the truth.

2.3K 280 12
                                    


Kehidupan Chris tidak sebahagia dulu.

Kehidupan sehari-harinya hanya tidur, berangkat, bekerja, dan pulang. Terkadang juga ia lupa untuk pulang, sehari-hari ia hanya akan bekerja, dan bekerja. Ia sudah tidak peduli dengan kesehatannya.

Minho juga selalu mendengus melihat atasannya menyiksa diri sendiri. Sudah lima tahun, tapi dia tetap seperti ini. Bahkan melihat Chris seperti mayat hidup, hanya akan tersenyum seperlunya dan hanya formalitas.

Setelah ditinggal istrinya, Chris tidak pernah merasakan apa itu cinta.

Chris selalu menyalahkan dirinya bahwa ia adalah bodoh, dia orang yang membuat Hyunjin pergi dan itu semua adalah kesalahannya. Kesalahan karena ia tidak bis menahan emosi dan selalu menyiksa Hyunjin sebelum ia sembuh.

Chris tidak pernah seterbuka itu dengan Hyunjin.


5 tahun sebelumnya..

Chris tersenyum saat selesai menelepon Seungmin. Baginya, Seungmin adalah kebahagiaan keduanya setelah Hyunjin.

Walaupun dulu ia sangat kejam, namun setelah Juyeon datang dan berkata ingin merebut Hyunjin, ia tidak rela dan tidak mau Hyunjin direbut siapapun, termasuk mantan dari istrinya sendiri.

Dan niatnya hari ini ia akan mengajak Hyunjin untuk date dengan keluarganya.

Setelah kembali memeriksa berkas dan pergi keluar, Sekretaris Chris- Lee Minho, kebingungan.

"Loh, Chris? Bukannya tadi ada Hyunjin?"

Chris mengernyit bingung. Setahunya istrinya itu tidak bilang kepadanya sebelumnya akan datang.

Dan sejak kapan istrinya tahu perusahaan ini?

"Loh, kok gak bilang Min? Emang dia kesini?"

Minho mendengus pelan. Benar sesuai dugaannya. "Hyunjin kesini dan membawa sekotak bekal. Ia titipkan ini, namun semoga aku salah liat.. Chris. Dia menangis kencang dan berlari keluar perusahaan."

Sepertinya Chris paham dengan kondisinya.

"Min, gue bakal pulang cepet hari ini. Tolong batalkan semua rapat hari ini."

"Tapi-"

Tanpa mendengar jawaban Minho, Chris berlari menuju mobil dan mengendarainya terburu-buru.

"Yatuhan, semoga Hyunjin tidak pergi ...."

Chris menggigit bibir gugup, tidak pernah merasakan ketakutan sehebat ini. Chris tidak bis berpikir jernih dan berpikir lain.

Setelah sepuluh menit mengendarai mobil, ia berlari ke apartemennya. Berlari dengan sekuat tenaga, sangat kencang. Ia berharap Hyunjin masih menyambutnya dengan hangat, menyambut dengan Daren, anak kesayangannya yang sekarang ia sudah ajak berbicara.

Hyunjin, tolong dengarkan aku dulu...




Tidak ada.



Hyunjinnya tidak ada.





"Hyunjin ...  K-kau benar-benar pergi? "





"Tanpaku?"




"A-aku sendiri?"



Badan Chris bergetar hebat saat melihat apartemennya kosong, bahkan hanya barangnya yang tertinggal.

Lantas untuk apa?

Untuk apa dia hidup tanpa kebahagiaan?

ㅡ𝑳𝒆𝒏𝒊𝒆𝒏𝒕ㅡ

𝑳𝒆𝒏𝒊𝒆𝒏𝒕. (bxb chanjin) ⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang