kemari. Semua orang yang berada di markas berangkat kemari secepatnya.❞ Titah Chanyeol sambil mengeratkan genggamannya pada gagang telepon.

Setelah ia memutuskan komunikasi itu, Chanyeol duduk di sofa dan melihat beberapa kawannya yang sudah berada disana saat kabar dari China diterima dini hari tadi.

❝Apa rencanamu membawa mereka semua kemari?❞ Tanya Sehun.

❝Kuputuskan tidak ada markas di China maupun London.❞ Jawab Chanyeol dengan tenang berbanding terbalik dengan suasana hatinya. ❝Suruh semua orang yang berada di luar untuk berangkat secepatnya kemari. Dan Chen, urus keperluan untuk markas disini.❞ Sambungnya membuat semua orang langsung menganggukan kepalanya dan beranjak dari tempat duduknya untuk mengerjakan perintah dari Big Boss.

Setelah semua orang pergi, Baekhyun masuk ke ruang kerja Chanyeol. ❝Chan?❞

Hey, babe. Ada apa?❞ Tanya Chanyeol menyembunyikan wajah marahnya.

Baekhyun mendekati Chanyeol dan memijat kepalanya. ❝Apa ada masalah?❞

Chanyeol menikmati pijatan dari kekasihnya itu, napasnya perlahan terdengar rileks. ❝Tidak apa-apa, hanya masalah kecil saja.❞

❝Jika kau ingin, kau bisa bercerita padaku. Walaupun aku tidak tau apa yang harus dilakukan untuk meringankan bebanmu.❞ Kata Baekhyun.

Chanyeol menghentikan gerakan Baekhyun dan menarik tubuh kekasihnya itu untuk duduk di pangkuannya. ❝Aku membutuhkanmu sekarang.❞ Katanya sebelum Chanyeol mengecup bibir ranum Baekhyun dan melumatnya dengan perlahan. Baekhyun yang tau akan suasana hatinya langsung menyambut ciumannya, tangannya juga aktif bergerilya di tengkuk Chanyeol.

Saat ini Chanyeol hanya membutuhkan sentuhan dari Baekhyun untuk meredakan semua amarahnya.

★★★

❝Jadi katakan apa yang terjadi disana?❞ Tanya Chanyeol pada beberapa ketua dari setiap markas di luar Korea. Setelah menunggu sehari —menunggu semua anggota sampai di Markas Korea, akhirnya mereka semua melakukan pertemuan guna mencari tau tentang penyerangan beberapa hari lalu.

❝Sepertinya ada pihak lain yang sengaja melakukan penyerangan ini mengingat London dan China diserang di hari yang sama.❞ Kata Daniel.

❝Apa kita sudah tau siapa yang melakukannya?❞ Tanya Chen pada mereka semua tetapi tidak ada yang menjawab.

Hingga akhirnya ada satu orang yang menjawab, ❝sepertinya aku tau siapa yang ada di balik penyerangan ini.❞ Kata Xiao Zhun.

❝Katakan.❞ Chanyeol hanya diam mendengarkan tanpa ingin membuka suaranya.

❝Anak buahku sebelumnya menemukan sebuah alat komunikasi mereka yang berupa walkie talkies. Awalnya kami tidak bisa melacak jarak komunikasi tersebut tetapi..❞ Ucapan Xiao Zhun berhenti sebentar sambil melihat mata Chanyeol sebelum berkata, ❝kami menemukan sebuah simbol di dalam walkie talkie dan sepertinya memang mereka yang melakukannya.❞

❝Mereka?❞ Beo Kai.

❝Black Tiger.❞ Jawab Xiao Zhun membuat orang yang berada di dalam ruangan itu langsung menoleh ke arah Chanyeol. Tetapi Big Boss tetap tidak mengeluarkan perkataan apapun, ia hanya sibuk dengan pikirannya sendiri.

❝Bagaimana?❞ Tanya Kai pada Chanyeol.

Chanyeol memandang wajah mereka satu persatu sebelum berkata, ❝berikan aku waktu sebelum memutuskannya.❞

Chanyeol beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan itu membuat semua orang yang ada disana sedikit merasa jika persoalan ini tidak akan bisa selesai karena sikap bos mereka itu.

❝Aku pikir dia belum bisa melupakan orang itu.❞ Ucap Daniel membuat Sehun memandangnya lebih tajam daripada teman-temannya yang lain.

[𝟓] The Invincible Phoenix ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang