Saat Hyunjin berkata tiga bulan, Chan bersungguh sungguh ia menunggu sampai tiga bulan.
Chan tidak pulang dari Okinawa, justru menyewa Apartemen mahal disana untuk terus bertemu Hyunjin setiap harinya. Pekerjaannya ia serahkan kepada Minho, dan kebetulan Ibunya ingin membuat cabang toko roti disini, dan Chan menyanggupinya.
Ibunya tahu bahwa Chan mencintai Hyunjin sedalam itu, hanya ada satu permasalahan yang sedari awal belum mereka selesaikan.
Maka, Chan harus menyelesaikan semuanya, sekarang.
Hyunjin mendengus melihat Chan yang masih setia menunggu di luar toko roti. Sebenarnya, ia agak kasihan melihat Chan yang selalu menunggunya pulang. Walau terkadang ia iba, namun rasa sakitnya masih terus membelenggu di hatinya.
Namun sudah tiga bulan, Hyunjin merasa bahwa dirinya akan sama saja jika terus mengabaikan lelaki itu, yang bahkan masih berstatus suaminya.
Logika dan perasaan tidak bisa bersatu, namun bagaimanapun Hyunjin harus bertemu dengannya, dengan Ayah dari anaknya.
Perlahan ia melangkah menuju kursi di depan Chan, Chan yang tidak sadar ia hanya menundukkan kepalanya, sepertinya ia kelelahan. Namun, ia tidak beranjak selama Hyunjin ingin menunggunya.
"Kak Chris, bangun."
Chan melonjak terkejut saat melihat Hyunjin di hadapannya. Wajahnya terlihat sangat teduh, tidak ada kelelahan disana. Chan selalu merasa bodoh, kenapa dulu dirinya tidak bisa menahan diri untuk menyakitinya?
"H-Hyunjin? Kamu ... sudah selesai bekerja? Maafkan aku, aku akan-"
"Disini, Kak Chris. Aku akan membicarakan sesuatu. Bodoh, kenapa harus menunggu tiga bulan untuk orang sepertiku?"
Chan hanya tersenyum, menghela napasnya membuang semua beban yang ia rangkul.
"Orang sepertimu, layak aku puja, Hwang. Aku ingin meluruskan semua, tentang apa yang sudah terjadi. Mungkin aku hanya ingin terus terang, biarkan nantinya jika aku hanya mencintaimu dalam diam."
Chan menghela napasnya, mulai menceritakan kehidupan pahitnya.
"Hyunjin, aku sudah mencintaimu sejak awal kita hidup bersama. Aku sudah menerima bahkan sebelum Mama berbicara dengan kita berdua. Aku ... sudah menyayangimu, bahkan jauh dari apa yang kamu kira. Namun, Hyunjin. Aku mempunyai trauma,"
Hyunjin terdiam saat mendengar perkataan Chan. Chan menghela napas, dan kembali bercerita. "Maafkan aku, bahkan aku tidak tahu bahwa ia bisa menguasaiku setelah kita menikah. Aku tidak paham bagaimana dirinya bisa menguasaiku, aku tidak bisa menahan diriku untuk terus menyiksamu. Hyunjin, maafkan Chris. Yang mencintaimu, adalah Chan."
Hyunjin mengernyit bingung, "Tunggu, maksudnyaㅡ"
"Chris adalah diriku yang kasar, dan Chan adalah diriku sebenarnya. I have an another side, Hyunjin."
Hyunjin terdiam setelahnya.
Chan memiliki DID. (Dissociative Identity Disorder)
Kenapa ia tidak pernah terpikirkan sebelumnya?
Chan tersenyum, melihat Hyunjin yang hanya terdiam rupanya ekspetasinya terlalu tinggi.
"Maafkan aku, Hyunjin. Aku tidak bisa terus terang karena sungguh, aku malu. Aku mencintaimu, tapi aku tidak bisa menjaga diriku. Aku mulai bisa mengandalkan diriku saat melihat Daren. Entah kenapa, Chris bisa mengalah untukku sehingga aku selalu bahagia melihat darah dagingku. Namun, aku terlambat, aku terlalu malu untuk mengakuinya. Sekarang, aku tidak dapat menahannya. Jika dulu aku mempermalukanmu karena mengatakan anak yatim, aku lebih jauh buruk darimuㅡ"
"Karena aku dilecehkan oleh ayahku sendiri."
"Dari kecil, hanya Mama yang bekerja. Mama mendirikan perusahaan selagi Ayah sakit. Namun, Mama tidak mengetahuinya dan aku hanya menyembunyikannya sampai aku merasa takut bertemu dengan Ayah. Sedari kecil, Christopher tidak pernah paham soal cinta, bagaimana menyalurkan kasih sayang. Aku bisa bebas dari bajingan itu setelah ia mencelakai dirinya sendiri di hadapanku. Itu trauma terbesarku, Hyunjin. Maafkan karena kamu harus menjadi korban dari Chris ...."
Cukup, Hyunjin tidak dapat menahan air matanya. Sungguh, ia merasa jahat sekarang. Ia kabur dari masalah, tidak bisa mempercayai Chan yang sudah mulai menerima dirinya. Perlahan, ia bangkit dan memeluk Chan dengan erat, sangat erat.
Chan bergetar, memeluk Hyunjin seerat mungkin. Ia mencium rambut legam istrinya, yang sangat ia rindukan. "Hyunjinㅡ maafkan aku karena kamu memiliki suami yang banyak kekurangannya. Maaf karena telah membuatmu kecewa, aku pantas mendapatkan hukumanㅡ"
"Christopher, cukup." sela Hyunjin. "Terima kasih sudah jujur, aku sangat takjub denganmu. Terima kasih sudah kuat, ya? Aku tahu untukmu berat, Kak. Dibanding diriku yang hanya menjadi anak yatim, dirimu juga berat karena herus menahan beban seberat ini, sampai kamu harus memiliki sisi lain yang memikul dendammu. Terima kasih ya, Kak?"
Chan terisak kuat, memeluk Hyunjin dengan begitu erat. Ia sangat bahagia memiliki Hyunjin, dan ia tidak pernah merasa lelah menunggu istrinya yang begitu sabar dengan sisi lainnya, Chris.
ㅡㅡㅡㅡㅡ
HAYOO SIAPA YANG GAK SADAAR? HAHAHA
seharusnya sih kalo pembaca sadar kalo dari awal aku merubah narasi dari Chris ke Chan, itu karena mereka berbeda. Ternyata gak ada yang sadaaar, tapi ngena gak sih? aku rasa enggaakkk😭Hari ini mau double update, dan sebentar lagi ending!
Apakah masih ada sesuatu yang belum diselesaikan? 👀
AIM FOIVE -Chan
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒆𝒏𝒊𝒆𝒏𝒕. (bxb chanjin) ⚠
Fanfictionhyunjin hanya perlu sabar, bahwa semua akan indah pada waktunya. jika chris yang menyadari itu dari awal. ㅡ chanjin ㅡ bxb shipper ㅡ ⚠ mpreg ㅡ mature content chanjin x stray kids x mpreg x bxb x mature content