Tepat setelah mereka sampai di pulau Jeju, Siwon dan keluarga kini telah bersenda gurau layaknya sebuah keluarga bahagia dengan orang tua yang lengkap, tetapi orang-orang tidak ada yang mengetahui apa isi hati seseorang bukan?
"Papa 15 menit lagi ada pertemuan, apa tidak masalah kalian berkeliling berdua saja?." Tanya Siwon yang berhasil mengalihkan atensi keduanya, berbeda reaksi yang diterima, satunya kecewa satunya lagi bahagia karena pengganggu nya akan pergi.
"Sesibuk itu ya Pa?." Tanya Lisa yang diangguki Siwon dengan senyuman.
Lisa berusahalah mengerti, toh juga ini demi dirinya, sekalipun dia sangat merindukan sosok ayahnya ini.
"Gapapa kok, aku sama Lisa udah ada agenda kok, iyakan sayang?." Lisa yang tak ingin membebani Papanya hanya mengangguk lagi-lagi dengan senyum sedikit hambar.
Tak lama dari itu Siwon sudah meninggalkan Villa, kini tinggal Jennie dan Lisa yang tengah makan siang bersama, dengan keadaan yang cukup hening, karena Lisa sedikit diam sejak kepergian Siwon, entah alasannya apa Jennie pun bertanya-tanya.
"Makan yang banyak biar makin gembul ni pipi." Ucap Jennie memberikan lauk untuk Lisa, gadis itu menoleh sesaat kemudian kembali fokus kearah makanannya.
Setelah selesai makan mereka sedang duduk, menikmati angin pergantian musim.Jennie mendekat kearah Lisa dengan mengenakan baju yang sangat minim serta rok yang sangat kekurangan bahan, bahkan sekarang celana dalam serta BH nya bisa dilihat oleh gadis itu.
Dengan sengaja Jennie menjatuhkan dirinya di depan Lisa.
Brukk
"Aduh, sakitt!." Teriak Jennie yang mampu mengalihkan atensi Lisa, itu benar-benar sakit karena niatnya dengan sengaja, malah kesandung beneran, apes banget batinnya.
Lisa berlari berlari kearah Jennie meski jarak mereka sangat dekat, Lisa benar-benar panik mendengar suara gedebuk yang cukup keras berbenturan dengan lantai kayu villa ini.
Lisa terlihat menegang sedikit, bagaimana tidak, setelah melihat pemandangan yang sangat membuat jantung tidak aman, kini Jennie mengalungkan tangannya di leher Lisa, membuat payudaranya sangat dekat dengan jangkauan mata Lisa.
Glek
Lisa menelan ludahnya kasar, sedangkan Jennie kembali berpura-pura dengan sedikit mendesah.
"Asshh, ouch, ahh, ssakitt, ahh." Lisa memeriksa kaki Jennie, ketika dia menyentuhnya, Jennie kembali meringis yang terdengar seperti desahan.
"Apa masih sakit Mah? Lain kali kalo jalan liat liat, kaki aja punya mata mah masa--." Aduh hampir saja Lisa keceplosan mengatakan Jennie tidak punya mata.
"Apa?!." Tanya Jennie sedikit sinis.
"Nggak, mana yang sakit."
"Ahh, sshh, yanghh inihh sayangghh." Entah apa yang merasuki Jennie tetapi Lisa tetap memeriksa pergelangan kaki wanita itu.
"Ini keseleo Mah." Ucap Lisa, sedikit kecewa karena sudah pasti dia tidak akan bisa keluar malam ini untuk berkeliling, sudah dipastikan dia akan menjaga Jennie.
Jennie tersentak saat merasakan satu tangan menelusup dibagian punggungnya dan satu lagi dibagian bawah lutut.
Lisa menggendongnya, aahh ingin sekarang dia teriak saking bahagianya, dia memejamkan matanya, berharap Lisa menjamah tubuhnya sekarang, tidak apa dia harus keseleo dan tidak keluar villa nantinya, asal di lecehkan oleh Lisa dia siap lahir batin.
Setelah sampai kamar Jennie sedikit kecewa karena Lisa hanya melepasnya tidak meng unboxing dirinya "sabar Jennie, sebentar lagi." Batinnya memberi semangat untuk dirinya.
Sedangkan Lisa entah darimana datang membawa tukang pijat untuknya, Jennie segera mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya, Lisa terlihat heran akan tingkah Ibu sambungnya ini, tadi saja sangat seksi tetapi sekarang? Ah entahlah, Lisa malas berpikir untuk saat ini.
"Saya tidak butuh tukang pijat, mohon anda pergi, saya tidak ingin di urut, bisa anda pergi." Ucap Jennie datar, sedangkan Lisa sudah keluar, mungkin untuk memberi ruang hatinya karena dibuat seperti habis Jumpscare oleh pemandangan yang disajikan Jennie, bukan pulau Jeju.
Tukang pijat itu terlihat menyeringai, sudah pasti dia memiliki niat yang tidak baik setelah melihat kemolekan tubuh Jennie.
"Keluar!." Pria itu tidak keluar, malah semakin mendekat, menindih Jennie, lalu membekap mulut wanita itu, Jennie sekarang sulit bernapas, air matanya mengalir tanpa ia minta, bukan ia cengeng, melainkan trauma yang sudah ia kubur lama kini terjadi lagi, bahkan dahulu dia tidak pernah bisa tidur, tidak pernah bisa makan dan tidak pernah hidup dengan tenang karena dihantui trauma yang membuatnya sangat membenci bahkan ingin memusnahkan semua pria hidung belang di muka bumi ini.
"Lisaaa!." Teriak Jennie karena menggigit tangan pria itu, Lisa yang mendengar sedikit teriakan Jennie segera berlari menuju kamar, bagaiamana ia tidak dibuat terkejut, kini tukang urut bangsat yang tidak tahu malu itu tengah mengeluarkan alat kelaminnya, Lisa dengan segera menariknya, membantingnya ke tembok, meninjunya tanpa ampun, walaupun sekali dua, muka mulusnya juga terkena pukulan pria itu, setelah membuat tukang urut itu tidak bisa bergerak Lisa menghampiri Jennie lalu memeluknya.
"Hikss, hiksss." Jennie mengencangkan pelukannya karena merasa sangat takut.
"Maaf, maaf." Ucap Lisa merasa bersalah karena dia menemukan tukang urut ini rekomendasi dari orang yang dia temui dijalan, katanya dia tukang urut yang paling hebat di pulau ini, tetapi ah sudahlah Lisa pastikan pria itu tidak akan hidup tenang sekalipun sudah masuk penjara.
Jennie menggeleng, lalu mendongak kearah Lisa, menatap wajah itu membiru membuatnya kembali menangis sesegukan, sungguh melihat luka Lisa karenanya membuat hatinya kembali sakit, ahh dia semakin membenci pria, lelaki, bahkan waria.
Setelah pria itu dibawa petugas, kini Jennie tengah mengobati lebam diwajah Lisa, Jennie meminta hal ini tidak diberitahukan kepada Siwon karena tidak ingin mengganggu pekerjaan pria itu, sedangkan Lisa bersikukuh untuk memberitahu tetapi Jennie memelas, yang membuat Lisa tak tega.
Jennie belum bisa menceritakan riwayat hidupnya kepada Lisa, tentang pelecehan yang pernah ia alami sewaktu kecil, dan kembali lagi terulang saat ini, Jennie pasti sehabis ini akan sangat kacau, tetapi kehebatan Jennie adalah menyembunyikan sesuatu yang dianggapnya tidak terlalu bermanfaat bagi orang lain, sekalipun sebenarnya dia ingin bercerita tetapi ada hal yang membuatnya bertahan dengan diamnya sampai saat ini.
.
.
Plot twist ternyata tukang urutnya adalah author xixixi
Dikarenakan author ini sedikit bejat terbukti karena nama FB nya dahulu adalah Awthoer cHi' cwkz bJatzz claloe cynk kmueh..
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPCHILD [JENLISA]
Fanfiction18++ tidak disarankan untuk yang masih dibawah umur dan homophobic. Jennie si uke barbar yang terjebak dalam hubungan ibu dan anak, bukannya jatuh cinta sama bapaknya, Jennie malah kepincut sama anaknya.