.
..
...
....
Hari yang dinantikan telah tiba, bukan aku tapi kedua orang tuaku dan juga calon mertua ku, mereka tampak sangat bahagia,
Sebisa mungkin aku memberikan senyuman bahagia meskipun aku sangat memaksakannya, itu kulakukan demi kebahagiaan orang tua ku,
Tamu undangan memenuhi aula pernikahan, sebentar lagi dia telah sah menjadi seorang istri dari pria yang sangat di bencinya, ia hanya berharap semoga dalam pernikahanya tidak terjadi sesuatu yang buruk, aku berjalan melewati tamu undangan yang berdiri sambil bertepuk tangan menyambut antusia kehadiran ku, aku mencoba memperlihatkan senyum ku, aku melihat ayah ku yangemgandemg tangan ku sambil menatap ku, aku bahagia bisa melihat senyuman bahagia dari orang tua ku,
"Kau sangat tampan,"
"Terima kasih ayah,"
Kami hanya berbincang singkat setelah itu iya menyerahkan tangan ku pada pria yang telah berdiri di altar, wajahnya sangat datar ketika ia menatap ku, sebisa mungkin aku menahan air mata ku agar tidak jatuh, aku tidak ingin merusak hari bahagia untuk kedua orang tua ku,
Tentang jaehyuk, aku tidak memberitahunya, aku tidak ingin ia menjauhi ku setelah mengetahui bahwa aku telah menjadi seorang istri pria lain, meski acaranya tampak meriah, namun hanya orang-orang terdekat yang hadir dan juga jangan lupakan sunoo sahabat ku,
Hanya untuk hari ini aku akan menampilkan senyuman tulus ku, aku tidak ingin membuat orang tua ku mengkhawatirkan ku, aku menghela nafas lega, lepas sudah satu keinginanku sebelum aku pergi, aku bahagia jika orang tua ku bahagia,
.
..
...
....
"Kim junkyu, owh maksud ku watanabe junkyu, kau senang sekarang,"
Owh kumohon jangan mulai, aku hanya menundukkan kepala ku kebawah tak ingin menatap pria yang tengah berkacak pinggang di hadapan ku sekarang,
"Jika bagimu kau telah sah menjadi istriku, itu salah besar, jangan berharap terlalu banyak kim, karena itu tidak akan lernah terjadi, dan ingat, aku tidak ingin satu kamar dengan mu, dan jangan coba-coba mencampuri urusan priabadi ku, lakukan sesukamu tapi jangan bersikap seolah-olah kau memang istriku, aku tidak pernah sudi," usai mengatakannya, kulihat ia meraih jaketnya dan keluar dari kamar, aku tidak ingin bertanya karena cukup takut dengannya, setelah kepergiannya, aku tak dapat lagi menahan air mata ku tak mengalir, tanggisan yang kutahan sejak pagi tadi, aku melampiaskan semuanya dengan menangis sejadi-jadinya,
.
..
...
....
Di pagi hari yang cerah dua manusia yang masih mencari kehangatan di balik selimut tebal yang menutupi tubuh telanjang mereka, seorang pria mengeliatkan tubuhnya saat sinar matahari menyilaukan matanya, ia merenggangkan tubuhnya dan menoleh kesamping melihat seorang gadis masih berada di alam mimpinya, ia tersenyum geli melihat pipi gembul gadisnya sangat mengemaskan, ia pun bergerak mengecup gemas pipi bulat tersebut, yang mengakibatkan gadis di sampingnya itu mengeliatkan tubuhnya,