Joohyun
Matahari bersinar dengan lebih terik hari ini.
Aku tidak bisa mengeluh soal itu. Toh, itu hal yang wajar mengingat saat ini musim panas sedang berlangsung. Karena musim panas juga, aku jadi bisa memamerkan koleksi gaun musim panasku yang kubeli dari hasil 'pekerjaanku' selama ini. Maksudku, kapan lagi kan aku bisa memakai gaun floral keluaran terbaru dari Prada dengan keren?
"Joo, menurut kamu lebih baik pakai dasi atau nggak usah?" Seokjin menunjukkan dasi berwarna merah marun yang senada dengan gaunku.
Aku menatap penampilannya dari atas sampai bawah. Dengan setelan jas merah marun yang dikenakannya saat ini, sebenarnya penampilannya sudah cukup oke. Toh, kami juga tampak sangat matching saat ini tanpa dasi itu di pakaiannya.
"Nggak usah, deh. Begitu saja sudah bagus kok. Lagipula, ini kan acara semi-formal. Pakai dasi malah bikin penampilanmu tampak aneh."
"Okay." Seokjin menyimpan dasi itu di dashboard mobil begitu saja kemudian kembali bersolek di kaca spion. Kami baru saja tiba di Gangwon-do lima belas menit yang lalu, dan acara dressage kuda yang sebenarnya merupakan rekaan kami ini baru akan dimulai tiga puluh menit lagi. Meskipun begitu, sudah banyak tamu undangan berdatangan memenuhi venue.
"Gimana? Penampilanku udah mirip pengusaha tajir beneran kan?" tanya Seokjin lagi, kali ini lengkap dengan senyuman sombongnya.
Aku menghela napasku kemudian mengangguk malas.
"Iya, iya. Udah ganteng kok."
Seokjin tertawa kemudian menepuk-nepuk kepalaku pelan.
"Kamu juga cantik banget hari ini, Joo."
Sial. Demi neptunus, kenapa aku tiba-tiba berdebar dipuji begitu oleh Seokjin? Ini kan, bukan pertama kalinya aku berdandan begini bagus di depan dia. Ini juga bukan pertama kalinya aku dipuji oleh si Seokjin narsis itu! Kenapa aku malah jadi tersipu begini?
No. Kamu harus bisa jaga wibawamu, Bae Joohyun!
"Ayo turun! Kita kan harus siap-siap menyambut tamu!" aku buru-buru turun dari mobil, meninggalkan Seokjin yang aku jamin seratus persen masih senyum-senyum tidak jelas di dalam mobil melihat tingkahku.
Untung saja saat ini kami berperan sebagai sepasang suami istri. Aku jadi punya kesempatan untuk menghilangkan rasa canggungku saat berinteraksi dengannya.
*
Jujur saja, aku tidak pernah mengerti acara dressage kuda. Apa serunya sih menonton orang-orang menunggangi kuda dan balapan kuda mana yang paling cepat larinya? Lagipula, bagaimana caranya orang-orang kaya yang hadir hari ini menilai kuda mana yang paling bagus? Semuanya tampak sama saja di mataku.
Tapi, sekalipun aku benar-benar buta soal dunia perkudaan, aku harus tampak antusias menikmati acara ini. Dua puluh tamu undangan yang datang terlihat sangat tertarik melihat berbagai kuda yang sedari tadi berlagak di hadapan kami. Perlu aku akui juga, acara yang kami adakan hari ini memang terasa seperti dressage kuda betulan. Padahal, Seokjin hanya menggunakan relasinya dengan seorang pemilik istal kuda untuk meminjam kuda-kuda ini, memamerkannya untuk acara hari ini dengan mengakui bahwa kuda ini adalah koleksi keluarganya yang paling eksklusif.
Jungkook juga sudah bekerja dengan sangat baik membangun profil perusahaan fiktif kami serta persona Seokjin dan aku sebagai 'pasangan suami-istri super tajir dari London' di internet dalam waktu singkat. Buktinya, dua puluh tamu undangan yang memang pengusaha betulan ini tidak mencurigai identitas kami dan menghadiri acara hari ini dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVERAGE [Book 1]
ActionKim Seokjin adalah seorang mantan detektif yang kini menjadi otak dari semua kasus penipuan besar tanpa pernah ketahuan. Bae Joohyun adalah seorang aktris yang kurang laku, namun, ia telah menjelma jadi puluhan karakter yang berbeda dan menipu banya...