Musibah

20 11 2
                                    

"la kenapa diam kok gak latihan?" tanya pelatih

terlihat lala sedang memegang busur tapi terdiam beku

"kedua tangan saya keram pak, jadi saya diam agar kembali normal"

"coba saya lihat" sembari meletakkan busur ditangan lala

"saya tidak papa pak ini sudah kebiasaan saya"

"ini tidak bisa la, bentar duduk dulu sambil selonjoran, badan kamu nanti takutnya ikut kaku"

"baik pak"

7 menit kemudian

"gimana udah kembali 100%?"

"insyaallah, ini juga sudah lumayan pak"

"tangan kamu masih kaku la, bahaya di lanjutin" sambil mengecek tangan lala

"saya bisa pak"

"gini deh, sekarang kamu langsung ke klinik seberang gedung, disana klinik khusus atlet inter, dan saya beri kamu pulang kerumah selama 3 hari untuk bertemu keluarga dan teman"

"bener pak??? asikkk, tapi pak ini sudah H-2 minggu lagi lo pak apa tidak papa?"

"saya percaya kamu la, jadi habis ketemu keluarga, latihannya harus lebih fokus ya"

"siap bos, kalau begitu saya izin sekarang, assalamualaikum"

lalu lala langsung menuju klinik untuk mengobati keram ditangannya

"beri tahu ayah ibun dulu ah, eh apa buat surprise ya? oke surprise deh" berjalan kegirangan

setelah selesai semua lala bersiap pulang menaiki bus menuju rumah

keesokan harinya lala tiba di kampung halaman pukul 09.00

POV Kak Rangga
"beh ga bisa dibiarin, nanti gw bisa gila" membuka hp dan mencari kontak dimas lalu menelfonnya

~tutut~

"halo"

"elu dimana"

"disurga"

"gw nanya serius dim"

"dirumah lah"

"btw temenin gw beli barang"

"barang apa"

"barang keperluan buat les adek-adek"

"males"

"yaelah dim pelit amat"

"iyadeh kapan dimana"

"hari ini pukul set8 di toko buku deket sekolahan"

"yaelah deket sono masa suruh temenin gw kak"

"gw ga bisa milih selera adek-adek"

"y gw otw mandi sekarang, ngomong ndadak banget"

"oke makasih dim"
PovEnd

pov dimas kak rangga
"woe dim sini" melambaikan tangan

lalu setelah mereka selesai milih buku lalu kak rangga mengajak beli kopi

"dim ngopi yuk"

"males mau pulang tidur"

"ga asik banget, lu ga doyan kopi ya? ga laki banget"

"ngece banget, gw suka ya"

"yaudah ayo"

berjalan menuju kopian dekat toko buku

"dim lu udah ga hubungan sama lala"

"no commet" sambil mengulik ngulik hpnya

"wah keknya gw lampo ijo nih bisa dapetin dimas" gumam kak rangga dalam hati

"emm dim"

"apa kak"

"gw bingung sama gw sendiri"

"maksot"

"kenapa ya kalo sama elu gw ngerasa nyaman banget?"

"karna gw ganteng" saut dimas dengan bercanda

"dim gw serius, gw sempet stres mikirin ini, keknya gw suka sam elu"

"jangan ngawur ya kak, jangan buat trauma lagi lu kak"

"emng apa salah gw? lu jijik sama gw?"

"kak sadar kak, kita itu sesama laki, kodrat nya ga mungkin bersama"

percakapan mereka menjadi serius dan menegangkan

"dim tapi gimana gw suka sama elu"

"cukup kak!!!" menonjok kak rangga

"lu nonjok gw dim? gw salah apa" berlari pergi meninggalkan dimas

pikiran dan hati kak rangga tak karuan karena cowok yang disukainya menolak dengan mentah-mentah dan menonjoknya, ia berjalan dengan melamun dan tanpa sadar ia menginjakkan kaki ke jalan raya

"eh itu kak rangga? kak rangga!!!!" teriak lala dari kejauhan dengan muka ceria

tapi kak rangga seperti cangkang tanpa nyawa, berjalan penuh lamunan

tapi kak rangga seperti cangkang tanpa nyawa, berjalan penuh lamunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kak awas!!!!!" teriak lala berlari menyelamatkan kak rangga

~BRAK~

"sebuah mobil melaju nabrak gw"

Love Arrow TheoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang