Namjoon
Kalian pasti bertanya-tanya kemana perginya si tukang pukul paling kalem di tim ini.
Sekilas info saja, selain jago memukuli orang, aku juga menjadi orang kepercayaan Seokjin untuk pekerjaan menyamar dan menguntit. Pengalamanku sebagai mantan private bodyguard membuatku punya kemampuan lebih dalam urusan seperti ini, dan dari anggota tim lainnya, tampaknya hanya aku yang Seokjin percayai untuk pergi sendirian tanpa perlu ditemani. Toh, aku sudah pasti dapat menjaga diriku sendiri dan sejauh ini aku belum pernah celaka sedikitpun.
Setidaknya sampai hari ini.
Sebenarnya sih tugasku hari ini terhitung mudah sekali, aku hanya perlu membuntuti orang yang kemarin Seokjin dan Joohyun noona lihat di CCTV kantornya Choi Jaehyun, orang yang mereka duga memiliki keterlibatan dengan organisasi. Tidak sulit mencari orang itu, toh dia seorang petinggi partai yang dengar-dengar mau mencalonkan diri sebagai walikota pula. Pria berusia sekitar tiga puluh tahunan itu terlihat memasuki kantor partainya ketika aku mengamatinya dari sebuah minimarket di dekat situ, dan dia keluar setengah jam kemudian lalu pergi menggunakan mobil pribadinya.
Aku mengikutinya menggunakan sepeda motor delivery pizza agar tidak terlihat mencurigakan (tadinya aku ingin menyamar sebagai pengantar paket saja, tapi Joohyun noona bilang akan lebih masuk akal kalau aku jadi pizza boy). Pertama-tama, pria itu berhenti di sebuah gedung perusahaan yang tidak terlalu jauh dari pusat kota (sepertinya sebuah perusahaan asuransi, kenapa sih orang-orang kaya yang licik dan menyebalkan ini senang sekali mempermainkan uang mereka di perusahaan asuransi?).
Selanjutnya, masih dengan jarak yang sangat aman, aku mengikuti pria itu hingga dia dan mobil SUV-nya yang mengkilap berhenti di depan sebuah gedung lainnya yang terlihat lebih tua dan lebih sepi. Hanya ada dua orang yang keluar masuk ke gedung itu, termasuk si pria yang sedang aku buntuti, dan tidak sampai setengah jam berlalu pria itu keluar bersama seorang pria yang tampak jauh lebih tua darinya.
Ketika mereka berdua masuk ke dalam mobil, tiba-tiba saja SUV sialan itu melaju dengan sangat kencang. Tanpa pikir panjang, aku mengikuti mereka dengan kecepatan yang sama tingginya. Tampaknya aku tidak memerhatikan jalan dengan serius karena seluruh perhatianku terpusat pada si mobil SUV ngebut itu, dan ketika mobil yang kukejar mengambil jalur menuju jalan tol, saat itu juga aku terpelanting dari motorku.
Untungnya aku tidak terluka parah. Hanya ada sedikit lecet di jidatku dan kakiku agak terkilir, tapi selebihnya aku baik-baik saja.
Tapi, tampaknya Seokjin berpendapat lain soal kondisiku saat ini.
"Sudah kubilang berapa kali kamu harus berhati-hati banget, Namjoon!" cowok yang satu ini memang gemar mengomel, tapi aku tidak bisa memungkiri bahwa ocehannya selalu berhasil membuatku bungkam dan manut.
"Tenang aja, aku beneran nggak apa-apa. Cuma terkilir sedikit, sebentar lagi juga—"
"Sedikit?! Kamu bilang kaki mumi kamu itu terkilir sedikit?!"
Aku menghela napasku kemudian memandang ke sekeliling ruangan klinik yang kecil ini sambil berharap bahwa tidak akan ada orang yang terganggu dengan omelan Seokjin.
"Ini cuma perban, bukan gips. Dokternya bilang aku hanya butuh waktu satu minggu untuk pulih total kok."
"Ish, tetap saja!" gerutu cowok yang kini memakai pakaian serba hitam itu dari ujung kasur tempatku sedang berbaring saat ini. "Ya sudah, kalau gitu kita terpaksa perlu rencana B. Kamu nggak bakal bisa terlibat banyak dalam misi kali ini, dan aku nggak mau ambil resiko."
"Oh no no no, aku tetap ikut. Sia-sia dong latihan aktingku dengan Joohyun noona selama ini!" protesku, mengingat kembali apa saja yang aku persiapkan selama satu minggu sebelum misi terbaru kami melawan Choi Jaehyun, si penipu investasi bodong yang sudah membuat Jungkook jatuh miskin.
Seokjin mendecakkan lidahnya kemudian berkacak pinggang.
"Nanti kita diskusikan lagi, deh. Yang penting, kamu harus pulih total dulu." ujarnya. "Semua ini salahku. Harusnya aku ikut kamu mengintai orang itu hari ini dan ini semua nggak bakal terjadi."
"Sekali lagi, no. Kamu sendiri yang bilang aku paling mahir soal menguntit orang kan?"
"I know...." Seokjin menghela napasnya kasar.
Jujur saja, aku merasa kasihan dengan cowok ini. Aku tahu dia memiliki nafsu setengah mati ingin menjatuhkan organisasi, pihak yang bertanggung jawab atas semua luka masa lalu kami, tapi baik dia maupun aku sama sekali tidak tahu siapa yang harus kami jatuhkan terlebih dahulu dan bagaimana kami harus melakukannya. Rasanya seperti mengejar hantu. Kami tahu mereka ada di luar sana, tapi karena mereka berasal dari kalangan orang-orang yang penting dan berpengaruh di negara ini, kami tidak bisa asal menyentuhnya atau salah-salah kami yang bakal jadi hantu beneran. Kalian paham maksudku kan?
"Omong-omong, si politikus yang kamu suruh aku ikuti itu nggak sendirian tadi."
"Oh ya?" Seokjin tampak membulatkan matanya penuh rasa penasaran ketika aku membuka mulutku.
"Mulanya dia memang sendirian, tapi setelah berhenti di sebuah gedung, dia kembali bersama seorang pria yang jauh lebih tua. Begitu mereka masuk mobil, mobil itu langsung pergi dengan kecepatan tinggi. Aku kehilang jejak mereka saat aku jatuh."
Seokjin menatap menerawang ke arah jendela klinik, tapi aku tahu dia sedang memproses informasi yang baru saja aku sampaikan.
"Apa mungkin kamu ketahuan sedang menguntit mereka?"
Aku mengangkat kedua bahuku. "Mungkin, tapi mungkin juga nggak. Jarakku masih terbilang aman, dan aku sudah ganti jaket dua kali saat menguntit mereka supaya nggak mencurigakan."
"Hmm...." Seokjin menganggukkan kepalanya. "Kalau ciri-ciri pria yang kata kamu ikut si politikus itu gimana? Kamu ingat?"
"Nggak begitu, tapi penampilannya sangat sederhana. Maksudku, dia nggak pakai setelan jas resmi seperti pejabat atau apalah itu. Semoga saja kamera di motor berhasil menangkap sosoknya, deh." jawabku, sembari menatap sebuah kotak kecil berwarna hitam di meja dekat kasur. Aku selalu salut dengan semua teknologi canggih yang disediakan Jungkook untuk tim kami. Maksudku, siapa sangka kan kotak sekecil itu menyimpan kamera pengawas tersembunyi yang bisa memuat memori lebih dari 50 gigabyte?
Seokjin memeriksa ponselnya, membacanya sebentar, kemudian memasukkan benda itu kembali ke saku jaketnya.
"Ya sudah, kalau gitu kita diskusikan hari ini juga di markas. Kamu bisa berdiri kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVERAGE [Book 1]
ActionKim Seokjin adalah seorang mantan detektif yang kini menjadi otak dari semua kasus penipuan besar tanpa pernah ketahuan. Bae Joohyun adalah seorang aktris yang kurang laku, namun, ia telah menjelma jadi puluhan karakter yang berbeda dan menipu banya...