Bangchan rasanya senang saat ia bisa kembali merengkuh Hyunjin-nya yang pernah terlepas dari pelukannya.
Rasanya sakit jika ia mengingat Chris menyakiti dirinya, betapa bodohnya dirinya tak dapat mengendalikan dirinya dan berakhir Hyunjin yang harus disakiti oleh Chris.
Chan tersenyum saat melihat Hyunjin tertidur, rasanya sangat teduh dan damai. Memikirkan kembali betapa bodohnya ia dahulu, sekarang ia tidak mau melepas Hyunjin dari dekapannya. Dikecupnya surai Hyunjin berulang kali, yang selalu sama cantiknya seperti sepuluh tahun silam.
Kala dulu, Bangchan adalah pemuda lugu yang memiliki kelainan. Ia merupakan seorang lelaki yang bisa dibilang sulit didekati karena ia masih takut dengan dunia luar.
Setelah ayahnya melakukan aksi bunuh diri, rasanya campur aduk. Rasanya ia senang, karena ibunya tidak akan pernah lagi merasakan kesakitan, dan ia tidak pernah lagi dilecehkan. Rasanya sakit, karena bagaimanapun ayahnya adalah figur baginya.
Namun satu hal yang ditinggal oleh ayahnya, Chan menjadi seorang yang pendiam serta memendam segala masalah akibat traumanya.
Kala dulu teman SMA mengejeknya mengatakan ia lugu, ia tidak bisa marah. Tentu, karena ia memang seorang yang lemah.
Semakin lama, dirinya tidak terima setelah mendengar ibunya diejek, ia tidak bisa, ia marah. Bangchan menggeram kesal, entah sejak kapan, jiwa Chris muncul di dalam dirinya, dan menguasai dirinya.
Sejak SMA, Chris selalu datang pada dirinya dan melampiaskan rasa marahnya serta melampiaskan rasa takut dari traumanya yang ia pendam.
Maka sejak itu, Chris selalu menguasainya. Chris adalah sisi kepribadiannya saat Chan tak mau melampiaskan kemarahan untuknya.
Chan sadar, bahwa Chris menguasainya. Tapi Chan tidak menduga, bahwa Chris dapat menguasainya selama tiga tahun lamanya, sejak ia akan menikah dengan Hyunjin.
Chan bodoh, dan ia selalu sadar akan hal itu.
Sejak mengenal Daren, jiwa Chris perlahan menghilang dan Chan bisa menguasai dirinya. Setelah Chan bisa menguasainya kembali, ia pergi ke Psikiater untuk menghilangkan jiwa Chris. Sebenarnya, ia agak bersyukur memiliki Chris yang bisa melampiaskan marahnya.
Namun ia tidak bisa jika Chris terus menyakiti istrinya. Karena Chan, sangat mencintai Hyunjin. Chan hanya manusia lugu yang tidak bisa mencurahkan kasih sayangnya karena ia tidak bisa mendapatkannya dari dulu. Ia merasa bodoh saat mengenal cinta, dan berakhir menyakiti orang tersayangnya.
Chan tersenyum, mengusap pipi Hyunjin yang selalu menjadi kesukaannya. Ia bergumam pelan, "Jangan pergi dariku lagi, Hyunjin ... betapa tersiksanya aku tanpa melihat dirimu setiap hari."
Hyunjin menggeliat, ia terbangun. Chan mengeratkan pelukannya, dan mengusap punggung Hyunjin dengan lembut. Bisa dilihat wajah suntuk Hyunjin berada, karena harus bekerja.
"Sayang, ingin tidur lagi?"
Hyunjin hanya menggeleng, dan menggenggam tangan Chan erat.
"Ayo selesaikan apa yang belum kita selesaikan, Chan."
Chan tersenyum, tetap mengusap surai lembut itu. "Rasanya masih sakit saat mengingat kamu pergi begitu saja tanpa tahu bahwa Chan sudah kembali, bodohnya aku tidak pernah jujur tentang hal itu."
"Aku hanya takut, sayang. Aku manusia yang lemah, Chris bisa menguasaiku dan menyakitimu begitu saja. Padahal, aku ingin sekali mencintaimu setiap waktunya."
"Seungmin ...."
Ah, iya. Hyunjin pergi karena itu.
Chan menghela napas berat. "Seungmin adalah anak dari ayahku, sayang."
Masalah apalagi ini?
Chan tersenyum getir sebelum melanjutkan, "Ayahku dulunya adalah hypersex. Ia pernah memperoksa wanita tidak berdosa dan lahirlah Seungmin, tepat saat aku berusia tiga tahun."
"Setelahnya, Mama mengetahui hal itu dan ia sangat murka. Namun ayahku tidak kapok, justru ia semakin tersiksa dengan bangkrutnya perusahaan miliknya. Yang ia pikirkan hanya berjudi, menghabiskan uang perusahaan dan melampiaskannya pada alkohol."
"Setelah pertengkaran hebat, Ayah semakin tidak terkendali. Ayah sering menyiksa Ibu, dan aku dilecehkan. Aku ... terlalu malu, tapi aku harus."
Hyunjin mengusap lengan Chan yang sedang bercerita, mencoba menguatkan suaminya.
"Wanita itu bunuh diri, anak itu dititipkan pada Mama. Karena anak itu tidak berdosa, dan Mama terlanjur menyayanginya. Dia adalah Kim Seungmin, adik tiriku."
Hyunjin menghela napas, betapa menyesal saat dulu ia tidak bertanya dan malah melenggang pergi menuju Okinawa.
"Maafkan aku, seharusnya aku membiarkan kamu menjelaskannya."
Chan menggeleng, tersenyum teduh. "Justru aku yang bodoh, sayang. Aku terlalu malu, terlalu lemah. Aku membiarkan Chris menguasaiku, karena aku terlanjur malu untuk mencintaimu."
"Hei, Christopher Bangchan." Hyunjin mengusap pipi sang suami, dan menatapnya dengan senyuman manisnya. "Aku tidak pernah mempermasalahkan itu, sejujurnya. Mendengar dirimu ingin menikahiku, rasanya bersyukur karena aku bisa terlepas dari Panti Asuhan. Tapi, itu sudah beberapa tahun silam. Sekarang, Hyunjin akan terus fokus mencintai suaminya dan menemaninya selalu."
Chan selalu bersyukur, tidak pernah menyesal dirinya untuk mencintai Hyunjin.
"Lalu, Chan ... Sebenarnya, aku pernah hamil saat aku pergi."
to be continued.
NAH HAYOLOH APA
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒆𝒏𝒊𝒆𝒏𝒕. (bxb chanjin) ⚠
Fanfictionhyunjin hanya perlu sabar, bahwa semua akan indah pada waktunya. jika chris yang menyadari itu dari awal. ㅡ chanjin ㅡ bxb shipper ㅡ ⚠ mpreg ㅡ mature content chanjin x stray kids x mpreg x bxb x mature content