Joohyun
"Aku miskin!!" raungan Jungkook terdengar menggelegar ketika aku baru saja menginjakkan kakiku di pintu markas. Seokjin berdiri di belakangku dengan kedua tangannya terlipat di depan dada, sementara kami berdua mengamati ketiga anggota termuda tim yang saat ini kelihatan berantakan sekali.
Namjoon duduk di salah satu kursi dengan sebuah headphone di kepalanya, terlihat sedang mendengarkan musik dan berusaha untuk mengabaikan Jungkook yang sekarang matanya sudah sembab dan berair. Yeri, di sisi lain, terlihat berusaha untuk menenangkan Jungkook dengan wajah sebal dan rambut yang diikat asal-asalan. Tangannya memang menepuk-nepuk pundak Jungkook, tapi kelihatannya dia melakukan itu dengan sedikit emosi.
"Dasar Choi Jaehyun cacing busuk! Lihat saja nanti, aku bakal garemin kamu sampai kamu kepanasan dan menggeliat sekarat!"
Di samping ocehan Jungkook yang sudah mulai tidak masuk akal, kelihatannya, kalau aku dan Seokjin datang terlambat sedikit saja, Jungkook bakal benar-benar kehilangan akalnya.
"Oke, pertama-tama, kita nggak akan bikin seseorang sekarat begitu saja." ucapanku membuat perhatian Yeri, Jungkook, dan Namjoon langsung teralihkan. Ketiga anak itu menatapku dan Seokjin dengan mata berbinar.
"Joohyun unnie!!!!" Yeri menjerit bahagia. Gadis itu meninggalkan Jungkook dan Namjoon kemudian berlari-lari kecil untuk memelukku—yang, omong-omong, aku terima dengan sedikit berat hati.
"Syukurlah kalian kembali tepat waktu! Aku takut Jungkook bakal benar-benar gila sebentar lagi." Namjoon berkata dengan raut wajah frustasi yang aku tahu sedikit dibuat-buat.
"Siapa yang nggak bakal gila kalau uang tabungannya raib begitu saja?!" Jungkook membalas perkataan Namjoon dengan galak, tapi karena berhubung dia juga masih menangis dengan air mata yang bercucuran dan hidung beringus, aku malah jadi ingin tertawa mendengarnya marah-marah.
Seokjin, di sisi lain, tampak sangat tenang dan bahkan tersenyum kecil ketika kami akhirnya sudah duduk dalam posisi siap rapat di meja panjang yang biasa kami gunakan untuk berdiskusi. Padahal kami baru saja tiba, dan aku tahu perjalanan kami dari kampung halamannya Seokjin menuju markas cukup melelahkan, tapi Seokjin sama sekali tidak terlihat lelah dan malah tampak bersemangat.
"Baik, karena aku dan Joohyun sudah buru-buru kembali ke sini demi kamu, bisa kamu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, Jungkook?"
Pertanyaan Seokjin membuat hacker jenius andalan tim kami itu menghela napasnya berat. Jungkook menyedot ingusnya, menyeka hidungnya dengan entah tisu keberapa yang sudah ia gunakan hari ini, kemudian mulai bercerita.
"Kalian semua tahu aku adalah anak milenial yang menaruh perhatian besar pada investasi demi masa tuaku nanti kan? Nah, setiap uang yang aku hasilkan dari pekerjaan ini aku tabungkan dan aku investasikan untuk keuntungan yang lebih besar lagi."
"Sayangnya kamu nggak bisa bedain mana perusahaan investasi yang bagus dan bodong." Yeri memotong kalimat Jungkook, yang langsung dibalas oleh cowok itu dengan tatapan mematikan.
"Kan aku nggak tahu kalau mereka sebenarnya penipu!"
"Hush ah, nggak usah berantem!" Namjoon menengahi kedua sejoli yang saat ini sedang saling menatap dalam diam itu, sementara aku hanya bisa menghela napasku melihat keributan yang bisa pecah kapan saja antara Yeri dan Jungkook. Kalau sampai tumbuh uban di rambutku, aku akan menyalahkan mereka berdua.
"Terus, kapan kamu sadar kalau semua uang tabungan kamu raib? Kenapa bisa sampai kayak begitu?" Seokjin bertanya dengan nada yang cukup serius, dan mau tidak mau, kami semua terbawa serius olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVERAGE [Book 1]
AcciónKim Seokjin adalah seorang mantan detektif yang kini menjadi otak dari semua kasus penipuan besar tanpa pernah ketahuan. Bae Joohyun adalah seorang aktris yang kurang laku, namun, ia telah menjelma jadi puluhan karakter yang berbeda dan menipu banya...