Dikampus Lisa ditertawakan oleh orang yang berpapasan dengannya, apakah ada yang aneh dengan penampilannya? Dia menghampiri Seulgi yang kebetulan satu matkul dengannya.
"Lis, leher lu abis dicipok siapa, merah bener." Lisa mengerutkan alisnya, pasalnya dia tidak sedang terikat dengan siapapun, Lisa mengambil Handphone nya lalu melihat ada dua tanda da tempat yang tidak ia sadari, dia menimang-nimang ucapan Seulgi, pasalnya dia hanya tidur dengan ibu tirinya tidak mungkin Jennie yang melakukannya pikir Lisa.
"Ah paling efek gue garuk kali Gi, gue gak ada hubungan sama siapa-siapa kok." Benar juga, Lisa sejauh ini belum pernah menjalin hubungan serius dengan orang lain, ada sebenarnya yang selalu mendekatinya, yaitu kakak tingkatnya, namanya Rosè, namanya Lisa anak baik, dia pasti nerima aja apa yang dikasih Rosè, apalagi makanan yang katanya rela Rosè buat hanya demi Lisa.
"Tuh." Seulgi menunjuk dengan dagunya wanita cantik yang berjalan kearah mereka, siapa lagi kalau bukan Rosè, sudah menjadi rutinitasnya mengunjungi Lisa.
"Hai." Ucap Rosè tersenyum manis kearah Lisa, gadis itu meskipun kakak tingkatnya tetapi tingkahnya sangat keliatan dibawah umur Lisa.
Buktinya saat ini Rosè langsung menggandeng lengan Lisa seperti Koala."Hai juga, kakak kenapa kesini?." Hanya basa-basi karena Rosè sudah sangat baik kepadanya, Lisa orangnya gak enakan.
Tuuutt,, tuutt
Belum Rosè menjawab ucapan Lisa, handphone Lisa langsung berbunyi menandakan ada panggilan masuk dari Mommy🖤❤.
Lisa mengerutkan alisnya, sejak kapan dia menyimpan nomor ibu tirinya menjadi seperti ini, sudahlah dia langsung mengangkat nya."Hallo mah, iya kenapa."
.......
"Okey, nanti sherlock aja dimana lokasinya nanti aku jemput, ada kelas pagi doang sih Ma."
..........
"Okey." Lisa mematikan panggilannya sepihak, Seulgi hanya mengerutkan keningnya, sejak kapan Lisa punya Mama lagi, seolah mengerti arti tatapan Seulgi Lisa langsung menjelaskan tentang Papanya yang menikah lagi, tetapi Lisa tidak menyebutkan nama Jennie, model janda yang sedang naik daun itu.
"Temenin makan yuk, aku udah masak kesukaan kamu." Lisa menoleh kearah kakak tingkatnya ini lalu mengangguk.
"Kakak pulang sama siapa?." Karena biasanya Lisa yang akan mengantar Rosè kerumahnya.
"Kamu lah, emang siapa lagi sih." Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ingin menolak tetapi dia orangnya gak enakan.
"Tapi aku mau jemput Mama, kamu mau ikut?." Rosè menangguk semangat, dipikirnya sekalian pendekatan sama calon mertua.
****
Disinilah Lisa dan Rosè, di parkiran gedung FNB Entertainment, Rosè merasa aneh dengan Lisa yang katanya menjemput Ibu nya malah ke gedung FNB.Mata Rosè langsung melebar melihat Jennie, model yang lagi naik daun, seketika dia kagum melihat Jennie yang lebih cantik dilihat aslinya.
"Hai Mah, kenalin ini temen aku namanya kak Rosè, bukan Ros, tapi Rosè, kak kenalin ini Mama ku." Ucap Lisa sedikit bergurau karena Jennie terlihat kesal entah karena apa.
Rose menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ibu tiri dari pujaan hatinya, tak taukah Lisa dirinya cemburu? Jennie enggan membalas jabatan tangan Rosè dan langsung memasuki mobi Lisa dengan bantingan pintu mobilnya, Lisa heran dengan tingkah ibu tirinya, mungkin dia ada masalah kerjaan Lisa berpositif thingking."Sayang, kamu udah makan?." Tanya Jennie penuh penekanan dikalimat sayangnya, Lisa tidak ambil pusing karena wajar panggilan sayang ibu dan anak, Rosè menoleh kearah Jennie, merasa ada yang aneh dengan tatapan itu apalagi setalah Jennie berucap sayang wanita itu langsung melirik kearahnya.
"Udah mah, kan ada bidadari cantik yang masakin aku tiep hari tuh." Lisa menunjuk Rosè, gadis itu hanya tersenyum mengiyakan ucapan Lisa, dia juga malu karena dibilang bidadari sama Lisa.
Jennie semakin kesal dengan ucapan Lisa, "Besok-besok Mama masakin ya sayang, bawa bekalnya biar kamu gak perlu minta sama orang lagi." Rose tertohok dengan ucapan Jennie, sudah dilihat bahwa Jennie kurang menyukainya.
"Nggak ngerepotin kok tante, soalnya saya menikmati memasak untuk Lisa." Lisa tersenyum menandakan kalimat terimakasih untuk Rosè.
Rosè sudah dihantar pulang, dan kini mereka telah sampai rumah, entahlah Jennie merasa kesal dengan tiba-tiba melihat kedekatan anak tirinya itu.
"Lisa kamu besok Mama masakin, jangan makan bareng anak itu, nanti Mama masakin apapun yang kamu mau ya." Lisa tersenyum lalu mengangguk, hanya mengangguk, tidak mungkin dia menolak pemberian Rosè yang sudah sangat baik kepadanya.
"Papah mana mah?."
"Papa kamu lagi ada kerjaan keluar kota, makanya Mama minta jemput kamu, mobil mama ban nya bocor, tapi kamu malah bawa orang lain." Lisa meminta maaf tidak menyangka Mama tirinya akan bereaksi seperti ini.
"Kamu harus janji buat prioritasin Mama, kamu harus janji." Lisa mengerutkan keningnya kembali bingung dengan ucapan Jennie, apa maksudnya dengan memprioritaskan.
Lisa tidak menjawab lalu masuk ke kamarnya, entahlah dia tidak bisa mencerna ucapan Jennie.
"Kamu cuman milik aku, kamu harus memprioritaskanku Lisa, hanya aku Lisa." Jennie yang kesal menyusul Lisa ke kamarnya, entahlah dia ingin berduaan tanpa gangguan dari siapapun termasuk Siwon, mendengar Siwon yang ada tugas diluar kota untuk 3 hari membuatnya senang, karena jujur adanya Siwon sangat mengganggu waktunya bersama Lisa.
Jennie melihat kamar Lisa, berjalan kearah figura yang terpampang jelas wajah cantik dari almarhumah sang Mama, "Pantas saja kamu sangat mempesona ternyata kamu lahir dari rahim seorang bidadari."
Lisa keluar dari kamar mandi belum menyadari keberadaan Jennie disana, Jennie terus menatap kearah Lisa yang sedang mengganti bajunya, Lisa mengenakan bra sport sehingga perut kotaknya terekspos, tanpa sadar jiwa tante girang Jennie keluar, menelan ludahnya kasar, ingin menyentuh perut itu lalu menggigitnya kemudian menghisapnya, Jennie tanpa sadar berjalan kearah Lisa lalu memegang perut milik anak tirinya, Lisa yang terkejut langsung memakai bajunya dengan cepat.
"Mah kok gak bilang udah masuk kamar." Lisa merasa aneh dengan tingkah Jennie, sedang Jennie berusaha meredam nafsunya agar tidak menerjang Lisa saat ini, jujur dia sangat menginginkan Lisa untuk menjamah tubuhnya.
Chup
Jennie mencium pipi Lisa, lebih tepatnya sudut bibirnya, Lisa tidak merespon, hanya diam dan mematung, apakah ini yang dilakukan Mamanya dulu? Sepertinya hanya Jennie saja.
"Prioritasin Mama mu ini ya My Poppy sedangkan Siwon? Hanya nama tanpa tanda titik sekalipun.'' Jennie menaruh nama Lisa di handphone nya menjadi My Poppy.
"Maksud Mama?." Jennie duduk dipangkuan Lisa, mengalungkan tangannya di leher Lisa, lalu menggesek bagian bawahnya di paha Lisa, Jennie memejamkan matanya, Lisa langsung mendorong Jennie dengan keras sehingga membuat Jennie terjatuh, bahkan dia masih bisa merasakan benda lengket di pahanya yang menggunakan handuk tersingkap karena ulah Jennie.
.
.
Tadinya mau 21+ tapi gue baru inget umur gue belum 21-/+ kwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPCHILD [JENLISA]
Fanfiction18++ tidak disarankan untuk yang masih dibawah umur dan homophobic. Jennie si uke barbar yang terjebak dalam hubungan ibu dan anak, bukannya jatuh cinta sama bapaknya, Jennie malah kepincut sama anaknya.