5

26 4 0
                                    

"permisi," seseorang mengetuk pintu pelan, takut mengganggu aktivitas yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang berada disana.

"maaf banget harus telat datang, tadi ada pelajaran tambahan, jadi waktu pulang agak telat" jelasnya lagi.

"Gak papa Vya, yang penting kamu datang"

"Iya Vya, gak papa, sini, duduk"

"Lagian, kumpul kali ini santai kok"

Orang-orang yang ada disana menyahuti.

"Makasih ya" kemudian melenggang masuk, duduk disebelah perempuan dengan rambut yang dikucir kuda.

Vya, panggilan untuk Alfi yang diberikan oleh teman-teman nya di ekskul pecinta alam. Diambil dari nama tengahnya, Divya. Katanya, cewe imut macam Alfi, enggak cocok di panggil Alfi. Menghela napas pasrah. Terserah mereka sajalah, mau memanggilnya apa, itu berarti dia punya panggilan sayang kan dari teman-teman nya.

Kegiatan berlangsung seperti sebelumnya. Mereka melanjutkan kegiatannya. Alfi hanya diam Menyimak, apa yang di bicarakan oleh teman-teman nya, karena ia datang terlambat. Jadi ia tak tahu menahu apa yang sebelumnya tengah dibahas oleh teman teman nya.

"Ada yang punya usulan gak?" Tanya Bayu, sang ketua ekskul pecinta alam.

"Gimana kalau gunung puntang?" usul Azhar.

"Gunung Putri, boleh juga Bay" lelaki berkaos hitam bernama Agil, menyahuti.

"Yang lain ada usul lagi apa enggak?" tanya Bayu.

"Gunung Batu" beo Riska.

"Oke, usul diterima" ujar Bayu. "Ada lagi gak yang mau ngasih usulan nya?" tambah nya.

"Iya Vya, kenapa?" tanya Zafran, sang wakil ketua. Ketika Vya mengangkat tangannya ke atas.

"maaf, ini lagi bahas apa ya?" tanya Alfi malu, orang lain terlihat begitu semangat mendengar pembahasan yang sedang dibahas, sedangkan ia, seperti orang linglung sendiri.

"Ya ampun, lupa. Tadi kamu datang telat kan ya. Kenapa gak tanya dari tadi?" Zafran menepuk keningnya pelan.

Alfi hanya tersenyum canggung. Sambil menggaruk tangannya yang tidak gatal.

"Jadi gini, saya jelasin ulang ya teman-teman. Sekalian tolong disimak kembali, barangkali ada yang belum paham juga tadi. Kemarin saya ngobrol sama pak Mahdi, beliau bilang, katanya mau ngadain acara hiking lagi. Kemungkinan akhir bulan ini kalau semua persiapan sudah siap, kita bisa melakukan kegiatan tersebut"

"Pak Mahdi juga bilang, kalau kita ada usulan buat tempat hiking nanti, boleh diusulkan. Selebihnya Pak Mahdi dan Pembina lain yang mengurusnya" papar Bayu.

Semua orang yang ada diruangan tersebut mengangguk paham, termasuk Alfi.

"Jadi, rekomendasi tempat yang kita dapat cuma tiga?" tanya Julia, sang sekretaris, ia mencatat nama nama tempat yang diusulkan teman teman.

"Gunung Puntang, gunung Putri, dan Gunung Batu" jelasnya.

"Ada lagi enggak?" tanya Zafran.

"Enggak kayaknya" Aji menyahuti.

"Oke, Kalau gitu saya setorkan catatan ini ke Pak Mahdi besok. Kebetulan beliau sedang ada urusan hari ini"

"Iya Bay"

"Satu lagi, karena Pak Mahdi tidak bisa hadir. Beliau berpesan, ekskul hari ini bisa pulang lebih cepat" tambah bayu menjelaskan.

Alfi menganga. Pulang lebih cepat, katanya. Jam sudah menunjukan setengah enam sore. Lantas harusnya pulang jam berapa. Anak dari ekskul lain saja, sudah pada bersiap untuk pulang.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang