.
..
...
....
Aku tidak tau kemana haruto akan mengajak ku,setelah insiden beberapa minggu lalu ia membentak ku, aku tidak berani mengeluh ataupun menanyakan kemana ia akan membawaku, sesekali aku hanya meliriknya diam-diam, haruto hanya menatap lurus kedepan tanpa menoleh ke arah ku sedikit pun,
Aku menghela nafas berat karena sedikit tertekan, ku alihkan pandangan ku ke luar jendela menikmati pemandangan malam, ku angkat kepala melihat sedikit awan yang mengelap, sepertinya akan turun hujan,
"Sebenarnya kemana kita pergi tuan watanabe," setelah memberanikan diri aku menanyakan hal tersebut dengan hati-hati, aku menambahkan embel-embel tuan saat menyebut namanya, siapa tau diakan sedikit berbaik hati untuk menjawab pertanyaan ku,
"Kau senang,"
"Maaf,"
"Kau senang memanfaatkan penyakit mu untuk merusak kehidupan orang lain,"
"Apa mak-sud mu,"
"Ayolah kim junkyu, kau bisa mendapatkan segalanya hanya karena kau memiliki riwayat penyakit jantung, kau memanfaatkan penyakit mu itu untuk mendapatkan apa yang kau mau," aku tidak tau kemana arah pembicaraannya, apa dia baru saja menghina ku, kenapa ia berpikir demikian saat aku tidak pernah mengarahkan pikiran ku ke hal seperti yang dia katakan,
"Ingatlah kim junkyu, aku menerima pertunangan ini hanya untuk menuruti orang tua ku, bukan karena tertarik dengan mu, lagian, siapa yang mau memiliki tunangan penyakitan seperti diri mu," di balik sikapnya yang dingin ternyata tersembunyi mulut yang bisa mematikan mangsanya, aku tidak menjawabnya, hanya mendengar dan sekuat mungkin aku bersabar menghadapi orang seperti di samping ku ini,
"Ku harap kau tidak menyesal telah mengatakan hal tersebut tuan watanabe," kata ku tanpa menolehnya sedikit pun, dapat kudengar ia tertawa remeh setelah mendengar ucapan ku,
"Untuk apa aku menyesal, itu tidak mungkin, bahkan kau mati sekalipun,"
Plak
"Kau-
"Kau, apa kau tidak bisa menghargai ku sedikitpun, aku juga tidak ingin bertunangan dengan mu maka jangan sombong terlebih dahulu, ku pikir kau orang yang baik meski tidak suka kau tidak akan memperlakukan ku dengan kasar, ternyata aku salah, bahkan kesombongan mu mengalahkan harga diri mu tuan watanabe,"
"Beraninya kau-
"Jika kau bisa menghinaku kenapa aku tidak, tapi sayang nya aku tidak ingin berurusan dengan kau tuan watanabe,"
"Turun," perintah haruto pada ku,
"Apa?"
"Turun sebelum aku berbuat kasar kim junkyu, turun,"
Aku terdiam melihat sikapnya yang baru ku ketahui, lama aku menatapnya dalam diam begitu pula denganya, ku akhiri tatapan ku dan segera turun dari mobil tunangan ku, tanpa mengucap sepatah kata pun ia melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan ku di tepi jalan raya, dan bodohnya aku tidak membawa dompet sungguh kesialan,