12

16K 795 73
                                    

"Lis, Mama lu cakep juga ya, kalo emang lu gak mau sama dia, gue juga mau kok nyoba deketin dia siapa tau bisa nikung Om Siwon, heheh." Kekeh Seulgi yang dihadiahi jitakan oleh Lisa.

"Enak aja lu nyet, gue belum mau liat bapak gue jadi duda lagi, lagian lu aneh kemaren ngejer si Jimin anak Farmasi, sekarang malah belok." Seulgi memutar bola matanya malas, sebenarnya dia tidak pernah mengejar Jimin dengan niat untuk serius berpacaran, tetapi selain sebagai bahan gabutan niatnya cuman buat ngorek informasi tentang kakaknya Jimin, si Irene, tetapi entah karena apa Jimin malah menyukainya, jadi si Seulgi swcara tidak langsung sedikit menjaga jarak.

"Lu mah, gue gak pernah suka sama dia, mending gue pacaran sama kambing, lebih menguntungkan bisa gue jual bisa gue peras susunya." Bukan hal aneh kalau Seulgi mengatakan susu kambing, pasalnya selain menyukai susu beruang dia juga menyukai susu kambing, tetapi kecintaannya pada susu beruang kemasan di Toserba tidak dapat tertandingi oleh susu apapun.

"Pantes aja susu beruang di indojuni langka, ternyata beruangnya ngamuk saat susunya diperas, heheh." Seulgi ini ada-ada saja, Lisa hanya bisa menggeleng menahan tawa mendengar ucapan receh Seulgi tetapi mampu membuat moodnya yang sedikit berantakan akibat Jennie kini sedikit terobati.

"Lis, gue serius, kalo misalnya kak Irene nolak gue ntar, ngayal dulu ye kan, gue mau kok jadiin Kak Jennie Sugar mommy." Lisa memasukkan tangannya kedalam saku celananya kemudian menghela napasnya, hobby barunya sejak Jennie memasuki kehidupannya.

"Gak sopan banget lu nyet manggil kak, dia udah tua, 32thn, lu baru mau 20 udah sok akrab lagi."

"Bilang aja lu gak rela Lis, gue tau kok lu suka juga sama dia tapi karena bokap lu, lu jual mahal kan, gue pernah mampir ke situs fans nya, anjirr cakep-cakep, banyak yang lebih cakep dari lu Lis, tapi dia malah suka sama lu yang banyak kekurangan tanpa ada kelebihan ini, harusnya lu tuh bersyukur jangan kufur jadi orang, nanti kuburnya kemasukan lumpur seperti sinetron Az*b." Walaupun Seulgi menghinanya tetapi dia bisa menangkap maksud dari ucapan sahabatnya ini, dia sendiri bingung dengan apa yang sekarang ia rasakan, karena Lisa sebelumnya merasakan hal seperti ini.

"Sesi curhat mamah dedeh, Az*b apaan dah kalo ngomong jangan disensor." Karena Seulgi menyebutkan azb, Lisa kurang mengerti.

"Azab monyet, malah dibilang sesi curhat mamah dedeh, gue se cool ini dibilang mamah dedeh, harusnya Mamah Ami dong, biar kalo gue udah ompong bisa minta gigi sama istri rafi ahmad." Lisa menutup mulut Seulgi dengan tangannya karena banyak mahasiswa yang menatap kearah mereka.

"Mpphh, TANGAN LU BAU MENYAN GOBLOK!!."

Satu ruangan tertawa mendengar ucapan Seulgi, Lisa benar-benar malu sekarang, ingin rasanya dia menenggelamkan teman tidak tau malunya ini kadalam sungai amazon.

"Cabut yuk, males gue dengerin Mr. Sinting." Lisa menoleh ingin menolak tetapi Seulgi menarik tangannya untuk meminta izin keluar kepada Mr. Sinting.

"Mr.Sinting, saya dan Lisa ada urusan keluarga jadi hari ini saya saya ingin membolos pada mata kuliah bapak." Lisa benar-benar malu, Seulgi memang dikenal tidak tahu malu disini.

"Urusan apa jangan bilang kucing kamu mati lagi Seulgi, atau anak ayam kamu mati mau kamu layatin." Satu ruangan tertawa mendengar Mr. Sinting memberi sarkas pada ucapan Seulgi terdahulu.

"Nenek Lisa meninggal, iyakan, hikss." Lisa yang mendengar Neneknya dibawa-bawa langsung melotot, pasalnya neneknya sudah meninggal saat melahirkan Papanya, dengan terpaksa Lisa mengangguk karena Seulgi sudah menangis.

"Kok kamu yang menangis Seulgi, Lisa saja tidak sampai segitunya, apa kamu berbohong?!." Tanya Mr.Sinting mengintimidasi.

"Hikss, soalnya saya yang paling dekat dengan neneknya pak, hikss." Seulgi benar-benar menangis, Lisa hanya menggeleng karena tingkah ajaib sahabatnya ini, tidak heran Seulgi sangat pandai dalam berlaga, karena setiap dia menonton film atau drama dia selalu ikut akting katanya siapa tau nanti dia ditawarkan bermain film sinetron juga boleh, asal jangan sinetron azab katanya.

"Yasudah sana pergi, buat nenekmu semoga tenang dialam sana, mari sejenak kita berdo'a sesuai dengan kepercayaan masing-masing, buat yang atheis juga berdo'a, berdo'a dimulai." Ingin rasanya Lisa tertawa sekarang, karena Mr. Sinting ada-ada saja, dan benar mereka semua berdo'a untuk nenek Lisa yang sudah meninggal dari zaman baheula.

"Terimakasih semua, kami permisi." Lisa dan Seulgi keluar dari ruangan, setelah sampai parkiran Lisa tidak bisa menahan tawanya karena akting Seulgi sangat mendalami.

"Gi sumpah lu ada-ada aja, abis ini kita ke warnet sekalian makan taichan." Seulgi mengangguk karena warnet yang Lisa maksud adalah tempat biasa mereka nongkrong, disana warnet sekaligus tempat makan, kreatif sekali.

Sesampainya disana, mereka langsung disuguhi pemandangan orang dengan mayoritas pria, mereka berdua berjalan ketempat mereka biasanya, masih beruntung tempat mereka belum ada yang nempatin.

"Kamu Lisa? Lisa anak Teknik?." Tanya cewek mungkin OP baru di warnet ini, cewek dengan rambut di blonde, cewek itu memaksa duduk didekat Lisa padahal tempatnya hanya muat untuk satu orang.

"Salam kenal aku Joy, anak Farmasi." Ucapnya menyodorkan tangannya kepada Lisa, Lisa dengan senyum dipaksakan membalas jabatan tangan Joy, entah apa alasan gadis itu bekerja sampingan padahal bukan bidangnya, Lisa enggan bertanya.

"Ah, lu Seulgi ya, mantan Jimin." Sudah tidak heran lagi kalau anak Farmasi bertemu Seulgi akan mengatainya pacar Jimin, karena Seulgi tipe yang mendekati orang akan selalu ngintilin, padahal kan dia ngintilin Jimin karena kepo sama kakaknya Jimin.

"Jangan panggil gue gitu lagi KinderJoy, gue gak pernah suka sama Jimin, dia yang naksir sama gue, jangan panggil gue mantannya." Joy terlihat tidak tertarik membalas ucapan Seulgi, kini Joy duduk didekat Lisa, lebih tepatnya dipangku mungkin (?)

"Genit amat lu baru pertama kali ketemu orang langsung dipangku, turun lu, temen gue keliatan tersiksa tuh." Benar apa yang dikatakan Seulgi, Lisa seperti anak kecil yang takut diperkosa, wajahnya memerah, seperti orang yang menahan tangisnya.

Bip*bip

"Jemput Mama jam 5:30."  Pesan dari Jennie yang tidak dibalas oleh Lisa,gadis itu masih kesal dengan Jennie karena tingkah semena-menanya tadi pagi. Joy yang mendengar notif dari HP Lisa langsung menoleh kearah Lisa dengan menyipitkan matanya.

"Pacar kamu?." Lisa dengan cepat menggeleng.

"Buka, Mamaku." Lagi lagi memaksakan senyumnya karena Joy belum juga pindah posisi.

Untung saja tempat mereka berada di paling pojok dengan penyekat yang berjarak sekitar 1 meter lebih, warnet ini selain nyaman untuk anak muda, ternyata nyaman juga untuk berbuat mesum, tidak heran banyak anak laki-laki yang membawa pacarnya kesini dengan alibi diajak main game atau diajak makan, tapi ujung-ujungnya di grepe juga.

"Joy balik gak lu, liat tuh temen gue mau berdiri jadi gak enak, hush hush." Seulgi yang kasihan melihat wajah Lisa yang tertekan karena dia tidak suka skinship apalagi dengan orang baru, tetapi mengingat Lisa yang tidak enakan, jadilah dia membiarkan Joy duduk disampingnya lebih tempatnya di pangkuannya.

Dengan kesal Joy berdiri dari tempatnya duduk kemudian...

Chup

Dengan tiba-tiba Joy mencium pipi Lisa, Lisa meremas kuat mouse yang sedang dipegangnya, bagaimana jika Jennie melihatnya? Sudah dipastikan mereka akan saling jambak menjambak, membayangkannya saja bulu ketiaknya merinding.
.
.
Ya god, kesel banget padahal tadi 1k lebih kata tapi yang di up cuman 700, khm, untung sabar.

STEPCHILD [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang