06. PULANG BARENG

34 38 15
                                    

Ayo klik bintang dan komentar di setiap paragraf!

Semoga suka dan selamat membaca teman ❤️

-----------------------------

'KRIIINGGG'

Bel pulang sekolah berbunyi begitu nyaring, menyapa pendengaran seluruh penghuni SMA Sentosa. 

"MARI PULANG … MARILAH PULANG ... MARILAH PULANG … BERSAMA-SAMA …" Laki-laki berperawakan kurus itu bernyanyi riang seraya memasukkan buku-buku berilmunya ke dalam tas berharganya. Dia adalah Dio. Si laki-laki dengan segala kehebohannya dan keusilannya.

"Ar? Lo nggak lupa kan kalo hari ini ada tugas kelompok?" tanya Asa sambil menggendong tas ranselnya.

"Gue nggak lupa. Lo mau balik sekarang?" Satu alis laki-laki itu terangkat.

"Sebenernya gue mau minta anterin ke minimarket sebelum ke rumah," balas Asa. Stok camilannya sudah habis jadi, mau tidak mau dirinya harus berbelanja dulu. Apalagi, hari ini ada tamu yang akan berkunjung ke rumahnya. Ya, tamunya adalah Arka.

Arka menutup buku komik yang sedari tadi dibacanya, kemudian menyimpannya di dalam tas. Tas hitam tersebut ia gendong. "Yaudah ayo." Laki-laki itu beranjak mendahului Asa.

Tanpa pikir panjang, Asa mengekori Arka.

Saat Asa dan Arka baru saja memijakkan kakinya di lantai dasar, Naya memanggil.

"Asa?" Gadis dengan rambut terurainya itu berlari kecil menghampiri Asa. 

"Lo udah telpon Pak Bobon belum?" tanya Asa. Hari ini, dirinya tidak bisa pulang bersama Naya. 

"Udah. Kayaknya Pak Bobon juga baru nyampe di depan gerbang." 

"Bagus deh kalo gitu. Buruan samperin gih! Kasian kalo Pak Bobon nungguinnya kelamaan," tutur Asa. 

"Lo nggak mau bareng ke depan?"

"Gue kan harus ke parkiran." Naya manggut-manggut paham mendengar jawaban Asa.

"Loh, emangnya kalian berdua nggak balik bareng?" tanya Gian merasa heran. Kedua gadis itu kan biasanya kemana-mana barengan. Kalau diibaratkan sudah seperti perangko yang senantiasa menempel terus. Ngomong-ngomong, Gian sudah masuk sekolah.

"Gue pulangnya sama Arka. Ya kan Ar?" 

Arka menunduk sekilas, menatap gadis pendek itu yang juga menatapnya. "Mau ngerjain tugas kelompok."

Mulut Gian membentuk huruf O seraya manggut-manggut mengerti.

"Kita duluan ya, dadaaah!" Asa melambai-lambaikan tangannya.

"Duluan ya." Arka turut pamit, lalu menyusul Asa.

"Kayaknya tu bocah seneng banget deh." Wily memandang punggung dua insan berbeda gender tersebut.

"Ya kan si Asa anaknya emang periang. Wajarlah kalo dia seneng-seneng aja deket sama siapapun," sahut Gian.

"Sebut saja dia friendly," simpul Naya, lalu berjalan menuju gerbang sekolah.

"Gi? Gue besok tunangan," beo Wily tiba-tiba.

Gian membelalakkan matanya terkejut. Laki-laki itu menatap Wily dengan tatapan tak percaya. Sahabat dari SMPnya ini sedang bercanda atau bagaimana?

Punggung tangan Gian menyentuh dahi Wily. "Lo nggak gila kan Wil?" 

Wily menurunkan tangan Gian yang menyentuh dahinya. "Nggak ada yang tau kalo gue tunangan. Yang gue kasih tau cuma lo. Jadi, lo harus dateng jam sembilan pagi besok."

K3 : Kehadiran-Kenyataan-KepulanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang