Karena tidak tahan melihat pemandangan yang tak jauh dari jangkauannya itu, Jennie langsung berdiri dengan menghentakkan kakinya, melihat mood Jennie yang memburuk teman-temannya tidak ada lagi yang berani mengejeknya.
Jennie berjalan lurus dengan tatapan datar, hanya terfokus pada satu titik yaitu anak tirinya.
Jennie langsung menarik tangan Lisa yang membuat sang empu terlihat bingung, Rosè sudah menangkap sinyal tak bersahabat dari Jennie, gadis itu ikut menarik tangan Lisa untuk tetap duduk menemaninya.
Jennie menatap Rosè dengan tatapan tajam, bergantian menatap tangan yang dia pegang.
Rosè tak gentar dengan tatapan itu, lagipula apa salahnya dia berbincang dengan Lisa, mengapa Ibu tiri Lisa menjadi sangat protective padahal dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan, Mama nya saja tidak se posesif ini tetapi mengapa Jennie sangat posesif pikir Rosè."Kenapa mah? Aku mau nemenin kak Rosè dulu, Mama kalau mau balik bisa balik sendiri kan? Nanti aku nebeng sama mobilnya kak Rosè sekalian nemenin dia ke Gramedia." Jennie sudah tidak tahan dengan Lisa, dia marah dia cemburu tidakkah Lisa mengerti?!
Jennie mendekat kearah Lisa lalu membisikkannya "Kamu harus memprioritaskan Mama, kamu lupa itu?!." Tanya Jennie penuh penekanan lalu menggigit telinga Lisa, yang membuat Lisa sedikit tertegun dan bergidik.
Lisa tidak perduli dengan tatapan Jennie, gadis itu dengan santainya menggandeng lengan Rosè kemudian meninggalkan Jennie yang keliatan kesal, sebenarnya Lisa bingung ada apa dengan Jennie, tidak bisakah dia bersikap layaknya seorang Ibu, bukan ingin negatif thingking tapi sedikit demi sedikit dia menerima masukan Seulgi.
"Kamu cuman milikku Lisa, hanya milik Mama, jangan berani macam-macam kamu." Ucapnya tersenyum miring lalu meninggalkan temannya setelah mengambil barang belanjaannya.
****
Jennie menunggu kepulangan Lisa sudah hampir 3 jam, panggilannya tidak tersambung, apakah Lisa sengaja mematikan ponselnya, dia tidak bisa tenang dan tidak pernah sekhawatir ini jika bersama Siwon malahan dia sangat bersyukur kalau Siwon tidak pulang selamanya, dengan begitu dia bisa bersama dengan anaknya sepanjang waktu.
Cklek
Suara pintu terbuka, dan benar dia adalah Siwon, terlihat raut wajah kecewa ketara diwajah Jennie, sedangkan Siwon sangat sumringah karena tumben sekali Jennie menunggunya di depan pintu.
Siwon langsung memeluk erat Jennie, Jennie hanya pasrah membalas pelukan itu, padahal dia tidak menunggu Siwon tetapi anaknya.
"Kamu kangen? Mas juga kangen sekali sama kamu." Siwon menciun puncak kepala istri yang sangat ia cintai.
"Iya Mas." Jawab Jennie sekenannya karena cemas Lisa tak kunjung pulang.
Ceklek
Lisa pulang, Jennie segera melepaskan pelukan Siwon, lalu mendekat kearah Lisa kemudian memeluknya, entah apa yang dipikirkan Siwon Jennie tidak perduli, yang dia inginkan saat ini dan selamanya adalah Lisa, bukan Siwon.
"Eh Pah, baru pulang? Ciee yang ditungguin Mama." Ucap Lisa sedikit mengejek dengan itu Jennie semakin mengeratkan pelukannya, Salahkah Siwon jika saat ini dia merasa diabaikan?
"Iya nih, tumben Mama kamu nunggu disini, biasanya dikamar, Papa mau ganti baju dulu gerah." Siwon tersenyum lalu mengelus puncak kepala Lisa dengan sayang, kemudian berjalan meninggalkan Jennie yang masih memeluk Lisa seperti Koala.
"Mah lepasin, Mama harusnya peluk Papa, kasian Papa baru pulang malah langsung meluk aku." Jennie tak menghiraukan ucapan Lisa.
"Mama kangen sama kamu apa salahnya sih, lagian kamu lama banget beli bukunya, janji mulai sekarang prioritasin Mama gak mau tau." Jennie melepaskan pelukan Lisa lalu mencium pipinya, Lisa agaknya sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan Jennie.
"Iya Ma." Ucap Lisa pasrah yang membuat Jennie sangat bahagia.
Jennie menarik lengan Lisa untuk duduk dimeja makan, dia sudah memasak seperti biasanya, hanya untuk Lisa, bilang saja Jennie istri yang durhaka.
Jennie sangat telaten melayani Lisa, untung saja Siwon masih mandi jadi Jennie tidak terganggu melayani pujaan hatinya.
Kini mereka bertiga tengah nonton TV bersama tentu saja Jennie berada di tengah diam-diam mengelus dan menggenggam tangan Lisa, padahal posisinya dia sedang menyuapi kripik singkong untuk Siwon, see? Dia sangat pintar bermain peran.
"Pah kapan kita liburan?." Tanya Lisa random.
Siwon menatap anak semata wayangnya kemudian terlihat berpikir.
"Lusa, sabtu bagaimana? Nanti kita nginep di villa?." Lisa terlihat antusias lalu memeluk Papanya melewati Jennie yang berada ditengah, tidak tahukah Lisa kalau Ibu tirinya menahan napas kala tubuh itu menyentuh bagian dadanya?
Jennie benar-benar hilang kontrol saat tangan Lisa terasa slow motion menyentuh sedikit pahanya, ingin rasanya dia menerjang gadis ini tetapi persetan dengan Siwon.
Jennie memejamkan matanya, membayangkan Lisa menyentuhnya, membuatnya horny dan basah.
"Shh." Ringisan yang terdengar seperti desahan itu keluar dari mulut Jennie, membuat Lisa dan Siwon mengernyitkan dahinya.
Tersadar dengan tindakannya Jennie berusaha senormal mungkin kemudian tersenyum.
"Digigit semut tadi, nakal banget." Yang kemudian hanya ditanggapi dengan ooh ria dari Lisa dan Siwon.
Setelah selesai menonton kini mereka masuk ke kamar masing-masing, Jennie benar-benar tidak bisa tidur karena belum melaksanakan rutinitas malamnya yaitu melecehkan anak tirinya wkwk.
Sekuat tenaga Jennie menahan hasratnya badannya semakin terasa panas dingin, Siwon sudah membelakanginya yang artinya pria itu sudah tertidur.
Jennie meremas payudaranya membayangkan Lisa diatasnya, membayangkan Lisa menjikati setiap inci dari tubuhnya.
Jennie memaksakan tidurnya, untuk malam ini biarlah dia menemani Siwon, tapi camkan hanya malam ini.
.
.
Yuhuu, gue sengaja nama pembantunya naeun soalnya dia pembully.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPCHILD [JENLISA]
Fiksi Penggemar18++ tidak disarankan untuk yang masih dibawah umur dan homophobic. Jennie si uke barbar yang terjebak dalam hubungan ibu dan anak, bukannya jatuh cinta sama bapaknya, Jennie malah kepincut sama anaknya.