Sebelum baca, ada baiknya klik bintangnya dulu biar nggak kelupaan :D
Isi komen di setiap paragrafnya juga jangan lupa :3
Semoga suka dan selamat membaca teman-teman 🥰
-----------------------------
"Apa gue coba kerjain sekarang aja kali ya." Asa mengetukkan jari telunjuknya di meja. Jika dirinya kerjakan sekarang, ia teringat bahwa tugas itu adalah tugas kelompok.
Tapi, Asa teringat satu hal lagi. Di hari Sabtu Arka akan datang ke rumahnya untuk mengerjakan tugas kelompok. Jadi, bagaimana jika Arka sendiri saja yang mengetik di hari itu juga? Sementara hari ini, biar Asa yang akan mengerjakan tugas kelompok itu. Impas kan?
"Kerjain sekarang aja deh!" Asa meraih laptop yang memang letaknya berada di meja belajar setiap saat. Membukanya, lalu menyalakannya. Kedua jari-jari tangan gadis itu dengan lincah berpindah-pindah dari huruf satu ke huruf lainnya.
Walaupun sumber informasi dari google bisa dicopy-paste, tetap saja ada kata yang harus dilengkapi agar pembacaannya lebih masuk akal dan mudah dipahami. Pasalnya, sumber dari google ataupun web lainnya seringkali nyeleneh dan terkadang sulit untuk dipahami.
Asa menghela napas gusar. Sudah lima menit berlalu matanya menatap layar laptop. Dan kini matanya terasa panas dan juga berair.
"Gilaaa, banyak juga ternyata," gerutunya kesal.
Asa sudah lelah sekarang, matanya sudah tidak sanggup lagi memandangi layar laptop. Lebih baik, ia sudahi saja pekerjaan ini. Asa matikan benda berteknologi canggih itu, lalu bangkit dari duduknya. Ia beranjak menuju kasur ternyamannya, kemudian merebahkan tubuh kecilnya pada benda empuk itu. Asa memejamkan matanya, merasakan betapa nikmatnya surga dunia ini.
"Kasur is the best!" katanya.
'drrrttt-drrrttt-drrrttt'
Getaran yang berbunyi secara panjang menandakan ada sebuah panggilan telepon masuk, membuat kedua mata Asa terbuka sempurna. Dengan malas, gadis itu bangun dari posisi terlentangnya.
Asa menatap arah ponsel bergetar. Ternyata ponselnya ia taruh di meja belajar. "Aelah, mana jauh banget lagi hapenya," resahnya. Padahal, jarak antara kasur dan meja belajar hanya lima jengkal saja. Dengan langkah memalas, Asa melangkah menuju meja belajar.
"Gian? Tumben?" Keningnya mengerut setelah meraih ponsel dan membaca id-calling yang tertera jelas di layar ponsel. Ibu jarinya pun menarik tombol hijau untuk menjawab panggilan, kemudian ia dekatkan benda pipih itu ke telinganya.
"Halo?" sapanya.
"Asa, lo di rumah?" sahut Gian dari seberang sana.
"Iya di rumah, kenapa?"
"Keluar gih, gue udah di depan." Di seberang sana, Gian hanya bisa memandangi pagar besi yang menjulang tinggi.
"Hah? Ngapain?" Asa berjalan ke arah jendela kamar. Ternyata laki-laki itu tidak berbohong. Laki-laki itu benar-benar berada di depan pagar rumahnya.
"Ntar lo juga tau. Buru sini!"
"Oke, gue turun sekarang." Asa mengakhiri sambungan telepon. Ia membuka pintu kamar, lalu menuruni anak tangga dengan sedikit berlari kecil.
Asa membuka pintu utama rumah, kemudian kembali berlari kecil untuk menuju pagar rumah. Sungguh sangat merepotkan mempunyai rumah yang halamannya luas begini. Tapi sebagai manusia biasa, Asa harus bersyukur atas kenikmatan yang sudah diberikan sang pencipta untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K3 : Kehadiran-Kenyataan-Kepulangan
Roman pour AdolescentsKehadiran mengungkap satu-persatu kenyataan, hingga kepulangan menjadi pelengkap kisah akhirnya. Kenyataan seperti apa yang akan diungkap? Dan kepulangan seperti apa yang dimaksudkan? Start: 28 Juni 2021 Finish: - #1 -kehadiran (17-11-21) #3 -kepula...