berubah?

2.4K 316 27
                                    

Hari ini tepat 3 Oktober, dimana Chris berulang tahun yang ke 27 tahun. Itu dimana, sudah tiga kali Hyunjin merayakan ulang tahun Chris.

Walau Chris tidak pernah menerima hadiahnya.

Tetapi bagaimanapun, Hyunjin selalu mencoba untuk memberi hadiah kepada suaminya itu. Ia tidak pernah berkespetasi tinggi, setidaknya ia sudah memberikan secara tulus.

berkespetasi tinggi akan membuat kamu jauh lebih sakit jika itu tidak menjadi realita.

Dua tahun lalu, Hyunjin memberi jam tangan mahal namun Chris memberinya kepada Changbin, yang notabene teman Hyunjin.

Tahun kemarin, Hyunjin memberi sepatu, Chris tidak pernah memakainya sampai sekarang.

Sekarang, Hyunjin akan coba memberikan dasi kepada suaminya. Chris memiliki jabatan tinggi, namun Hyunjin melihat ia tidak pernah memakai dasi karena Chris terlalu malas.

Semoga saja Chris menerimanya.

ㅡ𝑳𝒆𝒏𝒊𝒆𝒏𝒕ㅡ

"Happy Birthday Papa! Ayo tiup dulu kuenya!" Hyunjin dan Daren tertawa bersama saat memberikan kejutan kepada Chris. Kue ulang tahun buatan Hyunjin sendiri sangat cantik, ia sangat senang membuat sesuatu dan semoga, Chris memakannya.

Chris yang baru terbangun itu termenung. Ia sudah diberi tiga kali kejutan, namun reaksinya tetap saja sama.

Karena dari dulu Chris tidak pernah diberi kejutan.

"Oh..ini buat gue? Mm.. makasih ya, Hyunjin."

Hyunjin tersenyum bahagia. Lagi lagi, Chris berperilaku baik kepadanya. Lalu memberikan kue tersebut kepada Chris.

"Tahun kemarin aku buat strawberry, tapi kamu gak suka. Jadi, sekarang aku bikin tiramisu karena kamu suka Kopi. Semoga dimakan ya?" Hyunjin tersenyum manis dan menaruh kue tersebut di meja. Setelahnya, ia sibuk menyiapkan perlengkapan kerja Chris dan juga sarapan untuk bersama.

Chris tidak mengerti.

Setelah disakiti, disiksa dan dimarahi dua tahun, kenapa Hyunjin tetap bertahan dengannya?

Kenapa tidak menceraikan dia dan pergi?

Chris duduk didepan Hyunjin dan menatap wajah istrinya itu. "Hwang.."

Hyunjin yang terpanggil, menoleh. "Iya, ada apa kak?"

"Kenapa.. lo masih bertahan sama gue?"

Hyunjin menatap Chris heran. Tumben sekali suaminya ini penasaran dengan hal itu?

Melihat wajah Chris penuh penasaran, Hyunjin hanya menghela nafas dan tersenyum.

"Kamu bakal tahu kak, mana rumah sesungguhnya dan mana rumah singgah. Aku hanya diam, karena aku lelah menangis. Aku tidak mau berkespetasi tinggi lagi. Aku hanya diam, bukan karena aku kalah. Aku diam, itu karena aku tahu.." Hyunjin menatap wajah Chris lamat.

"Aku percaya, rumah kakak adalah aku."

Untuk kali ini, jantung Chris berdebar kencang.

.

Setelah menghabiskan sarapan dan kue ulang tahunnya yang penuh keheningan, Chris bersiap diri untuk berangkat kerja. Saat ia akan berangkat, Hyunjin menahannya dan menatap wajah suaminya dengan senyuman.

Lalu Hyunjin mengeluarkan dasi dari kotak kecil.

Setelahnya, ia pakaikan kepada suaminya.

"Kakak itu petinggi, dan harus bisa berpenampilan bagus. Kalau kakak nanti bawa orang lagi kesini, tentu harus menarik mereka juga. Nanti aku kerja sampai malam, jadi kalau kakak boleh bawa 'temen', bawa aja." Hyunjin tersenyum kecil dan menepuk dasi tersebut. Setelahnya, ia kembali ke ruang tengah.

Chris tidak paham lagi.

Tidak mau berpikir banyak, ia mendengus dan berangkat kerja. Dia juga tidak paham, kenapa tiba-tiba ia menjadi baik kepada Hyunjin, setelah kemarin selalu marah kepada istrinya itu.

Istri, eh?

ㅡ𝑳𝒆𝒏𝒊𝒆𝒏𝒕ㅡ

Setelah selesai bekerja, Hyunjin datang ke Apartemen dengan penuh peluh. Kepalanya berdenyut, sangat pusing sekali.

"Duh, pusing banget.."

Hyunjin menidurkan Daren di box miliknya dan langsung tertidur di sofa. Ia tidak kuat, sepertinya sedang demam. Suhu tubuhnya tinggi, dan kepalanya sangat berdenyut.

Dan tanpa sadar, tangan penuh lukanya tertampang jelas.

06.30 AM.

Hyunjin terbangun, lalu tersadar. Namun, ia sedang tidak di ruang tengah lagi.

Ia ada di kamar Chris.

Hyunjin terbangun dan duduk, lalu menyentuh dahinya yang terdapat kompresan.

"Huh? Siapa yang pindahin aku kesini?"

bukan hantu kan?! ih serem.. mama! Hyunjin mau kabur aja!

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dan Hyunjin melihat Chris dengan kaos lengan pendeknya serta celana training hitam.

"Udah bangun? Masih gaenak?"

Hyunjin termenung. Benarkan ini Chris yang ia kenal?

"Masih... Hyunjin pusing banget, tapi bingung aja kenapa tiba-tiba ada di kamar..."

Chris mendengus, dan menaruh mangkuk berisi bubur itu.

"Mana gue tega lo lagi sakit tidur di sofa. Dan ini.."

Chris mengangkat tangan Hyunjin yang lebih sayatan kering.

"Kenapa tangan lo penuh sayatan? Mau cepet mati?"

Hyunjin hanya menunduk, takut. "Maaf kak.."

Chris hanya mendengus, lalu membawa mangkuknya. Lalu, Chris menyuapi Hyunjin.

Hyunjin masih tidak percaya.

"Gue tau lo stres, sama gue atau sama keadaan dulu. Tapi jangan sampe sayat sayat, bukan hal baik dan bukan jalan keluar. Gue gamau lo sampe kaya temen gue, dan berakhir mengenaskan. Bunuh diri bukan satu satunya cara buat keluar dari masalah."

Hyunjin tersenyum, baru kali ini Chris berbicara panjang dan penuh perhatian kepadanya. Matanya berkaca-kaca, sangat terharu.


Sudahkah Chris berubah?

Boleh Hyunjin berkespetasi tinggi?

kita harapkan begitu.

𝑳𝒆𝒏𝒊𝒆𝒏𝒕. (bxb chanjin) ⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang