.
.
.
.
.
Semakin lama perut yuna yang rata kini telah membentuk menandakan memang ada seorang nyawa di dalam sana, didepan sebuah cermin yang besar ia membolak-balik tubuh guna melihat perutnya yang mulai buncit,
"Maafkan aku baby, karena harus memanfaatkan dirimu, tapi aku janji, jika aku berhasil merebut haruto ku kembali, maka aku akan menjaminkan kebahagiaan hidupmu nanti, jadi baik-baiklah didalam sana ya, sayang," ucapnya sembari mengelus-elus perutnya secara perlahan, dan yuna sangat berharap jika kehamilannya akan membuat haruto akan kembali padanya, meski harus kehilangan satu nyawa, yuna rela dan asalkan itu untuk harutonya,
"Maafkan aku sunghoon-aa," ucap yuna membatin,
"Nghhh," suara pria manis yang baru membuka matanya dan di sambut oleh sinar matahari yang menyambut pagi yang indah, dengan seorang pria yang semantiasa memperhatikan wajah manis dari sang istri yang sangat cantik di kala terbangun dari tidurnya,
"Good morning, sugar," suara berat haruto yang khas bangun tidur terdengar sangat seksi, dan ditambah lagi dengan panggilan yang sangat tak biasa junkyu dengar dan ini masih sangat pagi,
"Ya! Ada apa dengan panggilan mu itu," junkyu tersipu malu di buatnya, hari ini merupakan hari pertamanya terbangun dan langsung di suguhkan wajah sang suami yang sangat tampan, apa ada lagi hal yang membahagiakan selain ini, tentu saja ada dan ini baru kebahagiaan awalnya, dan junkyu sangat berharap bisa terus seperti ini kedepannya dengan sang suami,
"Ini masih terlalu pagi untuk berpikir, sayang,"
"Apa itu hal yang dilarang,"
"Tentu saja tidak, tapi aku merasa di abaikan karena kau terus saja memikirkan seseorang,"
"Eum....ya, itu benar, dan selama beberapa hari ini sepertinya pikiran ku di penuhi olehnya,"
"Olehnya? Dan dengan begitu kau memikirkan orang lain saat bersama ku,"
"Tck, sudahlah!!! Cepat bangun aku akan menyiapkan sarapan untuk mu,"
Junkyu menyingkirkan lingkaran lengan haruto di pingganganya dan segera bangkit lalu beranjak pergi dari kamarnya, melihat hal itu membuat haruto semakin kesal karena sepertinya junkyu sedang menggodanya,
"Ayolah!!! Katakan siapa orang yang telah merebut pikiran mu, sayang," dan dengan begitu haruto terpaksa menyusuli junkyu untuk turun kelantai bawah,
"Watanabe Junkyu, apa kau-
"Ya! Watanabe Haruto, bisakah kau diam dan pergilah mencuci wajahmu, kau ini sangat kotor,"
"Tck, baiklah-baiklah,"
Kelas siang sebentar lagi akan dimulai, dan junkyu senantiasa menunggu sahabatnya, hari ini mereka ada janji untuk pergi ke toko buku bersama, tapi tak sedikitpun junkyu mendapati perawakan sunoo di sekitar kampus, apa pria yang bernama kim sunoo itu tidak datang hari ini, atau dia melupakan janjinya, itulah yang dipikir junkyu,