18

361 55 12
                                    

.

.

.

.

.

Hanya ada keheningan yang tercipta di sebuah ruangan, yang mana hanya terdapat 3 orang yang sudah cukup dewasa yang sibuk menyelami pikiran mereka masing-masing, haruto yang berada di samping yuna bergerak gelisah sambil beberapa kali ia mencuri lirikan pada junkyu yang duduk diseberangnya,

Tak hanya haruto yang sedari tadi gatal untuk mengajak junkyu berbicara, sejujurnya junkyu merasakan hal yang sama, mulutnya sangat gatal untuk meminta penjelasan dari haruto sekarang, jika tidak ada yuna di antara mereka, mungkin saja emosi junkyu sudah meledak setelah pulang dari rumah sakit, sebuah kenyataan yang harus junkyu terima, sebuah fakta yang mengharuskan dirinya sedikit meluangkan waktu untuk yuna dan juga haruto,

"Aku.......aku masuk duluan, kalian...bisa membicarakannya terlebih dahulu," junkyu segera beranjak dari tempatnya menuju ke kamarnya sendiri, ia tidak bisa berlama-lama disana, meski ia tidak mencintai haruto-tidak! Maksudnya iya, tidak.....arghhh, junkyu juga tidak tau bagaimana perasaanya saat ini, ia sangat kecewa setelah mendengar ucapan dokter Lee tadi, ia merasa kesal dan seharusnya ia melampiaskannya pada haruto, ia marah dan sangat-sangat marah bahwa suaminya telah-entahlah, junkyu tidak tahu harus berbuat apa selain meminum obatnya untuk meredakan sakit di jantungnya,

"Tidak junkyu, kau harus tenang, kau tidak boleh egois dan meluapkan amarah mu sekarang, kau harus bisa menahannya dan selesaikan baik-baik," hibur junkyu pada dirinya sendiri,



















"Meskipun kau menjelaskannya 1000 kali pun aku tidak akan pernah percaya, kumohon hentikan sandiwaramu sekarang juga yuna," ancam haruto yang segera menumpahkan amarah dan semua yang menyiksa perasaanya,

"Haru~a, kau sudah mendengarnya sendiri bukan, kenapa kau masih menyangkalnya, kau menolak kehadiran janin yang ada di dalam perut ku ini?"

"Kita memang pernah melakukannya, Tapi aku tidak sebodoh itu untuk-"

"Hentikan Haruto, jika memang kau tidak bisa menerima kenyataan yang sudah ada didepan matamu, kau tidak perlu melakukannya, dan kau juga tidak perlu bertanggung jawab, aku akan membesarkannya dan juga merawatnya sendiri, berbahagialah dengan istrimu itu, aku dan juga anak kita-ah..Tidak! Maksudnya anakku, akan pergi dari kehidupanmu," ancam yuna tak kalah menantang, ia bergegas pergi kedapur untuk mengambil sebuah benda, junkyu yang melihat yuna berjalan dengan tergesa-gesanya menuju dapur, dengan cepat mengikuti langkah yuna dan betapa terkejutnya saat ia melihat yuna mengambil sebuah benda tajam berupa pisau dapur dan mengarahkannya kedepan perutnya yang rata,

"Ya! Apa yang kau lakukan, huh, singkirkan pisau itu yuna~ssi," bentak junkyu memperingati perbuatan yuna yang membuatnya sangat takut,

"Kenapa? Bukankah ini yang kalian inginkan, lagian untuk apa aku mempertahankannya jika haruto sendiri tak menginginkan kehadiran anak ini,"

"Kumohon! Singkirkan pisau itu dan kita bisa membicarakannya dengan baik-baik, jangan lakukan sesuatu yang akan merugikanmu, yuna, kumohon,"

"Ada apa ini?" Kini haruto menghampiri junkyu, ia juga sama terkejutnya atas apa yang ia lihat didepannya,

"Ya! Apa yang kau lakukan yuna~a,"

It's Okay, You Hurt Me (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang