.
.
.
.
Pintu apartement terbuka dengan lebar menyambut kedatangan pria yang sedari tadi ia tunggu, yuna segera membawa dirinya kedalam pelukan haruto dan melontarkan kata-kata bahwa ia merindukan haruto setengah mati,
"Kenapa kau lama sekali sih," rengek yuna manja, haruto mengabaikan pertanyaan yuna dan membawa dirinya masuk kedalam, ia mendudukkan dirinya di sebuah sofa panjang, begitu pula dengan yuna yang memposisikan dirinya di samping haruto,
"Aku merindukan mu, sayang,"
"Ada apa kau menyuruh ku kemari?"
"Ck, kau ini, tidakkah kau merindukan ku juga, huh,"
"Ini sudah malam, sebaiknya aku pulang saja,"
"Haruto," cegah yuna yang mengapai lengan kekar haruto cepat sebelum ia pergi, yuna membuat raut wajah yang terlihat sedih atas sikap haruto,
"Akhir-akhir ini kau mengabaikan ku, kau juga tidak membalas pesan ku, ada apa dengan mu, kau tidak mencintaiku lagi,"
"Maafkan aku, ibu mertua ku baru saja meningal dan aku lupa memberi mu kabar,"
"Baguslah, kalau dia sudah mati,"
"YUNA!!"
Yuna berjengit kaget mendengar bentakan haruto yang cukup keras, bukan hanya itu, yang dulunya haruto tak pernah menghempaskan kasar tangan yuna, kini haruto melakukannya, dan itu semua karena haruto menikahi pria bernama kim junkyu, sehingga sikap haruto telah berubah padanya,
"Dia ibu mertuaku, dan kau berani sekali mengatakan hal seperti tadi,"
"Dan aku kekasih mu jika kau lupa haruto, kenapa kau bersikap seolah aku ini orang lain, bukankah bagus jika ibu mertua mu itu mati, jadi! Tidak ada lagi yang bisa menganggu kita, tidak sia-sia aku menyuruh seseorang untuk menembak mobil si wanita cerewet itu, dan itu pembalasan karena dia telah menamparku,"
"Kau, kau yang melakukannya," haruto merendahkan nada bicaranya, ia sangat terkejut mendengar sebuah fakta, dan ia tak menyangka jika yunalah dalang dibalik semua ini, bagaimana bisa yuna berubah menjadi jahat, dan haruto seperti tak mengenali yuna yang dihadapannya sekarang,
"Ya, seharusnya kau berterima kasih pada ku, sayang, aku telah menyingkirkan orang yang menghalangi hubungan kita, jadi, tinggal aku membereskan istrimu itu,"
Haruto merasakan sesak yang luar biasa mendengar ucapan yuna, ia tidak akan membiarkan yuna menyakiti junkyu, tanpa mengatakan apapun, haruto berlalu dari apartement yuna dengan melangkah cepat meningalkan yuna yang tak mengerti dengan haruto,
Dalam perjalanan pulang ke apartementnya, haruto menyetir dengan isi pikiran yang mana membuatnya pening, ia masih terkejut mengetahui fakta yang sebenarnya, dan ia tidak mungkin jika harus melaporkan yuna ke pihak polisi, lalu bagaimana dengan junkyu yang sangat terpukul atas kehilangan ibunya, dan haruto sempat menyalahkan dirinya atas kematian sang ibunda istrinya,
Tak kuat melawan pikirannya, haruto menghentikan mobilnya di tepi jalan, ia mencoba mengatur nafasnya yang terasa sesak, sesekali ia memukul-mukul setir kemudinya karena ia tak tahu harus kemana ia lampiaskan amarahnya,