.
.
.
.
Derungan suara mesin membuat beberapa orang yang bertugas berlari kecil, sang tuan muda telah tiba, semua para pekerja dimulai dari pelayan, penjaga dan para pekerja lainnya berdiri berderetan menyambut kepulangan tuan muda si pewaris tunggal W,H corp, tak lama sang nyonya Watanabe berjalan dengan anggunnya menghampiri keberadaan anaknya yang di sambut antusias oleh keluarga Watanabe sendiri,
Sebulan lebih haruto tidak mengunjungi orang tuanya, dikarenakan kesibukan yang di berikan oleh sang ayah, umur haruto terbilang cukup muda untuk usia kesibukannya, namun orang tua haruto menyuruhnya untuk melanjutkan pendidikannya dari rumah, bukannya haruto tidak mau, Tuan watanabe sendiri menyuruh haruto untuk melanjutkan pendidikan dirumah, dikarenakan banyaknya musuh dari berbagai tempat untuk menyingkirkan pewaris tunggal yang sangat dikenal oleh seluruh penjuru negeri, terutama jepang, tempat kelahiran si tuan muda,
Hari ini Tuan Watanabe meminta haruto datang mengunjungi mereka, sang ibu menyuruh haruto untuk membawa sang istri, karena junkyu mengatakan pada haruto dia akan pulang malam, jadinya ia tidak bisa ikut mengunjungi keluarga Watanabe,
Disinilah sekarang keberadaan keluarga watanabe, disebuah ruangan yang bernuansa putih tulang yang di hiasi lampu-lampu kristal yang bergantungan, beberapa peralatan mewah menghiasi setiap sudutnya yang mana terdapat kesan Glamor, dan tak lupa beberapa sofa berwarna senada dengan warna cat ruangan, di antara sofa yang tersusun rapi terdapat pula sebuah meja kaca panjang yang berada di tenggah-tenggah sofa, bisa dibilang mereka berada di ruang keluarga,
"Ibu sangat berharap junkyu ikut dengan mu," raut wajah nyonya watanabe dibuat sedih melihat menantunya tak ikut bersama sang anak, padahal ia sangat merindukan menantu kesayangannya,
"Dia ada kelas malam, makanya dia tidak bisa ikut dengan ku, aku janji akan mengajaknya lain kali,"
"Janji!"
"Ibu sangat mengenal diriku bukan, aku tidak akan mengingkari janji yang telah aku buat, ibu tenang saja, besok aku akan mengajaknya kemari,"
"Terima kasih sayang ku,"
Ting
Saat tengah asik menikmati waktu bersama sang ibunda tercinta, sewbuah notifikasi membuat haruto mengecek segera ponselnya,
Dengan lihai ia membawa jari-jari lentinknya menekan-nekan layar ponsel canggihnya itu, satu persatu haruto membaca isi pesan yang dikirim oleh seseorang, sampai dimana! Sebuah foto berhasil membuat mata tajam haruto membola sempurna, tiba-tiba amarahnya naik sampai telinga dan urat dilehernya tercetak jelas, haruto mengenggam kuat-kuta benda pipih yang tadi menampakkan sebuah foto 2 pria yang sangat ia kenali, dan salah satunya pria manis yang selama 4 bulan ini telah sah menjadi istrinya, watanabe Junkyu,
"Haruto, sayang, ada apa dengan mu Nak, apa terjadi sesuatu," tanya sang ibu yang tak mengerti dengan perubahan sikap anaknya dengan tiba-tiba,
"Aku harus pergi sekarang," dengan cepat haruto bangkit dari tempat duduknya dan berjalan cepat keluar dari rumah megah orang tuanya itu,
"Watanabe Junkyu, kau menjemput masalah mu sendiri, kali ini aku tidak akan membiarkan mu," ucap haruto membatin, amarahnya kembali
"Terima kasih sunbae.....eum....maaf! aku tidak bisa mengajak mu masuk," lirih junkyu sambil menundukkan kepalanya,
"Aku mengerti, masuklah, diluar sangat dingin," ucap jaehyuk sambil mengenggam tangan junkyu yang terasa dingin,