Dimas setiap hari selalu menyempatkan buat menjenguk pak zola, tapi tetap saja hasilnya nihil
“dok ini pak zola belum ada perkembangan?” melihat dokter yang mengecek kondisi tubuh pak zola
“belum ada mas, kondisinya malah semakin menurun”
Setelah dokter keluar, dimas langsung merangkum video emaknya kak rangga disuntikkan racun dan dianiyaya untuk menjatuhkan pak poernomo
Tiba-tiba tangan pak zola memegang pundak dimas
“anak muda dimas?”
“pak zolaa!!”
“sutttt, jangan berisik, saya sebenarnya sudah siuman 1 minggu yang lalu tapi sepertinya saya malah diberikan cairan sesuatu yang membuat kondisi saya semakin lemah” berbicara dengan lemah
“sebentar pak, bapak tidur dulu, saya cari tahu siapa dokter tadi yang menggantikan infus bapak”
“yang menggannti infus selalu dokter yang sama, saya ingat suaranya”
“baik pak saya selidiki dulu”
“nak saya pengen segera pergi dari sini”
A few moment letter pukul 17.00
“pak itu bukan dokter yang dulu mengoprasi bapak, itu dokter yang kerja sama dengan pak poernomo juga untuk membunuh pak zola dengan perlahan”
“poernomo lagi? Masih belum puas dia nyiksa saya”
“pak saya akan keluarkan bapak dari sini hari ini juga” langsung menelfon kak rangga
Seseorang membuka pintu, reflek pak zola langsung memejamkan matanya kembali
“lala?”
“suttt gw ingin ngebantu lu berdua”
“intinya pak zola sudah siuman, nah tugas kita membawa pergi pak zola dengan aman, kalau kita bilang ke dokter untuk bawa pulang secara terang-terang ga mungkin dibolehin karena kondisi pak zola sedang tidak fit 100%
“tugas gw apa dim” tanya kak rangga
“kak rangga menemui pak dokter ini”menunjukan foto dokter yang tadi mengganti infus pak zola
“kalau gw dim?” elu yan nunjukin jalan yang aman, gw yang gendong pak zola pergi”
“jadi gw ceritanya mengulur waktu agar pak dokter jahat itu ga tau kalau elu bawa pak zola pergi?”
“betul”
“gas, mari kita mulai misi ini, ini terlihat pak dokter jahadnya menuju ruang inap sebelah jadi posisi kita sangat resiko” menunjukkan leptop bututnya
“bentar gw lihat sikon” ucap lala beranjak pergi
"pak zola bangun dulu ya pak, sekarang kita akan bawa pak zola pergi dari sini" ucap dimas
“sini gw bantu ngangkat pak zola ke pundak lu” saut kak rangga
“sutt aman, lewat belakang dim, motor lu dimana?” saut lala
“motor gw didepan nih”
“bentar gw pindahin montor lu” saut lala
“elu ga kuat, biar gw aja, lu tetap disini jagain dimas sama pak zola” saut kak rangga
“makasih ya nak” ucap pak zola dengan lemah di punak dimas”
“iya pak sama-sama”
“eh coba ambilin infus itu”
“nih” menunjukan infus ke dimas
“ini bukan infus, ini cairan untuk melemahkan daya tahan tubuh, masukin ke tas gw la”
“tas lu gw bawa aja sekalian leptopnya, lu fokus buat gendong pak zola aja”
Seseorang membuka pintu ~gradak~
Reflek lala langsung menutup gorden di depannya dan dimas menidurkan kembali pak zola
“pak zola, kenapa pak zola belum sadar huhuhu” ucap lala dengan dramatis
“lu berdua ngapain?” tanya kak rangga
“ih kirain pak dokter jahat” ucap lala
“semua aman, gas” ucap kak rangga
saat semuanya sudah siap, mereka kepergok
~gradak~ seseorang membuka pintu lagi
Dan ternyata benar, pak dokter jahat yang datang
“mau dibawa kemana?"
“emm pak zola kebelet pipis katanya hehehe” ucap lala
"bukannya pak zola belum siuman ya? kok kebelet pipis?" berbicara nada psikopat
Lala langsung menelfon fiki saat keadaan genting
“halo la? sutt dengerin aja, dan buruan panggil ayah lu ke rs dekat sma” bisik lala
Pak dokter langsung membuka suntik yang akan disuntikan ke mereka bertiga agar pingsan
“pak sadar! Kita ber4, pak dokter satu!” ucap kak rangga
“kalian tau tidak yang ditangan saya ini apa?”
“ice cream!” saut lala
“rasain nih” berlari menuju lala dan akan menyuntikkanya
“kak rangga dengan reflek meninju pak dokter
“tolong!” teriak lala
Pak zola langsung diletakan ke ranjang, dan dimas dengan sigap ikut meninju pak dokter
~gladak~ seseorang membuka pintu
“semua angkat tangan!” ucap polisi
Akhirnya pak dokter jahad ditahan di polres, pak zola langsung dialihkan ke RS lain untuk penanganan lebih lanjut, dan untuk mereka ber3 ikut ke kantor polisi untuk menjelaskan kronologi
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Arrow Theory
RandomSpoiler lala merupakan atlet panah yang memiliki pure bakat sejak dini, ia kerap memenangkan puluhan turnamen sehingga ia mendapat julukan atlet panah legendaris dari jawa. lala bukan anak tunggal, melainkan anak kedua dari tiga saudara. kakak dan a...